Senin, 29 Agustus 2016

Laporan Kunjungan Air PDAM Sumbaopu

Mata Kuliah       Penyehatan Air-B
Dosen                 : Syamsuddin,SKM.,M.Kes
 
“Laporan Kunjungan Air PDAM Sumbaopu”

Disusun Oleh:
NURUL FAHMI
PO714221132038

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MAKASSAR
KESEHATAN LINGKUNGAN
PRODI D-IV
2016

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim.

              Puji syukur atas kehadirat Allah swt. Yang telah melimpahkan Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga Laporan Penyehatan Air-B ini dapat selesai dengan tepat waktu. Terwujudnya makalah ini, tidak terlepas dari bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu saya selaku penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1.      Syamsuddin S, SKM.,M.Kes selaku dosen pengampu pada mata kuliah Penyehatan Air-B yang telah memberikan ilmu  dan sumbangsinya dalam menyusun makalah ini.
2.      Bapak dan Ibu tercinta yang telah memberikan motivasi dan dukungan baik moral maupun spiritual.
3.      Teman-teman yang tercinta yang telah sabar untuk meluangkan waktunya untuk berdiskusi dalam menyusun makalah ini.
4.      Dan semua pihak yang telah membantu dalam  menyusun makalah ini.
Dalam makalah ini terdapat beberapa pembahasan materi mengenai “Penyehatan Air-B”. Namun dalam penyusunannya masih terdapat banyak kekurangan oleh karena itu kritik dan saran yang membangun diharapkan penulis dari semua pihak, agar kedepannya lebih baik lagi dalam menyusun makalah.  
Akhir kata semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak, baik itu  penulis terlebih kepada pembacanya.
Wasallam.
Makassar,    Januari 2016

penulis



 

DAFTAR ISI



Kata pengantar .........................................................................i

Daftar isi ...................................................................................ii

BAB I  PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang .......................................................1

B.  Tujuan ......................................................................2

C.  Manfaat ...................................................................2       

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Tinjauan tentang air bersih ....................................3

1.    Definisi air bersih ...............................................3

2.    Sumber air bersih ...............................................3

3.    Persyaratan air bersih .......................................4

B. Tinjauan tentang pengolahan air ..........................5

1. Pengertian pengolahan air .................................5

2. Tahap pengolahan air .........................................6

BAB III METODOLOGI

A.      Gambaran umum .................................................8         

B.       Jenis kegiatan ......................................................10

C.       Waktu dan tempat ..............................................10

D.      Prosedur  pelaksanaan ........................................10

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A.  Instalasi penjernihan air  .......................................12

B.  Bahan kimia penjernihan air .....……........………12

C.  Tahapan proses pengolahan air ................……….12

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ….…………………………………......14

B.  Saran .........................................................................14

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN



 
BAB I

PENDAHULUAN

A.  Latar belakang
Air merupakan zat penting yang sangat dibutuhkan mahluk hidup, terutama manusia. Air memegang peranan penting dalam proses metabolisme tubuh, dimana air merupakan pelarut universal dan hampir semua jenis zat dapat larut dalam air. Air dalam tubuh manusia berkisar antara 50 – 70% dari seluruh berat badan. Kelangsungan hidup manusia sebagian besar membutuhkan air : mandi, mencuci, minum dan lain-lain. Air juga memegang peranan dalam berbagai aspek kehidupan dimana air juga digunakan untuk keperluan industri, pertanian, pemadam kebakaran, tempat rekreasi, transportasi dan lain-lain.
Kebutuhan akan air semakin lama semakin meningkat sesuai dengan keperluan dan taraf kehidupan penduduk. Masalah yang banyak dihadapi terkait dengan air adalah berkurangnya air bersih yang dapat digunakan untuk konsumsi air minum sehari-hari. Berkurangnya air bersih dapat disebabkan karena sistem drainase dan sanitasi, serta kurang memadainya pengelolaan sumber daya air dan lingkungan.
Secara umum sebagian kebutuhan air minum masyarakat dapat bersumber dari air sumur dan air yang sudah diolah oleh Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM). Namun demikian peningkatan kebutuhan air minum kadang tidak dapat terpenuhi oleh sumber air sumur maupun air yang sudah diolah oleh PDAM. Sehingga salah satu upaya pemerintah dalam mengatasi masalah air tersebut adalah dengan mendirikan PAM (Perusahaan Air Minum). Dengan tujuan agar suplai air dimasyarakat merata. Walaupun demikian, masih banyak lagi masyarakat yang mengeluh tentang kualitas air PAM yan sudah tidak bagus lagi.
Dari gambaran permasalahan mengenai air minum, sangat penting untuk melakukan kunjungan tentang bagaimana “Proses Pengolahan Air PDAM Somba Opu, unit Batang Kaluku Goa”.

B.  Tujuan
1.    Tujuan umum
Untuk mengetahui dan mendapatkan gambaran mengenai proses pengolahan air PDAM sumba opu, unit batang kaluku goa.
2.    Tujuan khusus
a.    Untuk mengetahui tentang instalasi penjernihan air PDAM sumba opu, unit batang kaluku goa.
b.    Untuk mengetahui tahap-tahap pada proses pengolahan air PDAM sumba opu, unit batang kaluku goa.
C.  Manfaat
Adapun manfaat daripada kunjungan ini adalah:
1.    Menambah pengetahuan ataupun pengalaman mengenai proses pengolahan air hingga pendistribusiannya ke masyarakat.
2.    Sebagai bahan bacaan atau informasi bagi mahasiswa lain yang akan melakukan peneliian lebih lanjut tentang pengolahan air pada  PDAM Somba Opu ,unit Batang Kaluku.



BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A.  Tinjauan Tentang Air Bersih
1.    Definisi air bersih
Defenisi Air Bersih Air adalah semua air yang terdapat di atas dan di bawah permukaan tanah kecuali air laut dan air fosil. Sumber air adalah wadah air yang terdapat di atas dan di bawah permukaan tanah, termasuk dalam pengertian ini akuifer, mata air, sungai, rawa, danau, telaga, waduk dan muara. (PP. No. 82 Tahun 2001). Air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari yang kualitasnya memenuhi persyaratan kesehatan dan dapat diminum apabila telah dimasak. Air pemandian umum adalah air yang digunakan pada tempat-tempat pemandian bagi umum tidak termasuk pemandian untuk pengobatan tradisional dan kolam renang, yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan (Permenkes RI no 416 tahun 1990).
2.    Sumber air bersih
Sumber Air Tersedianya sumber air baku dalam suatu sistem penyediaan air bersih sangat penting. Sumber-sumber air tersebut secara kuantitas harus cukup dan dari segi kualitas harus memenuhi syarat untuk mempermudah proses pengolahan. Di samping itu letak sumber air dapat mempengaruhi bentuk jaringan transmisi, distribusi dan sebagainya.
Secara umum air berasal dari sumber-sumber sebagai berikut:
a.       Air Hujan
 Air hujan adalah uap air yang sudah mengalami kondensasi, kemudian jatuh ke bumi berbentuk air. Air hujan juga merupakan sumber air baku untuk keperluan rumah tangga, pertanian, dan lain-lain. Air hujan dapat diperoleh dengan cara menampung air hujan yang jatuh dari atap rumah.
b.      Air Permukaan
Air permukaan adalah air yang mengalir di permukaan bumi. Pada umumnya air permukaan ini akan mengalami penurunan kualitas selama pengalirannya, misalnya oleh lumpur, batang-batang kayu, daun-daun, limbah industri kota dan sebagainnya. Macam-macam air permukaan yaitu air rawa/danau dan air sungai.
c.       Air Tanah
 Air tanah merupakan air hujan atau air permukaan yang meresap kedalam tanah dan bergabung dalam pori-pori tanah yang terdapat pada lapisan tanah yang biasanya disebut aquifer. Air tanah dapat dibagi dalam beberapa jenis yaitu:
1)   Air Tanah Dangkal
Air tanah dangkal terjadi karena adanya proses peresapan air dari permukaan tanah. Air tanah biasanya jernih tetapi lebih banyak mengandung zat kimia (garam-garam yang terlarut) daripada air permukaan.
2)   Air Tanah Dalam
Air tanah dalam terdapat setelah lapisan rapat air yang pertama. Pengambilan air tanah dalam tidak semudah pada air tanah dangkal. Dalam hal ini harus digunakan bor dan memasukkan pipa kedalamnya (biasanya kedalaman bor antara 10-100 m) akan didapat suatu lapisan air.
3)   Mata Air
Mata air adalah air tanah yang keluar dengan sendirinya ke permukaan tanah. Mata air yang berasal dari air tanah dalam hampir tidak terpengaruh oleh musim dan kualitas/kuantitasnya sama dengan keadaan air tanah dalam.
3.    Persyaratan air bersih
Untuk memenuhi kebutuhan manusia, maka air bersih harus memenuhi syarat–syarat secara kualitas maupun kuantitas. Di Indonesia ketentuan mengenai standar kualitas air bersih mengacu pada Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 416 Tahun 1990 tentang Syarat-syarat dan Pengawasan Kualitas Air Bersih yaitu:
a.    Syarat fisik yaitu bahwa air tersebut tidak berbau,tidak berwarna,tidak berasa dan jernih.
b.    Syarat kimiawi yaitu dalam artian air tersebut tidak mengandung bahan kimiawi yang berbahaya dalam kadar tertentu yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan.
c.    Syarat mikrobiologik, yaitu air tersebut bebas dari kuman phatogen.
d.   Syarat radioaktif yaitu bebas dari pencemaran radioaktif dalam kadar tertentu yang dapat membahayakan kesehatan.
B.  Tinjauan Tentang Pengolahan Air
1.    Pengertian pengolahan air
Yang dimaksud dengan pengolahan adalah usaha-usaha teknis yang dilakukan untuk mengubah sifat-sifat suatu zat. Hal ini penting artinya bagi air minum, karena dengan adanya pengolahan ini, maka akan didapatkan suatu air minum yang memenuhi standar air minum yang telah ditentukan. Dalam proses pengolahan air ini pada lazimnya dikenal dengan dua cara, yakni:
a.    Pengolahan lengkap atau Complete treatment process, yaitu air akan mengalami pengolahan lengkap, baik fisik, kimiawi dan bakteriologik.
1)   Pengolahan fisik; yaitu suatu tingkat pengolahan yang bertujuan untuk mengurangi atau menghilangkan kotoran-kotoran yang kasar, penyisihan lumpur dan pasir, serta mengurangi kadar zat-zat organic yang ada dalam air.
2)   Pengolahan kimia; yaitu suatu tingkat pengolahan dengan menggunakan zat-zat kimia untuk membantu proses pengolahan selanjutnya.
3)   Pengolahan bakteriologis; yaitu suatu tingkat pengolahan untuk membunuh/memusnahkan bakteri-bakteri yang terkandung dalam air minum yakni dengan cara/jalan membubuhkan kaporit (zat desinfektan).
4)   Pada pengolahan cara ini biasanya dilakukan terhadap air sungai yang kotor/keruh.

b.    Pengolahan sebagian atau Partial Treatment Process, misalnya diadakan pengolahan kimiawi dan/atau pengolahan bakteriologik saja.
Pengolahan ini pada lazimnya dilakukan untuk:
1)   Mata air bersih
2)   Air dari sumur yang dangkal/dalam
2.    Tahap-tahap pengolahan air
Untuk mendapatkan air yang sesuai dengan spesifikasi dan kualitas air minum/air industry, maka air perlu diadakan pembersihan terlebih dahulu. Dalam hal ini ada beberapa tahap proses pembersihan air, yaitu:
a.    Pengolahan pendahuluan (Pretreatment)
Pretreament adalah suatu proses pembersihan pendahuluan sebelum proses koagulasi dengan tujuan untuk memisahkan bahan-bahan yang mengapung, misalnya minyak, lemak dan benda-benda, atau bahan-bahan kasar.
Air sungai umumnya sangat keruh, partikel-partikel kasar dapat mengendap dengan cepat tanpa penambahan koagulan. Hal ini dapat dilakukan dengan bak atau tangki pengendapan pendahuluan (presedimentation/presettling basin). Pengendapan pendahuluan ini penting, dengan tujuan untuk mengurangi beban pada penjernihan, terutama mengurangi pemakaian bahan kimia, sehingga mempertinggi efisiensi.
b.    Koagulasi (Coagulation)
Koagulasi adalah suatu proses dimana bahan-bahan kimia (koagulan) ditambahkan kedalam air untuk membantu proses pengendapan partikel-partikel kecil/koloid yang tak dapat mengendapkan dengan sendirinya (secara gravimetris). Salah satu alat untuk melaksanakan proses koagulasi pada penjernihan air ini disebut “Accelator”.
c.    Pengendapan (Sedimentation)
d.   Penyaringan (Filtration)
Air yang keluar dari bak pengendap yang masih mengandung floc-floc (gumpalan-gumpalan dan lumpur) yang terbawa aliran air perlu penyaringan agar air yang dihasilkan betul-betul bersih. Dalam proses penjernihan air minum diketahui 2 macam filter, yaitu:
1)   Saringan pasir lambat
2)   Saringan pasir cepat
e.    Desinfektan (Chlorination)
Klorinasi adalah pembubuhan Chlor atau kaporit kedalam air bertujuan untuk mendensinfeksi air agar terbebas dari mikroorganisme, baik kuman pathogen maupun apathogen. Selain dari pada kuman-kuman, zat-zat lainnya seperti zat organic dapat juga dioksidasi.
f.       Pelunakan (Softening)
Air dengan kesadahan yang tinggi, yaitu air yang banyak mengandung ion-ion Cad an Mg. Air yang mempunyai kesadahan yang tinggi tidak baik apabila dipergunakan sebagai air pengisi ketel uap, maupun dalam proses pencucian dengan sabun. Penggunaan air sadah dalam proses pencucian, akan menimbulkan endapan sehinggamengurangi daya cuci sabun.
Cara terbaik agar air dapat digunakan sebagai air pengisi ketel uap supaya tidak melekat pada dinding ketel uap ialah air yang dipergunakan untuk pengisi ketel itu, sebelum dimasukan ke dalam ketel harus dilunakan (diolah) lebih dahulu.
Ada beberapa cara untuk mendapatkan air lunak (tidak sadah), diantaranya adalah penggunaan kondesat, pengolahan dengan cara pengendapan dan dengan resin penukar ion.







BAB III
METODOLOGI PENGAMATAN

A.  Gambaran umum
1.      Sejarah sigkat PDAM Makassar
Perusahaan Daerah Air Minum Kota Makassar, terus menerus mengalami perkembangan melalui tahap demi tahap dalam lintasan sejarah yang cukup panjang, yang berawal pada tahun 1924 dengan dibangunnya Intalasi Pengolahan Air IPA I Ratulangi oleh pemerintah Hindia Belanda dengan nama Waterleidjding Bedrijf  kapasitas produksi terpasang 50 l/d, kemudian pada jaman pendudukan Jepang tahun 1937 ditingkatkan menjadi 100 l/d. Air baku diambil dari Sungai Jeneberang yang terletak 7 km disebelah selatan pusat kota, dipompa melalui saluran tertutup ke Instalasi Ratulangi.
Tahun 1974 namanya berubah menjadi Dinas Air Minum Kota Madya Ujung Pandang. Seiring dengan usianya IPA Ratulangi berangsur-angsur mengalami penurunan kapasitas produksi.
Tahun 1976 perubahan status PDAM, dari Dinas Air Minum menjadi Perusahaan Air Minum Kodya Ujung Pandang sesuai dengan Perda No. 21/P/II/1976, dimana kapasitas produksi terpasang PDAM turun menjadi 50 l/d, disebabkan karena usia.
Untuk memenuhi kebutuhan air bagi penduduk Kota Makassar yang makin meningkat, maka pada tahun 1977 dibangun Instalasi II Panaikang dengan kapasitas tahap pertama 500 l/d. Sumber Air baku diambil dari Bendung Lekopancing Sungai Maros sejauh  29,6 Km dari Kota Makassar.
Kemudian pada tahun 1985 melalui paket pembangunan Perum Perumnas dibangun Instalasi III Antang dengan kapasitas awal 20 l/d.
Tahun 1989 IPA Panaikang ditingkatkan menjadi 1000 l/d, kemudian tahun 1992 dibangun lagi IPA Antang 2 (dua) dengan demikian total kapasitas IPA Antang menjadi 40 l/d, dari 2 (dua) Instalasi Pengolahan Air.
Tahun 1993 lewat paket bantuan hibah pemerintah pusat, dibangun  Instalasi  IV  kapasitas terpasang 200 l/d  di  Maccini Sombala dengan sumber air baku Sungai Jeneberang.
Penambahan demi penambahan kapasitas produksi rupanya belum mampu mengimbangi laju pertumbuhan penduduk, pemukiman dan industri, sehingga melalui Proyek Pengembangan Sistem Penyediaan Air Bersih Kotamadya Ujung Pandang  pada tahun 2000 dibangun Instalasi V  Somba Opu dengan kapasitas 1000 l/d di Kabupaten Gowa dengan sumber air baku dari  Dam  Bili – Bili sejauh  ± 16 Km.
Kemudian untuk memenuhi kebutuhan air bersih khususnya pada wilayah pelayanan IPA Antang dimana jumlah pelannggannya terus bertambah, maka pada tahun 2003 PDAM Kota Makassar menambah kapasitas produksi IPA Antang dari 40 l/d menjadi 90 l/d, melalui pembangunan Instalasi Pengolahan Air Antang 3 (tiga), dengan demikian total kapasitas terpasang produksi air bersih PDAM Kota Makassar menjadi 2340 l/d.
·      Instalasi PDAM Kota Makassar
1.    Instalasi Pengolah Langit
Instalasi Pengolah langit yang beralamat di Jln. DR. Ratulangi No. 3.  Memiliki kapasitas Produksi Terpasang 50 l/d.  Yang Intake berada Sungguminasa Gowa.  Sumber Air Baku diambil dari Sungai Jeneberang. Melayani Zone, 4 & 6.
2.    Instalasi Pengolahan Air II Panaikang
Instalasi pengolahan air II Panaikang  DSC_5956.JPG      beralamat di Jln. Urip Sumoharjo No. Telp: 442335. Memiliki Kapasitas produksi terpasang 1000 l/d dan Intake berada Jln. Abd. Dg. Sirua.  Sumber Air Baku yang diambil dari  Sungai Lekopancing Kab. Maros.
3.    Instalasi Pengolahan Air III Antang
Instalasi Pengolahan air III Antang berada di Jln. Antang Raya. Memiliki Kapasitas produksi terpasang 90 l/d dan Intake Sal. Air Baku IPA II.  Melayani Zone 34.
4.    Instalasi Pengolahan Air IV Maccini Sombala
Instalasi pengolahan air IV Maccini Sombala terletak di Jln. Daeng Tata . Memilik Kapasitas Produksi terpasang 200 l/d dan Intake : Malengkeri.  Sumber Air Baku yang berasal dari  Sungai Jeneberang.  Melayani Zone 16,10.
5.    Instalasi Pengolahan Air Somba Opu
Instalasi pengolahan air Somba Opu beralamat di Jln. Poros Malino (Batang Kaluku) Kab. Gowa.  Memiliki Kapasitas Produksi Terpasang 1000 l/d dan Intake Dam Bili-Bili.  Sumber Air Baku diambil dari Dam Bili-Bili.
B.  Jenis kegiatan
 Adapun jenis kegiatan ini yaitu kunjungan di tempat pengolahan air PDAM sumba opu, unit batang kaluku goa.
C.  Waktu dan tempat
1.     Waktu
Adapun waktu yang digunakan dalam melakukan kunjungan lapangan ke PDAM
sumba opu, unit batang kaluku goa adalah pada tanggal 31 Desember 2015.
2.     Tempat
Tempat untuk melakukan kunjungan lapangan adalah PDAM (Perusahaan Daerah Air Minum)
sumba opu, unit batang kaluku goa kota makassar.
D.  Prosedur pelaksanaan
1.      Alat dan bahan
Adapun alat dan bahan yang di butuhkan adalah :
a.   Buku catatan
b.   Alat tulis
c.   Camera
d.   Bus
2.      Pelaksanaan praktek
Prosedur pelaksanaan praktek kunjungan lapangan kali ini yaitu sebagai berikut :
a.       Mahasiswa melakukan temu muka dengan pihak PDAM sumba opu, unit batang kaluku goa
b.      Pemaparan materi mengenai air PDAM sumba opu, unit batang kaluku goa
c.       Survei langsung bersama pihak PDAM ke tempat tahap-tahap pengolahan air PDAM sumba opu, unit batang kaluku goa sambil tanya jawab jika tidak di pahami
d.      Membuat laporan dari hasil kunjungan.





BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A.  Instalasi penjernihan Air PDAM Sumbaopu
PDAM Kota MAkassar memiliki lima buah instalasi Penjernihan Air yaitu IPA I Ratulangi, IPA II PAnaikang, IPA III Antang, IPA IV Maccini Sombala, dan IPA V Sombaopu.IPA terbesar yang dimiliki PDAM Kota Makassar adalah IPA V Sombaopu dengan Kapasitas produksi 1100 (seribu seratus) liter/detik.
IPA V Sombaopu melayani kurang lebih 50.000 (lima puluh ribu) pelanggan yang tersebar di wilayah  Kota Makassar. IPA ini mengambil air baku dari Bendungan DAM Bili-bili yang terletak di Kab. Gowa.
B.  Bahan kimia
Proses penjernihan air di IPA V Sombaopu menggunakan empat buah Bahan Kimia, yaitu :
1.    Almunium Sulfat
2.    LT 525 ( Low Toxicity 525 )
3.    LT 27 ( Low Toxicity 27 )
4.    Gas Chlor
Kekeruhan dibawah 300 NTU hanya menggunakan 2 bahan kimia yaitu Almunium Sulfat dan Gas Clhor tapi pada saat kekeruhan di atas 300 maka biasanya harus menggunakan 4 buah bahan kimia dengan titik injeksi dan dosis yang berbeda.
C.  Tahapan Proses pengolahan air
Pengolahan Air di IPA V Somba Opu di mulai dari flow meter (tempat penentuan debit air baku) di lanjutkan ke mixing well (tempat pengadukan bahan kimia secara melimpah) mengalir secara gravitasi di mixing well tersebut, air baku diberikan bahan kimia Almunium Sulfat dan LT525 yang berfungsi sebagai penjernih dan pengikat lumpur.
Dari mixing well kemudian mengalir keempat buah flokulasi (tempat pengadukan bahan kimia secara zigzag). Dalam flokulasi tersebut diberikan bahan kimia LT27 yang berfungsi sebagai pemberat lumpur dan penyeimbang keasaman (pH) dalam air baku. Di ujung flokulasi, lumpur akan membentuk butiran-butiran yang membesar dan tenggelam ke dasar flokulasi.
Dari flokulasi kemudian mengalir ke kolam sedimentation (pengendapan) yang berfungsi untuk mengendapkan lumpur ke dasar kolam, dari kolam tersebut kemudian mengalir ke enam belas bak filteration (penyaringan) yang terdiri dari tujuh buah lapis saringan. Setelah di saring air kemudian diberikan bahan kimia Desinfektan  Gas Chlor yang berfungsi sebagai pembunuh kuman-kuman yang terkandung dalam air tersebut. Setelah diberikan Gas Chlor, maka air kemudian mengalir ke reservoi (penampungan air bersih) yang siap untuk di distribusikan ke masyarakat Kota Makassar.













BAB V
PENUTUP

A.  Kesimpulan
1.    IPA terbesar yang dimiliki PDAM Kota Makassar adalah IPA V Sombaopu dengan Kapasitas produksi 1000 (seribu) liter/detik. IPA V Sombaopu melayani kurang lebih 50.000 (lima puluh ribu) pelanggan yang tersebar di wilayah  Kota Makassar. IPA ini mengambil air baku dari Bendungan DAM Bili-bili yang terletak di Kab. Gowa.
2.    Tahap proses pengolahan air
a.    Flow meter (tempat penentuan debit air baku)
b.    Mixing well (tempat pengadukan bahan kimia secara melimpah)
c.    Flokulasi (tempat pengadukan bahan kimia secara zigzag)
d.   Sedimentation (pengendapan)
e.    Filteration (penyaringan)
f.       Desinfektan (Chlorination)
g.    Mengalir ke reservoir (penampungan air bersih)
h.    Siap untuk di distribusikan ke masyarakat Kota Makassar.
B.  Saran
Adapun saran yang ingin saya berikan yaitu agar Pihak PDAM tetap menjaga kelestarian sumber air yang ada agar pasokan nya tetap mencukupi untuk berbagai macam kebutuhan. Selain itu juga tetap menjaga kualitas air mulai dari sumbernya sampai nanti ke tangan pelanggan, agar pelanggan puas dengan pelayanan yang di berikan.

LAMPIRAN FOTO