Jumat, 26 Agustus 2016

BEAUTIFUL FLOWER

"BEAUTIFUL FLOWER"





BEAUTIFUL FLOWER

Menulislah sebelum ceritamu dituliskan oleh orang lain,menulislah karena siapa tahu ada diantara tulisanmu yang akan kuwujudkan, menulislah karena menulis kamu sudah dapat berkarya, menulislah karena semua yang ditulisan dari hati akan sampai kehati,menulislah supaya ada yang dapat dibaca!!! Let’s write bismillahirahmanirahim.
 Bunga juga memiliki makna dan arti yang berbeda-beda tergantung jenisnya Misalnya, kata orang bunga mawar merah sebagai bunga yang paling indah dan romantis, mawar putih Sesuai filosofi putih itu suci, sama halnya dengan mawar putih yang melambangkan ketulusan dan kesucian perasaan terhadap seseorang, mawar hitam katanya melambangkan kesedihan atau perpisahan, nah untuk si mawar biru yang sedang dalam  gengaman tanganku itu sama halnya dengan mawar mawar biru lainnya yang ada diluar sana mawar yang katanya tidak pernah ada!!! Tidak pernah ada secara alami, ada sih tapi adanya diperoleh dengan hasil rekeyasa genetika yang katanya memiliki arti menaruh sebuah harapan yang tidak pernah terbalaskan.
Bunga itu indah terlihat dari warna,bentuk,kelopak dan tangkai seakan-akan mengajak hati untuk tetap bersama sibunga ,iya bunga itu indah bagiku kalimat yang sangat simple tapi bermakna banyak hehe  coba semua orang memiliki sudut pandang yang sama dengan ungkapan kalimatku tentang bunga mawar, tapi kan tidak mungkin? Semua orang punya sudut pandang yang berbeda-beda ada yang mungkin sama,sependapat,mendekati,memiliki uraian lain atau bahkan ada yang tidak sama sekali sependapat. Bunga mawar khusus bunga mawar merah katanya sih yang paling dahsyat untuk mewakili perasaan cinta. Jadi kalau dipikir-pikir cinta dan bunga tidak jauh beda anggap saja mereka tidak memiliki definisi yang pasti sebab kenapa kan masing-masing orang punya pendapat yang berbeda-beda tentang cinta dan bunga.
Berbicara tentang bunga , bunga yang merupakan ciptaan Allah SWT yang indah, Dan bunga juga sangat bermanfaat hingga ada yang buat parfum loh dan kebutuhan lainnya, tentunya makin keren aja nih si bunga mawar. lagi lagi membuat kita harus bersyukur karena ‘’Sesungguhnya Allah menumbuhkan butir tumbuh-tumbuhan dan biji buah-buahan. Dia mengeluarkan yang hidup dari yang mati dan mengeluarkan yang mati dari yang hidup. demikian ialah Allah, maka mengapa kamu masih berpaling?”  (Surah.Al An’am:95).
 

Laporan Penilaian Rumah Sehat Di Pulau Balanglompo Kelurahan Mattiro sompe’, Kecematan Liukang Topabbiring, Kabupaten Pangkep



Mata Kuliah       :  Sanitasi Permukiman
Dosen                 :  Ir. H. Abdur rivai,. MT
   Haderiah , SKM.,M.Kes

“Laporan Penilaian Rumah Sehat Di Pulau Balanglompo
Kelurahan Mattiro sompe’, Kecematan Liukang
Topabbiring, Kabupaten Pangkep”



  

Disusun Kelompok 1:
Adi Hermanto                                              PO.71.4.221.13.2.016
Ahmad Nur Iman                                        PO.71.4.221.13.2.016
                      Feranita Toding Rongko                           PO.71.4.221.13.2.016
Ghita Dwi Lestari                                       PO.71.4.221.13.2.016
                     Hendrik                                                        PO.71.4.221.13.2.038
                     Riri Rezky Ramadani                                  PO.71.4.221.13.2.024
Muh. Muhlis p                                             PO.71.4.221.13.2.038
                    Muh. Wahyu muhammad                            PO.71.4.221.13.2.038
                    Melissa telaumbanua                                  PO.71.4.221.13.2.038 
                    Nurwida pertiwi                                           PO.71.4.221.13.2.038
Nurul Fahmi                                               PO.71.4.221.13.2.038
Suarni S.                                                       PO.71.4.221.13.2.038
                    Syamsinar N                                                 PO.71.4.221.13.2.049

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MAKASSAR
KESEHATAN LINGKUNGAN
PRODI D-IV
2016


HALAMAN PENGESAHAN
Laporan Survei dan Observasi Penilaian Rumah Sehat Di Pulau Balang Lompo Kelurahan Mattiro Sompe Kecamatan Liukang Tuppabiring Kabupaten Pangkep
Disusun dan Diajukan Oleh:
KELOMPOK 1
                                             
Menyetujui,
Tim Dosen
Ketua

Ir.Abdur Rivai.MT


Anggota



Haderiah,SKM.,M.Kes

Ketua Jurusan Kesling                                            Ketua Program Studi
                                                                                    D.IV Jurusan Kesling


Hj. Wahyuni Sahani,ST.,M.Si                                  Hj.Inayah,SKM.,M.Si


RINGKASAN

Rumah sehat dapat diartikan sebagai tempat berlindung, bernaung, dan tempat untuk beristirahat, sehingga menumbuhkan kehidupan yang sempurna baik fisik, rohani, maupun sosial (Sanropie dkk., 1989). Rumah merupakan salah satu kebutuhan pokok kita sehari-hari serta untuk berteduh apabila terjadi panas dan hujan, sebagai tempat berlindung kita. Rumah juga dapat menimbulkan beberapa risiko penyakit termasuk bahaya radiasi dan pencemaran udara apabila setiap harinya tidak bersih. Agar penghuni rumah terhindar dari penyakit-penyakit tersebut, maka diperlukan kondisi kualitas kesehatan lingkungan rumah yang baik.
Tujuan kegiatan untuk mengetahui kondisi komponen rumah penduduk di pulau balang lompo kelurahan mattirosompe,kecematan liukang tupabbiring,kabupaten pangkep. Jenis kegiatan ini adalah suatu kegiatan survei sanitasi kawasan pesisir dengan menggunakan metode penilaian rumah sehat. Lokasi kegiatan survei rumah sehat Di Pulau Balang Lompo Kelurahan Mattiro Sompe Kecamatan Liukang Tuppabiring Kabupaten Pangkep.
Dapat disimpulkan bahwa dengan adanya survei rumah sehat di kawasan pesisir merupakan kegiatan yang dapat menambah pengetahuan masyarakat di lokasi tersebut khususnya mengenai kriteria rumah sehat.



KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim.
              Puji syukur atas kehadirat Allah swt. Yang telah melimpahkan Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga Laporan sanitasi permukiman ini dapat selesai dengan tepat waktu. Terwujudnya laporan ini, tidak terlepas dari bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu saya selaku penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1.    Ir. H. Abdurrivai, MT dan Haderiah , SKM.,M.Kesselaku dosen pengampu pada mata kuliah Penyehatan Air-B yang telah memberikan ilmu  dan sumbangsinya dalam menyusun makalah ini.
2.    Bapak dan Ibu tercinta yang telah memberikan motivasi dan dukungan baik moral maupun spiritual.
3.    Teman-teman yang tercinta yang telah sabar untuk meluangkan waktunya untuk berdiskusi dalam menyusun makalah ini.
4.    Dan semua pihak yang telah membantu dalam  menyusun makalah ini.
Dalam makalah ini terdapat beberapa pembahasan materi mengenai sanitasi permukiman. Namun dalam penyusunannya masih terdapat banyak kekurangan oleh karena itu kritik dan saran yang membangun diharapkan penulis dari semua pihak, agar kedepannya lebih baik lagi dalam menyusun makalah.  
Akhir kata semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi semua pihak, baik itu  penulis terlebih kepada pembacanya.
Wasallam.
Makassar,    Mei  2016


Penulis



DAFTAR ISI
            Halaman
HALAMAN SAMPUL  ........................................................................ i
HALAMAN PENGESAHAN .............................................................. ii
RINGKASAN  .................................................................................... iii
KATA PENGANTAR .......................................................................... iv
DAFTAR ISI ........................................................................................v
DAFTAR TABEL  ................................................................................ vi
BAB I PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang ............................................................. 1
B.    Tujuan ........................................................................... 2
C.   Manfaat ......................................................................... 3
BAB II TARGET DAN LUARAN
BAB III METODE PELAKSANAAN
A.    Gambaran umum .......................................................... 5
B.    Jenis kegiatan................................................................ 5
C.   Waktu dan lokasi ........................................................... 5
D.   Teknik pengumpulan data.............................................. 6
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A.    Hasil  ............................................................................ 7
B.    Pembahasan  ............................................................... 9
BAB V PENUTUP
A.    Kesimpulan .................................................................. 16
B.    Saran ........................................................................... 18
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN- LAMPIRAN




DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel 1. Komponen langit-langit ................................................      2
Tabel 2. Dinding  ........................................................................      2
Tabel 3. Lantai  ..........................................................................       8         
Tabel 4. Jendela .......................................................................      8
Tabel 5. Jendela ruang keluarga ..............................................      8
Tabel 6. Ventilasi  .....................................................................       8
Tabel 7. Lubang asap dapur ....................................................       9
Tabel 8. Komponen langit-langit ..............................................      9

BAB I
PENDAHULUAN
A.  Latarbelakang masalah
Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri atas 17.508 pulau dengan panjang garis pantai kurang lebih 81.000 km dan merupakan pantai terpanjang ke dua di dunia setelah Kanada, maka persoalan pantai di Indonesia menjadi topik yang sangat penting untuk pengambangan dan pembangunan di Indonesia. Rumah pada dasarnya merupakan bangunan tempat hunian yang sangat penting bagi kehidupan setiap orang. Rumah tidak sekedar sebagai tempat untuk melepas lelah setelah bekerja seharian, namun didalamnya terkandung arti yang penting sebagai tempat untuk membangun kehidupan keluarga sehat dan sejahtera. Rumah yang sehat dan layak huni tidak harus berwujud rumah mewah dan besar namun rumah yang sederhana dapat juga menjadi rumah yang sehat dan layak dihuni Rumah sehat adalah kondisi fisik, kimia, biologi didalam rumah dan perumahan sehingga memungkinkan penghuni atau masyarakat memperoleh derajat kesehatan yang optimal.
Rumah merupakan salah satu kebutuhan pokok kita sehari-hari serta untuk berteduh apabila terjadi panas dan hujan, sebagai tempat berlindung kita. Rumah juga dapat menimbulkan beberapa risiko penyakit termasuk bahaya radiasi dan pencemaran udara apabila setiap harinya tidak bersih. Agar penghuni rumah terhindar dari penyakit-penyakit tersebut, maka diperlukan kondisi kualitas kesehatan lingkungan rumah yang baik.
Untuk mewujudkan lingkungan perumahan yang sehat harus memperhatikan lokasi, kualitas tanah dan air tanah, kualitas udara ambien, kebisingan, getaran dan radiasi, sarana dan prasarana lingkungan (saluran air, pembuangan sampah, jalan, tempat bermain, dan sebagainya), binatang penular penyakit (vektor), dan penghijauan.
Bila lingkungan perumahan tidak diperhatikan, maka dapat memudahkan terjadinya penularan dan penyebaran penyakit, seperti diare, cacingan, ISPA, TBC, demam berdarah, malaria, typhus, leptospirosis, dan dapat menyebabkan kecelakaan seperti kebakaran, tertusuk paku atau kaca, terpeleset, terantuk, dan sebagainya. Supaya lingkungan rumah kita tidak merupakan sumber penularan penyakit maka diperlukan partisipasi kita semua untuk turut memelihara serta menjaga lingkungan dan rumah supaya tetap bersih dan sehat sehingga menjadi tempat penghunian yang aman dan nyaman. Oleh karena itu kita harus memperhatikan masyarakat yang ada di kawasan pesisir dengan melakukan survei sanitasi rumah sehat khususnya di pulau balang lompo kelurahan mattirosompe,kecematan liukang tupabbiring, kabupaten pangkep.
B.  Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui kondisi komponen rumah penduduk di pulau balang lompo kelurahan mattirosompe,kecematan liukang tupabbiring,kabupaten pangkep.
2.  Tujuan khusus
a.  Untuk mengetahui kondisi langit-langit rumah penduduk di pulau balang lompo, kelurahan mattiro sompe’, kecematan liukang tupabbiring,kabupaten pangkep.
b.  Untuk mengetahui kondisi dinding rumah penduduk di pulau balang lompo, kelurahan mattiro sompe’, kecematan liukang tupabbiring,kabupaten pangkep.
c.   Untuk mengetahui kondisi lantai rumah penduduk di pulau balang lompo, kelurahan mattiro sompe’, kecematan liukang tupabbiring,kabupaten pangkep.
d.  Untuk mengetahui kondisi jendela rumah penduduk di pulau balang lompo, kelurahan mattiro sompe’, kecematan liukang tupabbiring,kabupaten pangkep.
e.  Untuk mengetahui kondisi jendela ruang keluarga rumah penduduk di pulau balang lompo, kelurahan mattiro sompe’, kecematan liukang tupabbiring,kabupaten pangkep.
f.    Untuk mengetahui kondisi ventilasi rumah penduduk di pulau balang lompo, kelurahan mattiro sompe’, kecematan liukang tupabbiring,kabupaten pangkep.
g.  Untuk mengetahui kondisi lubang asap dapur rumah penduduk di pulau balang lompo, kelurahan mattiro sompe’, kecematan liukang tupabbiring,kabupaten pangkep.
h.  Untuk mengetahui kondisi pencahayaan rumah penduduk di pulau balang lompo, kelurahan mattiro sompe’, kecematan liukang tupabbiring,kabupaten pangkep.
C. Manfaat
1.    Agar mahasiswa dapat menjadikan referensi acuan dalam penelitian.
2.    Menambah pengetahuan tentang perumahan sehat wilayah pesisir.
3.    Dapat mengetahui kondisi komponen rumah penduduk wilayah pesisir.

BAB II
TARGET DAN LUARAN

Wilayah pesisir merupakan wilayah daratan yang berbatasan dengan laut. Batas di daratan meliputi daerah-daerah yang tergenang air maupun yang tidak tergenang air yang masih dipengaruhi oleh proses-proses laut, seperti pasang surut, dan intrusi air laut. Sedangkan batas di laut adalah daerah-daerah yang dipengaruhi oleh proses-proses alami di daratan, seperti sedimentasi dan mengalirnya air tawar ke laut, serta yang dipengaruhi oleh kegiatan-kegiatan manusia di daratan (Supriharyono, 2000 ).
Rumah sehat dapat diartikan sebagai tempat berlindung, bernaung, dan tempat untuk beristirahat, sehingga menumbuhkan kehidupan yang sempurna baik fisik, rohani, maupun sosial (Sanropie dkk., 1989).
Pulau balang lompo merupakan target yang tepat dalam kegiatan survei penilaian rumah sehat karena pengetahuan, akses transportasi dan kebutuhan di wilayah pesisir masih terbatas karena sulit untuk di jangkau. Rumah yang sehat dan layak huni tidak harus berwujud rumah mewah dan besar namun rumah yang sederhana dapat juga menjadi rumah yang sehat dan layak dihuni Rumah sehat adalah kondisi fisik, kimia, biologi didalam rumah dan perumahan sehingga memungkinkan penghuni atau masyarakat memperoleh derajat kesehatan yang optimal.
Luaran yang diharapkan dalam kegiatan suvei yaitu:
1.   Dapat memperkenalkan ke masyarakat bahwa Perumahan Sehat merupakan aspek penting dalam peningkatan derajat kesehatan masyarakat.
2.   Dapat menjadikan Pulau Balang Lompo sebagai Pulau percontohan bagi kawasan pesisir di daerah lain.
3.   Dapat menciptakan inovasi baru kepada masyarakat terkait dengan rumah sehat di Pulau Balang Lompo.
4.   Masyarakat di Pulau Balang Lompo sudah menerapkan prilaku hidup bersih dan sehat dalam tatanan rumah tangga.
5.   Masyarakat di Pulau Balang Lompo sudah dapat mengetahui tentang komponen rumah sehat.

BAB III
METODE PELAKSANAAN

A.  Gambaran Umum
Liukang Tuppabiring merupakan wilayah administratif Kabupaten Pangkep dengan pusat pemerintahan Kecamatan berada di Kelurahan Mattiro Sompe. Secara geografis terletak pada posisi koordinat  - LS dan  -  BT. Dikategorikan sebagai kecamatan kepulauan oleh karena wilayahnya berupa pulau-pulau kecil dan perairan laut. Dalam wilayahnya terdapat 42 pulau, dimana 31 pulau diantaranya berpenghuni dan 11 pulau tidak berpenghuni. Jumlah penduduk yang mendiami kecamatan ini tercatat mencapai 29.819 jiwa yang terdiri atas 14.476 laki-laki dan 15.343 perempuan dengan dari etnis yang Bugis dan Makassar. (PMU Coremap II Kabupaten Pangkep, 2007). Batas-batas wilayah meliputi:
1.   Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Barru
2.   Sebelah Timur berbatasan dengan Pesisir Kabupaten Pangkep.
3.   Sebelah Selatan berbatasan dengan Perairan Kota Makassar.
4.   Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Liukang Kalmas.
Pulau balang lompo merupakan salah satu pulau yang ada di kelurahan mattiro sompe’ ,Kecematan Liukang topabbiring,Kabupaten Pangkep yang merupakan daerah  kawasan pesisir. Menurut jaraknya, letak masing-masing kepulauan ke ibukota kecamatan berkisar anatara 1-2 km.
Pulau balang lompo kelurahan mattiro sompe’, Kecematan Liukang topabbiring Kabupaten pangkep  jumlah kepala keluarga sebanyak 430 KK.
B.  Jenis Kegiatan
Jenis kegiatan ini adalah suatu kegiatan survei sanitasi kawasan pesisir dengan menggunakan metode penilaian rumah sehat.
C.  Waktu dan Lokasi
Hari/Tanggal           : Sabtu, 28 Mei 2016
Waktu                     : 13.00– Selesai
Lokasi                  : Di Pulau Balang Lompo Kelurahan Mattiro Sompe   Kecamatan Liukang Tuppabiring Kabupaten Pangkep.
D.  Teknik pengumpulan data
Data ini merupakan data primer diperoleh berdasarkan hasil pengamatan langsung dan hasil wawancara di lokasi penelitian dengan menggunakan instrumen penilaian rumah sehat.


BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN 
A.  Hasil
1.    Umum
Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil survei formulir penilaian rumah sehat dari 130 jumlah kk tidak ada yang memenuhi kriteria standar rumah sehat dengan komponen rumah yang dinilai terdiri dari komponen rumah, sarana sanitasi dan prilaku penghuni. Hasil pengamatan yang diperoleh, kondisi rumah pada umumnya tidak memiliki langit- langit dan ventilasi berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan kondisi permukiman di wilayah tersebut tidk memenuhu persyaratan karena kondisi masyarakat yang kurang mampu dan kurangnya pengetahuan warga.
2.    Khusus
Dari formulir penilaian komponen rumah sehat yang telah di observasi di pulau balang lompo, kelurahan mattiro sompe’, kecematan liukang tupabbiring, kabupaten pangkep dengan jumlah 430 KK yaitu pada tabel sebagai berikut :
Tabel 1. Komponen langit-langit Di Pulau Balang Lompo Kelurahan Mattiro Sompe Kecamatan Liukang Tuppabiring Kabupaten Pangkep.
No
Kriteria Langit –langit
Jumlah 
(KK)
Persen(%)
1
a.   Tidak ada
95
22
2
b.   Ada,kotor,sulit dibersihkan dan rawan kecelakaaan
190
44
3
c.   Ada,basah,bersih dan tidak rawan kecelakaaan
145
34
Total
430
100
Sumber: data primer
Tabel 2. Dinding Di Pulau Balang Lompo Kelurahan Mattiro Sompe Kecamatan Liukang Tuppabiring Kabupaten Pangkep.

No
Kriteria dinding
Jumlah (kk)
Persen(%)
1
a.    Bukan tembok(terbuat dari anyaman bambu/ilalang)
195
45
2
b.    Semi permanen/setengah tembok/pasangan bata atau batu yang tidak diplaster/papan yang tidak kedap air
157
37
3
c.    Permanen (tembok/ pasang batu bata yang tidak diplaster)papan kedap air
78
18
Total
430
100
Sumber: data primer

Tabel 3. Lantai Di Pulau Balang Lompo Kelurahan Mattiro Sompe Kecamatan Liukang Tuppabiring Kabupaten Pangkep.

No
Kriteria lantai
Jumlah(kk)
Persen(%)
1
a.    Tanah
24
6
2
b.    Papan/anyaman bambu dekat dengan tanah/plasteran yang retrak dan berdebu
237
55
3
c.    Diplaster/ubin/keramik/papan (rumah panggung)
169
39
Total
430
100
Sumber: data primer

Tabel 4. Jendela Di Pulau Balang Lompo Kelurahan Mattiro Sompe Kecamatan Liukang Tuppabiring Kabupaten Pangkep.
No
Kriteria jendela
Jumlah
Persen
1
a.    Tidak ada
22 kk
5 %
2
b.    Ada
408 kk
95 %
Total
430 kk
100 %
Sumber: data primer

Tabel 5. Jendela ruang keluarga Di Pulau Balang Lompo Kelurahan Mattiro Sompe Kecamatan Liukang Tuppabiring Kabupaten Pangkep.
No
Kriteria jendela ruang keluarga
Jumlah
Persen
1
a.    Tidak ada
65 kk
15 %
2
b.    Ada
365 kk
85 %
Total
430 kk
100 %
Sumber: data primer

Tabel 6. Ventilasi Di Pulau Balang Lompo Kelurahan Mattiro Sompe Kecamatan Liukang Tuppabiring Kabupaten Pangkep.
No
Kriteria ventilasi
Jumlah
Persen
1
a.    Tidak ada
134 kk
31 %
2
b.    Ada, luas ventilasi permanen< 10% dari luas lantai
256 kk
60 %
3
c.    Ada, luas ventilasi permanen> 10% dari luas lantai
40 kk
9 %
Total
430 kk
100 %
Sumber: data primer

Tabel 7. Lubang asap dapur Di Pulau Balang Lompo Kelurahan Mattiro Sompe Kecamatan Liukang Tuppabiring Kabupaten Pangkep.
No
Kriteria  Lubang asap dapur
Jumlah
Persen
1
a.    Tidak ada
201 kk
47 %
2
b.    Ada, luas ventilasi permanen< 10% dari luas lantai dapur
213 kk
49 %
3
c.    Ada, luas ventilasi permanen> 10% dari luas lantai dapur (asap keluar dengan sempurna) atau ada exhausifan ada peralatan lain yang sejenis
16 kk
4 %
Total
430 kk
100 %
Sumber: data primer

Tabel 8. Pencahayaan Di Pulau Balang Lompo Kelurahan Mattiro Sompe Kecamatan Liukang Tuppabiring Kabupaten Pangkep.
No
Kriteria  Pencahayaan
Jumlah
Persen
1
a.    Tidak terang, tidak dapat dipergunakan untuk membaca
53 kk
12 %
2
b.    Kurang terang, sehingga kurang jelas untuk membaca dengan normal
226 kk
53 %
3
c.    Terang dan tidak silau sehingga dapat digunakan untuk membaca dengan normal.
151 kk
35 %
Total
430 kk
100 %
Sumber: data primer


B. Pembahasan
1.   Umum
Berdasarkan hasil survei formulir penilaian rumah sehat dari 130 jumlah kk tidak ada yang memenuhi kriteria standar rumah sehat dengan komponen rumah yang dinilai terdiri dari komponen rumah, sarana sanitasi dan prilaku penghuni. Untuk penilaian komponen rumah dan sarana sanitasi masih banyak di lokasi tersebut memiliki rumah yang tidak memenuhi kriteria hal ini disebabkan karena secara umum masyarakat terkendala masalah faktor ekonomi selain itu kurangnya pemahaman tentang rumah sehat, dan terkait dengan sarana sanitasi juga dipengaruhi oleh faktor kebiasaan yang di anggap hal yang mudah atau sepele utamanya dari segi sarana kepemilikan jamban dan sarana tempat sampah, dari survei kebanyakan masyarakat menjadikan laut sebagai tempat pembuangan dengan area yang luas.
 Dan untuk prilaku penghuni kebanyakan dalam kriteria ini masih belum rutin tiap hari atau kadang-kadang misalnya membuka jendela kamar tidur, dari survei yang dilakukan ada mengatakan bahwa kebanyakan aktivitas khususnya ibu rumah tangga hanya dirumah saja sehingga untuk membersihkan ada banyak waktu sehingga terkadang kebiasaan membuka jendela kamar tersebut di lakukan jika di inginkan atau ada kemauan.
Untuk mengatasi hal tersebut perlu adanya penyuluhan di lokasi tersebut untuk menambah pengetahuan masyarakat yang selama ini tidak memperhatikan kesehatan masyarakat dan lingkungan. 
2.   Khusus
a.    Langit-langit  Rumah
Berdasarkan survei yang dilakukan di pulau balang lompo kelurahan mattirosompe,Kecematan Liukang topabbiring,Kabupaten Pangkep yang disurvei  dari segi langit-langit rumah tidak memiliki langit-langit 95 kk dengan persentasi 22 %, Ada,kotor,sulit dibersihkan dan rawan kecelakaaan 190 kk dengan persentasi 44 %, dan Ada,basah,bersih dan tidak rawan kecelakaaan 145 kk dengan persentasi 34 % dari 430 kk yang telah di survei.
Berdasarkan yang tercantum dalam Kepmenkes Nomor 829/Menkes/SK/VII/1999 tentang Persyaratan Kesehatan Perumahan.  Langit-langit harus mudah dibersihkan dan tidak rawan kecelakaan. Sehingga perumahan di pulau balang lompo tekait dengan langit-langit masih kebanyakan yang tidak memenuhi kriteria. Dari hasil survei bahwa kebanyakan di sebabkan karena faktor ekonomi kurang dan pengetahuan tentang bahaya akibat langit-langit rumah yang tidak memenuhi kriteria rumah sehat masih kurang serta menyepelekan hal-hal kecil yang terkait dengan langit-langit rumah karena masih merasa aman dengan kondisi tersebut.
Akibat dari rumah yang tidak memiliki langit-langit dan menggunakan atap seng dan ukuran atap rumah < 2,5 meter dari lantai akan menyebabkan suhu panas meningkat yang disebabkan oleh panas dari matahari kontak langsung dengan seng sehingga panas yang diterima sama dengan panas yang dikeluarkan  panas. Maka dari itu perlu adanya peredam panas (dalam hal ini langit-langit = mampu meredam panas).
Jarak langit-langit rumah dengan lantai harus memenuhi syarat (< 2,5 meter dari lantai). Karena dinding yang terlalu rendah mempermudah proses penyebaran suhu panas didalam ruangan.
b.    Dinding Rumah
Berdasarkan survei yang dilakukan di pulau balang lompo kelurahan mattirosompe,Kecematan Liukang topabbiring,Kabupaten Pangkep yang disurvei  dinding rumah kebanyakan bukan tembok(terbuat dari anyaman bambu/ilalang) 195 kk dengan persentasi 45 %, Semi permanen/setengah tembok/pasangan bata atau batu yang tidak diplaster/papan yang tidak kedap air 157 kk dengan persentasi 37 %, dan Permanen (tembok/ pasang batu bata yang tidak diplaster)papan kedap air  98 kk dengan persentasi 18 % dari 430 kk yang telah di survei.
Dengan kondisi perumahan warga tersebut maka dapat menyebabkan udara kotor dan vektor langsung masuk ke dalam rumah sehingga penghuni rentan terhadap penyakit. Selain itu kondisi dinding yang terbuat dari bambu dapat menyebabkan sinar matahari dapat langung menembus kedalam rumah sehingga suhu udara di dalam ruangan menjadi tinggi dan menimbulkan ketidaknyaman.
Kondisi perumahan warga tersebut disebabkan oleh faktor ekonomi dan kebanyakan tersedia kayu atau bambu karena aksesnya mudah yang di peroleh dari pulau tetangga, sebenarnya rumah kayu dapat memenuhi kriteria apabila dinding dari kayu masih kuat dan kokoh tidak di makan oleh hewan(aneh) karena pesyaratan rumah sehat seharusnya memiliki konstruksi rumah yang kuat, dapat menghindarkan dari bahaya kecelekaan dan memberi perlindungan terhadap penghuni rumah.
c.    Lantai Rumah
Berdasarkan survei yang dilakukan di pulau balang lompo kelurahan mattirosompe,Kecematan Liukang topabbiring,Kabupaten Pangkep yang disurvei  lantai rumah masih ada yang beralaskan tanah 24 kk dengan persentasi 6 %, Papan/anyaman bambu dekat dengan tanah/plasteran yang retrak dan berdebu 237 kk dengan persentasi 55 %, dan Diplaster/ubin/keramik/papan (rumah panggung) 169 kk dengan persentasi 39 % dari 430 kk yang telah di survei.
Dari kondisi perumahan tersebut sebenarnya  telah memenuhi syarat dari segi lantai namun masih ada beberapa rumah yang lantainya belum diplaster, sedang berdasarkan persyaratan rumah sehat yaitu memiliki lantai yang kedap air dan bersih sehingga tidak terjadi penularan penyakit dari lantai rumah. Apabila lantai rumah tidak kedap air dan tidak bersih sangat mudah terjadi penularan penyakit dan kumanpun dapat berkembangbiak dengan cepat apabila kita duduk dilantai kuman-kuman penyakit yang ada dilantai dapat menginfeksi manusia.
Adapun faktor yang menjadi penyebab lantai perumhan warga di wilayah tersebut masih sebagian besar tidak memenuhi syarat adalah karena kondisi ekonomi yang masih minim.
d.    Jendela
Berdasarkan survei yang dilakukan di pulau balang lompo kelurahan mattirosompe,Kecematan Liukang topabbiring,Kabupaten Pangkep yang disurvei yang tidak memiliki jendela 22 kk dengan persentasi 5 % dan yang memiliki 408 kk dengan persentasi 95 % dari 430 kk yang telah di survei.
Dari data hasil perentase tersebut diatas dimana jumlah rumah yang tidak memiliki jendela dikategorikan tidak memenuhi syarat karena dapat memberi dampak negatif  bagi para penghuninya, baik itu dampak fisiologi, psikis dan fisiknya. Jendela mempunyai peranan yang sangat penting karena mampu mempengaruhi suhu dan kelembaban rumah dan tingkat kenyamanan penghuni di dalam rumah. Namun secara umum masyarakat sudah memiliki jendela.
e.    Jendela Ruang Keluarga
Berdasarkan survei yang dilakukan di pulau balang lompo kelurahan mattirosompe,Kecematan Liukang topabbiring,Kabupaten Pangkep yang disurvei yang tidak memiliki jendela ruang keluarga 65 kk dengan persentasi 15 % dan yang memiliki 365 kk dengan persentasi 85 % dari 430 kk yang telah di survei.
Dari data tersebujt sebagian besar warga telah memiliki jendela ruang kjeluarga, meskjipujn sebagian besar perilakjuj penghujni masyarakjat masih banyak yang jarang membuka jendela ruang keluarga. Jendela ruang keluarga juga mempunyai peranan yang  penting, di karenakan ruang keluarga merupakan ruang yang sering ditempati berkumpul bersama-sama dengan keluarga sehingga menuntut kondisi yang nyaman dan santai, jika jendela ruang kelurga tidak ada, maka akan tercipta kondisi pengap di dalam ruangan tersebut sehingga kenyamanan dapat terganggu.

f.     Ventilasi
Berdasarkan survei yang dilakukan di pulau balang lompo kelurahan mattirosompe,Kecematan Liukang topabbiring,Kabupaten Pangkep yang disurvei yang tidak memiliki  ventilasi 134 kk dengan persentasi 31 % , Ada, luas ventilasi permanen< 10% dari luas lantai 256 kk dengan persentasi 60 % dan Ada, luas ventilasi permanen> 10% dari luas lantai 40 kk dengan persentasi 9 % dari 430 kk yang telah di survei.
Dari data tersebut masih banyak rumah masyarakat yang tidak memiliki ventilasi , dari wawancara yang telah dilakukan pada saat pengambilan data masyarakat tidak memiliki ventilasi karena dianggap tidak terlalu penting . Ventilasi yang baik adalah ventilasi yang berukuran > 10% dari luas lantai, ventilasi bertujuan memberikan memperlancar sirkulasi udara dalam ruangan dengan memberikan udara segar dari luar, sehingga suhu dalam ruangan dapat memenuhi syarat 22-24 ⁰C dan kelembaban 60 %. Apabila suhu dalam rumah >24 ⁰C dapat mengganggu kenyaman penghuni dan apabila ventilasi tidak memenuhi syarat dapat menyebabkan kelembaban dalam ruangan meningkat tinggi yang dapat mengakibatkan pertumbuhan mikroorganisme dan bakteri pathogen sangat baik.
Hawa segar diperlukan dalam rumah untuk mengganti udara ruangan yang sudah terpakai. Udara segar diperlukan untuk menjaga temperatur dan kelembaban udara dalam ruangan. Sebaiknya temperature udara dalam ruangan harus lebih rendah paling sedikit 4ºC dari temperature udara luar untuk daerah  tropis. Umumnya temperature kamar 22ºC-30ºC sudah cukup segar, pergantian udara bersih untuk orang dewasa adalah 33 m³/orang/jam.
Ventilasi yang baik dalam ruangan harus memenuhi sayarat lain diataranya yaitu :
1)  Luas lubang ventilasi tetap, minimum 5 % dari luas lantai ruangan, sedangkan luas lubang ventilasi insendentil (dapat dibuka dan ditutup) 5 %. Jumlah keduanya 10 % kali luas lantai ruangan, ukuran luas ini diatur sedemikian rupa sehingga udara yang masuk tidak terlalu sedikit
2)  Udara yang masuk harus udara bersih, tidak dicemari oleh asap dari sampah atau dari pabrik, dari knalpot kendaraan, debu dan lain-lain.
3)  Aliran udara jangan menyebabkan orang masuk angin. Untuk ini jangan menempatkan tempat tidur atau tempat duduk persisi pada aliran udara.
4)  Aliran udara diusahakan cross ventilation dengan menempatkan lubang hawa berhadapan antara dua dinding ruangan.
5)  Kelembaban udara dijaga jangan sampai terlalu tinggi menyebabkan orang berkeringat dan jangan terlalu rendah menyebabkan kulit kering.
g.    Lubang Asap Dapur
Berdasarkan survei yang dilakukan di pulau balang lompo kelurahan mattirosompe,Kecematan Liukang topabbiring,Kabupaten Pangkep yang disurvei yang tidak memiliki lubang asap dapur 201 kk dengan persentasi 47 % , Ada, luas ventilasi permanen< 10% dari luas lantai dapur 213 kk dengan persentasi 49 % dan Ada, luas ventilasi permanen> 10% dari luas lantai dapur (asap keluar dengan sempurna) atau ada exhausifan ada peralatan lain yang sejenis 16 kk dengan persentasi 4 % dari 430 kk yang telah di survei.
Dari hasil wawancara yang telah dilakukan, masyarakat tidak memiliki lubang asap dapur karena sudah banyak warga yang menggunakan kompor gas dan masyarakat menganggap hal itu tidak perlu. Rumah yang tidak memiliki lubang asap dapur dapat menimbulkan resiko kesehatan terutama pada saat memasak ketika berada di dapur (proses masak memasak terjadi) asap hasil pembakaran yang menggumpal di dalam ruangan akan menyebabkan sesak napas karena rumah tersebut tidak memilki lubang asap dapur. Adapun dampak yang ditimbulkan selain sesak napas yaitu iritasi pada mata yang disebabkan oleh asap hasil pembakaran yang mengenai mata akan terasa perih.
h.    Pencahayaan Ruangan Rumah
Berdasarkan survei yang dilakukan di pulau balang lompo kelurahan mattirosompe,Kecematan Liukang topabbiring,Kabupaten Pangkep yang disurvei pencahayaan rumah tidak terang, tidak dapat dipergunakan untuk membaca 53 kk dengan persentasi 12 % Kurang terang, sehingga kurang jelas untuk membaca dengan normal 226 kk dengan persentasi 53 % dan terang dan tidak silau sehingga dapat digunakan untuk membaca dengan normal 151 kk dengan persentasi 35 % dari 430 kk yang telah di survei.
Pencahayaan disetiap rumah warga yang telah di survei masih banyak yang tidak memenuhi syarat, hal tersebut disebabkan karena kurangnya pengetahuan warga tentang dampak buruk dari kondisi perumahan yang tidak memiliki pencahayaan yang tidak baik.
Cahaya yang cukup untuk penerangan ruang di dalam rumah merupakan kebutuhan kesehatan manusia. Penerangan itu dapat diperoleh dengan pengaturan cahaya buatan dan cahaya alam. Pencahayaan dapat dibagi menjadi dua sumber yaitu alami dan buatan. Agar ruangan dalam rumah mendapatkan cahaya yang cukup, maka letak jendela dan lebarnya harus diperhatikan.luas jendela untuk penerangan ini sedikitnya  20 % luas lantai ruangan. Untuk pencahayaan buatan biasanya setiap rumah memerlukan 50-100 lux. 


BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A.  Kesimpulan
1.  Kondisi langit-langit rumah penduduk di pulau balanglompo kecematan liukang topabbiring,kabupaten pangkep masih belum memenuhi kriteria dari segi langit-langit rumah tidak memiliki langit-langit 95 kk dengan persentasi 22 %, Ada,kotor,sulit dibersihkan dan rawan kecelakaaan 190 kk dengan persentasi 44 %, dan Ada,basah,bersih dan tidak rawan kecelakaaan 145 kk dengan persentasi 34 % dari 430 kk yang telah di survei.
2.  Kondisi dinding rumah penduduk di pulau balanglompo kecematan liukang topabbiring,kabupaten pangkep kebanyakan bukan tembok(terbuat dari anyaman bambu/ilalang) 195 kk dengan persentasi 45 %, Semi permanen/setengah tembok/pasangan bata atau batu yang tidak diplaster/papan yang tidak kedap air 157 kk dengan persentasi 37 %, dan Permanen (tembok/ pasang batu bata yang tidak diplaster)papan kedap air  98 kk dengan persentasi 18 % dari 430 kk yang telah di survei.
3.  Kondisi lantai rumah penduduk di pulau balanglompo kecematan liukang topabbiring,kabupaten pangkep kebanyakan bukan tembok(terbuat dari anyaman bambu/ilalang) 195 kk dengan persentasi 45 %, Semi permanen/setengah tembok/pasangan bata atau batu yang tidak diplaster/papan yang tidak kedap air 157 kk dengan persentasi 37 %, dan Permanen (tembok/ pasang batu bata yang tidak diplaster)papan kedap air  98 kk dengan persentasi 18 % dari 430 kk yang telah di survei.
4.  Kondisi jendela rumah penduduk di pulau balanglompo kecematan liukang topabbiring,kabupaten pangkep masih ada yang beralaskan tanah 24 kk dengan persentasi 6 %, Papan/anyaman bambu dekat dengan tanah/plasteran yang retrak dan berdebu 237 kk dengan persentasi 55 %, dan Diplaster/ubin/keramik/papan (rumah panggung) 169 kk dengan persentasi 39 % dari 430 kk yang telah di survei.
5.  Kondisi jendela ruang keluarga rumah penduduk di pulau balanglompo kecematan liukang topabbiring,kabupaten pangkep yang tidak memiliki jendela 22 kk dengan persentasi 5 % dan yang memiliki 408 kk dengan persentasi 95 % dari 430 kk yang telah di survei.
6.  Kondisi ventilasi rumah penduduk di pulau balanglompo kecematan liukang topabbiring,kabupaten pangkep tidak memiliki  ventilasi 134 kk dengan persentasi 31 % , Ada, luas ventilasi permanen< 10% dari luas lantai 256 kk dengan persentasi 60 % dan Ada, luas ventilasi permanen> 10% dari luas lantai 40 kk dengan persentasi 9 % dari 430 kk yang telah di survei.
7.  Kondisi lubang asap dapur rumah penduduk di pulau balanglompo kecematan liukang topabbiring,kabupaten pangkep yang tidak memiliki lubang asap dapur 201 kk dengan persentasi 47 % , Ada, luas ventilasi permanen< 10% dari luas lantai dapur 213 kk dengan persentasi 49 % dan Ada, luas ventilasi permanen> 10% dari luas lantai dapur (asap keluar dengan sempurna) atau ada exhausifan ada peralatan lain yang sejenis 16 kk dengan persentasi 4 % dari 430 kk yang telah di survei.
8.  Kondisi pencahayaan rumah penduduk di pulau balanglompo kecematan liukang topabbiring,kabupaten pangkep pencahayaan rumah tidak terang, tidak dapat dipergunakan untuk membaca 53 kk dengan persentasi 12 % Kurang terang, sehingga kurang jelas untuk membaca dengan normal 226 kk dengan persentasi 53 % dan terang dan tidak silau sehingga dapat digunakan untuk membaca dengan normal 151 kk dengan persentasi 35 % dari 430 kk yang telah di survei.




B. Saran
1.    Untuk mahasiswa agar dapat melakukan penyuluhan yang komprehensif di lokasi tersebut untuk menambah pengetahuan masyarakat dan dapat menerapkan inovasi baru terkait dengan masalah yang ada di kawasan pesisir.
2.    Untuk masyarakat agar dapat mengubah kondisi rumah untuk memenuhi kriteria rumah sehat agar dapat meningkatkan derajat kesehatan masyarakat kawasan pesisir.
3.    Untuk pemerintah diharapkan perhatian lebih untuk penduduk kawasan pesisir terkait dengan sanitasi rumah sehat  agar rumah di permukiman tersebut tergolong dalam rumah sehat sehingga angka penyakit dapat diturunkan untuk mencapai derajat kesehatan yang sejahtera.

LAMPIRAN FOTO