Kamis, 22 September 2016

Laporan langkah-langkah analisis dampak kesehatan lingkungan (ADKL) industri semen

Mata Kuliah              : Analisis Dampak Kesehatan Lingkungan (ADKL)
Dosen                       : Hidayat , SKM,.M.Kes 


LAPORAN LANGKAH-LANGKAH ANALISIS DAMPAK KESEHATAN LINGKUNGAN (ADKL) INDUSTRI SEMEN ” 



Disusun Oleh :

Kelompok 1

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN MAKASSAR
KESEHATAN LINGKUNGAN
PRODI D.IV
2016





                                    KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim.
              Puji syukur atas kehadirat Allah swt. Yang telah melimpahkan Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga 
tugas Analisis Dampak Kesehatan Lingkungan (ADKL)  ini dapat selesai dengan tepat waktu. Terwujudnya tugas ini, tidak terlepas dari bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu saya selaku penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1.   Hidayat,SKM.,M.Kes selaku dosen pengampu pada mata kuliah Analisis Dampak Kesehatan Lingkungan yang telah memberikan ilmu  dan sumbangsinya dalam menyusun tugas ini.
2.   Bapak dan Ibu tercinta yang telah memberikan motivasi dan dukungan baik moral maupun spiritual.
3.   Teman-teman yang tercinta yang telah sabar untuk meluangkan waktunya untuk berdiskusi dalam menyusun makalah ini.
4.   Dan semua pihak yang telah membantu dalam  menyusun makalah ini.
Dalam tugas ini terdapat beberapa pembahasan materi mengenai Analisis Dampak Kesehatan Lingkungan. Namun dalam penyusunannya masih terdapat banyak kekurangan oleh karena itu kritik dan saran  yang membangun diharapkan penulis dari semua pihak, agar kedepannya lebih baik lagi dalam menyusun tugas ini.  
Akhir kata semoga tugas ini dapat bermanfaat bagi semua pihak, baik itu  penulis terlebih kepada pembacanya.
Wasallam  

Makassar,    Juni  2016



Penyusun




DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................... i
DAFTAR ISI  .............................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang ................................................................. 1
B.    Tujuan ............................................................................... 2
C.   Manfaat ............................................................................. 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A.    Pengertian semen ...........................................................  3
B.    Jenis – jenis semen .........................................................  3
C.   Langkah ADKL .................................................................  4
D.   Metode ADKL ...................................................................  6
BAB III PEMBAHASAN
A.    Tahapan proses produksi semen .....................................  8
B.    Pengukuran pemajanan  ..................................................  9
C.   Identifikasi resiko .............................................................  10
D.   Penetapan resiko .............................................................  11
E.    Lingkup analisis dampak industri semen .........................  13
BAB IV PENUTUP
A.    Kesimpulan........................................................................ 17
B.    Saran ...............................................................................  17
DAFTAR PUSTAKA


BAB I
PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang Masalah
Pembangunan pada hakekatnya merupakan proses perubahan terencana sistematik dan berkesinambungan. Disini pihak pembangunan bertujuan meningkatkan kesejahteraan masyarakat, dilain pihak proses pembangunan  sering terkandung proses dampak samping berupa dampak negative yang harus diantisipasi agar tidak menimbulkan masalah. Salah satu dampak negative akibat pembangunan adalah potensi bahaya kesehatan masyarakat yang mengancam terpeliharanya unsure utama kualitas sumber daya manusia.
Kualitas sumber daya manusia merupakan salah satu faktor penentu dalam upaya mensejahterakan kedudukan bangsa dan negara dengan bangsa – bangsa dari negara lain dalam upaya menghadapi era globalisasi. Upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia secara terus menerus dan progresif perlu dilakukan. Salah satu faktor penting dari kualitas sumber daya manusia adalah kesehatan manusia. Untuk menjamin kualitas sumber daya manusia dalam perlindungan kesehatan perlu diperhatikan factor kesehatan masyarakatnya. Oleh karena itu apabila terjadi perubahan kondisi lingkungan baik positif atau negative akan diikuti pula oleh kondisi masyarakat di dalamnya.
Untuk menjaga perubahan – perubahan lingkungan agar tidak berisiko terhadap kesehatan masyarakat maka perlu adanya analisis resiko terhadap kesehatan lingkungan. Analisis Resiko Kesehatan Lingkungan ditujukan untuk pemantauan wilayah setempat ( PWS ), kewaspadaan dini dan kesiapsiagaan serta dalam pelaksanaan investigasi pada KLB, wabah bencana, kejadian pencemaran serta kasus keracunan.
Pelaksanaan Analisis Resiko Kesehatan Lingkungan merupakan implementasi dari undang – undang No.36 tahun 2009 tentang kesehatan. Undang – undang No.24 tahun 1994 tentang penataan ruang dan undang – undang No. 23 tahun 1997 tentang pengelolaan lingkungan hidup serta sebagai tindak lanjut dari Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 872 tahun 1997 tentang pedoman teknis analisis dampak kesehatan lingkungan yang mengamanatkan dalam melaksanakan kajian dampak kesehatan masyarakat baik dalam kontek rencana usaha dan atau kegiatan, maupun pemantauan dan pengelolaan program kesehatan wajib menerapkan Analisis Dampak Kesehatan Lingkungan (ADKL).
Dalam implementasi ADKL kegiatan survey luas diarahkan pada kegiatan pengumpulan data, analisis dan interpretasi sebagai landasan dalam proses pengambilan keputusan baik antara program maupun antar sektor serta berbagai pihak terkait dalam upaya pemberantasan penyakit menular, penyelamatan lingkungan maupun upaya peningkatan kesehatan.
Analisis dampak kesehatan lingkungan (ADKL) industry semen dalam proses produksinya menghasilkan banyak komponen baik berupa gas, cair atau padatan yang berpotensi menimbulkan pencemaran terhadap lingkungan bila tidak ditangani secara baik.

B.  Tujuan
1.   Tujuan umum
Untuk mengetahui tentang langkah-langkah Analisis Dampak Kesehatan Lingkungan (ADKL) Industri semen.
2.    Tujuan khusus
a.    Untuk mengetahui tahapan proses produksi industri semen
b.    Untuk mengetahui pengukuran pemejanan di industri semen
c.    Untuk mengetahui identifikasi resiko di industri semen
d.    Untuk mengetahui penetapan resiko di industri semen
e.    Untuk mengetahui lingkup analisis dampak industri semen.
C.  Manfaat
Manfaat dari makalah ini, baik bagi penyusun maupun pembaca dapat menjadi sarana penambah wawasan serta pengetahuan tentang Analisis Dampak Kesehatan Lingkungan (ADKL) Industri semen. beserta hal – hal yang terkait dengan Analisis Dampak Kesehatan Lingkungan (ADKL)  lainnya.



BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.  Pengertian semen
Semen berasal dari kata Caementum yang berarti bahan perekat yang mampu mempesatukan atau mengikat bahan-bahan padat menjadi satu kesatuan yang kokoh atau suatu produk yang mempunyai fungsi sebagai bahan perekat antara dua atau lebih bahan sehingga menjadi suatu bagian yang kompak atau dalam pengertian yang luas adalah material plastis yang  memberikan sifat rekat antara batuan-batuan konstruksi bangunan.
Usaha untuk membuat semen pertama kali dilakukan dengan cara membakar batu kapur dan tanah liat. Joseph Aspadain yang merupakan orang inggris, pada tahun 1824 mencoba membuat semen dari kalsinasi campuran batu kapur dengan tanah liat yang telah dihaluskan, digiling, dan dibakar menjadi lelehan dalam tungku, sehingga terjadi penguraian batu kapur (CaCO3) menjadi batu tohor (CaO) dan karbon dioksida(CO2). Batu kapur  tohor (CaO) bereaksi dengan senyawa-senyawa lain membemtuk klinker kemudian digiling sampai menjadi tepung yang kemudian dikenal dengan Portland. Semen portland adalah semen yang paling banyak digunakan dalam pekerjaan beton. Semen portland yang digunakan di Indonesia harus memenuhi syarat SII.0013-81 atau standar Uji Bahan Bangunan Indonesia 1986, dan harus memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam standar tersebut.
Semen merupakan bahan ikat yang penting dan banyak digunakan dalam pembangunan fisik di sektor konstruksi sipil. jika ditambah air, semen akan menjadi pasta semen. Jika ditambah agregat halus, pasta semen akan menjadi mortar yang jika digabungkan dengan agregat kasar akan menjadi campuran beton segar yang setelah mengeras akan menjadi beton keras (concrete).

B.  Jenis – jenis semen
Semen merupakan hasil industri yang sangat kompleks, dengan campuran serta susunan yang berbeda-beda. Semen dapat dibedakan menjadi duka kelompok yaitu : 1). Semen non-hidrolik dan 2). Semen hidrolik.
1.   Semen non-hidrolik
Semen non-hidrolik tidak dapat mengikat dan mengeras di dalam air, akan tetapi dapat mengeras diudara. Contoh utama dari semen non-hidrolik adalah kapur.
Kapur dihasilkan oleh proses kimia dan mekanis dialam. Kapur telah digunakan selama berabad-abad lamanya sebagai bahan adukan dan plesteran untuk bangunan. Hal tersebut terlihat pada piramida-piramida di Mesir yang dibangun 4500 tahun sebelum masehi. Kapur digunakan sebagai bahan pengikat selama zaman Romawi dan Yunani.
Jenis kapur yang baik adalah kapur putih, yaitu yang mengandung kalsium oksida yang tinggi ketika maish berbentuk kapur tohor (belum berhubungan dengan air) dan akan mengandung banyak kalsium hidroksida ketika telah berhubungan dengan air.
2.   Semen hidrolikSemen hidrolik mempunyai kemampuan untuk mengikat dan mengeras didalam air. Contoh semen hidrolik antara lain kapur hidrolik, semen pozollan,semen terak, semen alam, semen portland, semen portland-pozollan, semen portland terak tanur tinggi, semen alumina dan semen expansif.

C.  Langkah-langkah ADKL
ADKL dapat dimulai berdasarkan keluhan masyaran atau kecurigaan yang terbaca dari hasil pemantauan lingkungan dan sirveilans penyakit, dilanjutkan dengan langkah-langkah ADKL. Dengan demikian, ADKL tidak berhenti sekali sejalan, melainkan merupakan kegian berulang yang dinamis sesuai dengan tipe data yang tersedia dari berbagai perspektif. Kadang – kadang perlu dilakukan studi kasus lanjutan untuk mengalisis dampak kesehatan secara lebih dalam. Langkah –langkah ADKL umumnya dibedakan dalam 7langkah yaitu : 
1.   Evaluasi data dan informasi yang berkaiatan dengan lokasi kegiatan
Evaluasi informasi kajian pencemaran dilakukan untuk mengenal lebih baik hal – hal yang berkaitan dengan kejadian dimaksud. Merujuk pada paradigm kesehatan lingkungan, evaluasi diarahkan pada 4 simpul .
2.   Mempelajari kepedulian terhadap pencemaran
Perlu juga ditangkap suasana dan respons yang berkembang dilapangan  untuk melengkapi 4 simpul informasi pada langkah 1. Mempelajari kepedulian dan respons tentang kejadian pencemaran dari masyarakat, LSM, media maupun kepedulian dari sector lain baik yang bersifat negatif (keluhan) atau positif (upaya tindakan penganggulangan). 
3.   Menetapkan bahan pencemar sasaran kajian
Menetapkan pencemara sasaran adalah menetapkan bahan pemcemar yang akan dijadikan sasaran kajian lebih jauh tentang dampaknya pada kesehatan. Penetapan ini mungkin tidak cukup dilakukan sekali tetapi perlu berulang sehingga diperoleh keyakinan bahwa bahan tersebut benar sebagai bahan pencemar penting.
4.   Identifikasi dan evaluasi jalur pemajanan
Identifakasi dan evaluasi jalur pemajanan adalah suatu proses dimana seseorang mingkin terpajan oleh bahan pencemar. Jalur pemajanan mencakup semua elemen yang menghubungkan sumber pencemar kependuduk terpajan. Jalur pemajanan itu sendiri terdiri dari 5 elemen yaitu:
a.   Sumber pencemar adalah asal pencemar (missal: pabrik yang membuang limbah ke lingkungan)      atau media lingkungan (timbunan sampah)
b.   Media lingkungan dan mekanisme penyebaran adalah lingkungan dimana pencemar dilepaskan: air, tanah, udara dan biota yang kemudian disebarkan dengan mekanisme penyebaran tertentu ketitik – titik pemajanan
c.   Titik pemajanan adalah suatu area potensial atau riel dimana terjadi kontak antara manusia dengan media lingkungan tercemar, missal sumur atau lapangan bermain.
d.   Cara pemajanan adalah cara dengan mana pencemar masuk atau kontak tubuh manusia: tertelan, pernapasan atau kontak kulit.
e.   Penduduk berisiko adalah orang – orang yang terpajan atau berpotensi terpajan oleh pencemar pada titik – titik pemajanan
5.   Memperkirakan dampak kesehatan masyarakat
Memperkirakan damapk kesehatan adalah memebuat perkirakan apakah pencemar yang lepas dan/ tau berada dimedia lingkungan berpotensi atau telah menimbulkan damapk kesehatan. Karena demikian banyak pencemar yang ada dimedia lingkungan, maka kemunginnan damapak kesehatan juga banyak. Karena itu perlu dicari untuk mempersempit analisis. Ada 3 cara yang dapat dilakukan, yaitu:
a.   Evaluasi toksikologi
b.   Evaluasi jenis dampak
c.   Evaluasi kepedulian masyarakat
6.   kesimpulan dan rekomendasi
kesimpulan dan rekomendasi adalah menyusun kesimpulan tentang dampak kesehatan yang berkaitan dengan kejadian pencemaran dan menyiapkan rekomendasi dengan merinci tindakan yang telah di ambil dan yang masih perlu diambil.
7.   Pengelolaan risiko
Pengelolaan risiko adalah upaya yang secara sadar dilakukan untuk mengendalikan risiko. Dalam pengertian yang lebih spesifik, pengelolaan resiko lingkungan adalah pengelolaan situasi dan atau kondisi lingkungan yang mengandung risiko yang diketahui dari hasil analisis sebelumnya. Banyak hal perlu memperoleh pertimbangan secara proporsional mengingat kompleksitasnya.

D.  Metode ADKL
Metode pengumpulan data dan informasi dalam ADKL dibedakan menjadi 2 cara pokok yaitu pengumpulan data primer dan data sekunder (Ditjend PL.2002:2-15) :
a.   Data primer
Metode pengumpulan data primer yang umum digunakan antara lain : 
1)  Wawancara
2)  Kuesioner (subyek mengisi sendiri)
3)  Pengamatan terhadap subyek
4)  Pengukuran fisik atau kimiawi tentang subyek
5)  Pengukuran fisik atau kimiawi lingkungan atau dengan kunjungan lapangan.
b.   Data sekunder
Metoda pengumpulan data sekunder yang dapat digunakan untuk pengukuran pemajanan dalam kaitannya dengan analisis epidemiologis antara lain :
1)    Catatan harian ; untuk mengumulkan data perilaku atau pengalaman sekarang.
2)    Catatan lain : catatan yang belum dikumpulkan secara khusus untuk tujuan pengukuran pemajanan, misalnya catatan medis, pekerjaan, dan sensus.



BAB IV
PEMBAHASAN

A.  Tahapan Proses Produksi Semen
Langkah Utama Proses Produksi Semen adalah:
1.   Penggalian/Quarrying
Terdapat dua jenis material yang penting bagi produksi semen: Pertama adalah material yang kaya akan kapur atau material yang mengandung kapur (calcareous materials) seperti batu gamping, kapur, dll.
Kedua adalah material yang kaya akan silika atau material mengandung tanah liat (argillaceous materials) seperti tanah liat. Batu gamping dan tanah liat dikeruk atau diledakkan dari penggalian dan kemudian diangkut ke alat penghancur.
2.   Penghancuran
Penghancur bertanggung jawab terhadap pengecilan ukuran primer bagi  material yang digali.
3.   Pencampuran Awal
Material yang dihancurkan melewati alat analisis on-line untuk menentukan komposisi tumpukan bahan.
4.   Penghalusan dan Pencampuran Bahan Baku
Sebuah belt conveyor mengangkut tumpukan yang sudah dicampur pada tahap awal ke penampung, dimana perbandingan berat umpan disesuaikan dengan jenis klinker yang diproduksi. Material kemudian digiling sampai kehalusan yang diinginkan.
5.   Pembakaran dan Pendinginan Klinker
Campuran bahan baku yang sudah tercampur rata diumpankan ke pre-heater, yang merupakan alat penukar panas yang terdiri dari serangkaian siklon dimana terjadi perpindahan panas antara umpan campuran bahan baku dengan gas panas dari kiln yang berlawanan arah. Kalsinasi parsial terjadi pada preheater ini dan berlanjut dalam kiln, dimana bahan baku berubah menjadi agak cair dengan sifat seperti semen. Pada kiln yang bersuhu 1350-1400°C, bahan berubah menjadi bongkahan padat berukuran kecil yang dikenal dengan sebutan klinker, kemudian dialirkan ke pendingin klinker, dimana udara pendingin akan menurunkan suhu klinker hingga mencapai 100 °C.
6.   Penghalusan Akhir
Dari silo klinker, klinker dipindahkan ke penampung klinker dengan dilewatkan timbangan pengumpan, yang akan mengatur perbandingan aliran bahan terhadap bahan-bahan aditif. Pada tahap ini, ditambahkan gipsum ke klinker dan diumpankan ke mesin penggiling akhir. Campuran klinker dan gipsum untuk semen jenis 1 dan campuran klinker, gipsum dan posolan untuk semen jenis P dihancurkan dalam sistim tertutup dalam penggiling akhir untuk mendapatkan kehalusan yang dikehendaki. Semen kemudian dialirkan dengan pipa menuju silo semen.

B.  Pengukuran Pemajanan
No
SIMPUL 1
(Sumber Pencemar)
SIMPUL 2
  (Media Lingkungan)
SIMPUL 3
(Pemajanan pada manusia)
SIMPUL 4
(Dampak Kesehatan)
1.
Sumber pencemar lingkungan fisik
a.     Kualitas udara

Debu dan bahan polutan  udara (PM10, PM25, SO2, NO2, CO, O3, HC, Pb)

Menghirup udara tercemar

Debu menyebabkan gangguan pernapasan, iritasi pada mata, iritasi pada kulit


3.
b.            
                     Kebisingan

Kebisingan ditempat kerja

Terpapar bising saat operasional mesin dalam pabrik

Kebisingan menyebabkan gangguan pendengaran (ketulian sementara maupun ketulian permanen)
2.
Sumber pencemar lingkungan biologis
     Kualitas  air buangan dan air limbah
Air limbah hasil operasional pabrik
-   BOD       - Suhu
-   COD       - pH
-Nitrit       - Plankton dan benthos
Air kontak melalui minuman dan kontak langsung dengan kulit
Air limbah menyebabkan gangguan terhadap pencernaan, penyakit kulit.

C.  Identifikasi Resiko
1.   Proses pembuatan semen
Kegiatan pada proses ini diperkirakan akan meningkatkan kadar debu di udara dan meningkatkan risiko kesehatan akibat kandungan parameter polutan di udara yang semakin tinggi disamping itu juga meningkatkan resiko gangguan pendengaran akibat kebisingan yang dihasilkan selama proses produksi.
2.   Transportasi bahan baku, clinker, semen, bahan bakar dalam lokasi pabrik
Kegiatan pada proses ini diperkirakan dapat menurunkan kualitas udara ambien serta dapat meningkatkan risiko kesehatan akibat kandungan parameter polutan di udara yang semakin tinggi, pada tahap ini juga menghasilkan tingkat kebisingan yang dapat menimbulkan gangguan pada system pendengaran baik pekerja maupun masyarakat disekitar pabrik.
3.   Proses operasional pabrik dan kegiatan laboratorium
Pada proses ini diperkirakan akan menurunkan kualitas air buangan sehingga dapat menyebabkan gangguan terhadap biota air dan  pada tahap selanjutnya dapat menyebabkan turunnya kualitas air pada badan air atau air permukaan dan bila air ini dipakai sebagai sumber air bersih bagi masyarakat tentunya akan menimbulkan gangguan gangguan lain pada manusia seperti gangguan pada kulit, gangguan estetika dan bila air tersebut dikonsumsi akan menimbulkan dapat negative pada kesehatan.
4.   Penilaian terhadap dampak adanya industri semen terhadap kualitas kesehatan masyarakat:
a.   Peningkatan emisi debu sumber tidak bergerak pada proses pembuatan semen dapat menimbulkan gangguan kesehatan bagi karyawan.
b.   Peningkatan emisi gas buang sumber emisi tidak bergerak (PM10, PM25, SO2, NO2, CO, O3, HC, Pb) pada proses pembuatan semen memiliki potensi untuk meningkatkan risiko kesehatan akibat kandungan parameter polutan di udara.
c.   Penurunan kualitas udara  ambien (kadar debu) pada kegiatan transportasi bahan baku, clinker, semen dan BBMA di dalam lokasi pabrik dapat menimbulkan peningkatan kadar debu di udara dan gangguan terhadap kesehatan akibat kandungan debu di udara.
d.   Peningkatan kebisingan pada proses pembuatan semen memiliki potensi bahaya kesehatan seperti gangguan pendengaran pada karyawan.
e.   Perubahan kualitas air buangan dan air limbah (parameter fisika, kimia anorganik, biologi) pada kegiatan operasional pabrik dapat memungkinkan timbulnya pencemaran terhadap badan air dan ekosistem perairan.
f.    Persepsi negatif masyarakat dengan adanya ketidakpuasan masyarakat terhadap perusahaan dalam hal kesempatan kerja bagi penduduk lokal untuk kegiatan operasional pabrik semen.
g.   Peningkatan angka kesakitan akibat gangguan kesehatan yang dialami masyarakat sekitar Industri.

D.  Penetapan Resiko

Potensi Dampak
Baku mutu
Dampak
Evaluasi Faktor dampak
Peningkatan emisi debu sumber tidak bergerak
KepMen LH No 13 Tahun 1995, tentang Baku Mutu Emisi Sumber Tidak Bergerak
 Penurunan kualitas udara
 Gangguan pada system pernafasan
 Peningkatan kadar debu di udara
 Peningkatan risiko gangguan pernapasan pada karyawan
Peningkatan emisi gas buang sumber emisi tidak bergerak (PM10, PM25, SO2, NO2, CO, O3, HC, Pb)
KepMen LH No 13 Tahun 1995, tentang Baku Mutu Emisi Sumber Tidak Bergerak
 Penurunan kualitas udara
 Gangguan pada system pernafasan
 Peningkatan kadar parameter polutan di udara
 Peningkatan risiko kesehatan akibat kandungan parameter polutan di udara
Penurunan kualitas udara ambien (kadar debu)
PP No. 41 Tahun 1999 tentang Pengendalian pencemaran  udara
 Penurunan kualitas udara
 Gangguan pada system pernafasan
 Peningkatan kadar debu di udara
 Peningkatan risiko kesehatan akibat kandungan debu di udara
Peningkatan kebisingan
Kep Men LH No 48 tahun 1996 tentang baku mutu kebisingan
 Penurunan kualitas udara
 Gangguan pada system pendengaran
 Peningkatan gangguan pendengaran pada karyawan
Penurunan kualitas air buangan dan air limbah
Membandingkan hasil pegukuran dengan Perda Tahun 2004 tentang baku mutu limbah
 Penurunan indek keaneka ragaman hayati
 Terganggunya ekosistem perairan
 Gangguan kesehatan pada manusia
 Timbulnya pencemaran badan air dan ekosistem air
Sikap dan persepsi masyarakat




Adanya ketidakpuasan masyarakat terhadap perusahaan dalam hal kesempatan kerja penduduk lokal
 Masyarakat disekitar pabrik menjadi resah dankecemburuansocial semakin tinggi
 Adanya ketidak puasan masyarakat terhadap perusahaan dalam hal kesempatan kerja penduduk lokal
Peningkatan angka kesakitan dan angka kecelakaan yang terjadi akibat kerja
Angka kesakitan pada masyarakat dan angka kecelakaan yang terjadi akibat kerja
 Angka kesakitan penyakit tertentu pada masyarakat dan angka kecelakaan yang terjadi akibat kerja pada karyawan
 Peningkatan angka kesakitan dan kecelakaan kerja karyawan dan pada masyarakat sekitar pabrik

E.   Lingkup Analisis Dampak Industri Semen
1.   Identifikasi Dampak Penting

Jenis Dampak
Sumber Dampak
Lokasi
Peningkatan emisi debu sumber tidak bergerak
Proses pembuatan semen
 Stack EP Raw Mill
 Stack EP Cooler
 Stack Coal Mill
 Stack Finish Mill
Peningkatan emisi gas buang sumber emisi tidak bergerak (PM10, PM25, SO2, NO2, CO, O3, HC, Pb)
Proses pembuatan semen
 Stack EP Raw Mill
 Stack EP Cooler
Penurunan kualitas udara ambien (kadar debu)
Penyimpanan dan bongkar muat bahan baku, bahan bantu dan bahan bakar
 Olay Storage
 Open coal yard
 Silica and iron storage
 Biomass storage
 Additive storage
 Limestone storage
 Coal roofed storage
Peningkatan kebisingan
Proses operasional pabrik dan kegiatan laboratorium
 Cement mill
 Paper bag plant
 Kiln
 Raw mill
 Coal mill
 Biomass feeding facility
Penurunan kualitas air buangan dan air limbah
Proses operasional pabrik dan kegiatan laboratorium
 Settling pond
 Bak Penangkap Minyak / pengendap
Sikap dan persepsi masyarakat
Kegiatan Operasioanal pabrik
 Masyarakat disekitar pabrik
Peningkatan angka kesakitan dan angka kecelakaan yang terjadi akibat kerja
Kegiatan operasional pabrik
 Di klinik PT. Holcim Indonesia Tbk. Pabrik Cilacap dan Puskesmas kecamatan Cilacap utara, Tengah, Selatan
2.   Dampak Potensial
Jenis Dampak
Sumber Dampak
Lokasi
Evaluasi dampak potensial
Peningkatan emisi debu sumber tidak bergerak
Proses pembuatan semen
 Stack EP Raw Mill
 Stack EP Cooler
 Stack Coal Mill
 Stack Finish Mill
 Peningkatan kadar debu di udara
 Peningkatan risiko gangguan pernapasan pada karyawan
Peningkatan emisi gas buang sumber emisi tidak bergerak (PM10, PM25, SO2, NO2, CO, O3, HC, Pb)
Proses pembuatan semen
 Stack EP Raw Mill
 Stack EP Cooler
 Peningkatan kadar parameter polutan di udara
 Peningkatan risiko kesehatan akibat kandungan parameter polutan di udara
Penurunan kualitas udara ambien (kadar debu)
Penyimpanan dan bongkar muat bahan baku, bahan bantu dan bahan bakar
 Olay Storage
 Open coal yard
 Silica and iron storage
 Biomass storage
 Additive storage
 Limestone storage
 Coal roofed storage
 Peningkatan kadar debu di udara
 Peningkatan risiko kesehatan akibat kandungan debu di udara
Peningkatan kebisingan
Proses operasional pabrik dan kegiatan laboratorium
 Cement mill
 Paper bag plant
 Kiln
 Raw mill
 Coal mill
 Biomass feeding facility
 Peningkatan gangguan pendengaran pada karyawan
Penurunan kualitas air buangan dan air limbah
Proses operasional pabrik dan kegiatan laboratorium
 Settling pond
 Bak Penangkap Minyak / pengendap
 Timbulnya pencemaran badan air dan ekosistem air
Sikap dan persepsi masyarakat
Kegiatan Operasioanal pabrik
 Masyarakat disekitar pabrik
 Adanya ketidak puasan masyarakat terhadap perusahaan dalam hal kesempatan kerja penduduk lokal
Peningkatan angka kesakitan dan angka kecelakaan yang terjadi akibat kerja
Kegiatan operasional pabrik
 Di klinik industry semen
 Peningkatan angka kesakitan dan kecelakaan kerja karyawan
3.    Pemusatan Dampak Potensial

Dampak Penting
Permasalahan Lingkungan Hidup
Risiko Kesehatan
Kualitas Udara
§  Peningkatan kadar emisi debu
§  Penurunan kualitas udara ambien
§  Peningkatan kebisingan
Menimbulkan gangguan pernapasan akut dan gangguan pendengaran pada karyawan dan masyarakat disekitar pabrik





BAB IV
PENUTUP

A.  Kesimpulan
1.   Ada 6 Langkah Utama Proses Produksi Semen yaitu : Penggalian , penghancuran, pencampuran awal, Penghalusan dan Pencampuran Bahan Baku, Pembakaran dan Pendinginan Klinker, penghalusan akhir.
2.   Pengukuran pemajanan industri semen dapat diuraikan melalui 4 simpul .
3.   Identifikasi resiko yaitu berdasarkan sebagai berikut:
a.   Proses pembuatan semen
b.   Transportasi bahan baku, clinker, semen, bahan bakar dalam lokasi pabrik
c.   Proses operasional pabrik dan kegiatan laboratorium
d.   Penilaian terhadap dampak adanya industri semen terhadap kualitas kesehatan masyarakat.
4.   Penetapan resiko disesuaikan dengan standar baku mutu terkait dengan industri semen.
5.   Lingkup Analisis Dampak Industri Semen terdiri dari identifikasi dampak penting, dampak potensial dan pemusatan dampak potensial.

b.  Saran
1.   Untuk  Industri, diharapkan untuk menyusun dokumen langkah-langkah Analisis Dampak Kesehatan Lingkungan (ADKL) agar dapat mencegah terjadinya dampak negatif.
2.   Untuk Pemerintah, diharapkan melakukan pengawasan yang ketat terhadap industri-industri, terutama dalam masalah penanggulangan limbahnya.
3.   Untuk Masyarakat, diharapkan turut serta dalam melakukan pengawasan kinerja industri-industri terutama masalah penanggulangan limbahnya

DAFTAR PUSTAKA
Anonim.2011.http://rafsanjani13.blogspot.co.id/2011/05/analisisdampakkesehatan-lingkungan.html (Di Akses pada tanggal 14 Juni 2016 pukul 14.00 WITA)
Anonim.http://dokumen.tips/documents/makalah-industri-semen 563de405a 9178.html (Di Akses pada tanggal 14 Juni 2016 pukul 14.00 WITA)
Anonim.2012.http://nurlailahcuteinfo.blogspot.co.id/2012/04/makalah-pembuatan-semen.html (Di Akses pada tanggal 14 Juni 2016 pukul 14.00 WITA)
Anonim.2016.http://ismunote.blogspot.co.id/2016/01/makalah-proses-pembuatan-semen.html (Di Akses pada tanggal 14 Juni 2016 pukul 14.00 WITA)
Anonim.2012.http://nanjatogawa.blogspot.co.id/2012/02/keranga-dan-langkah-langkah-analisis.html (Di Akses pada tanggal 14 Juni 2016 pukul 14.00 WITA)
Anonim.2012.http://depiherdiana-dragspeed.blogspot.co.id/2012/03/langkah-langkah-adkl.html (Di Akses pada tanggal 14 Juni 2016 pukul 14.00 WITA)






Tidak ada komentar:

Posting Komentar