Mata Kuliah : Penyehatan Air-B
LAMPIRAN FOTO
Dosen : Syamsuddin,SKM.,M.Kes
“Laporan Kunjungan Air PDAM Sumbaopu”
Disusun Oleh:
NURUL FAHMI
PO714221132038
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MAKASSAR
KESEHATAN LINGKUNGAN
PRODI D-IV
2016
KATA
PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim.
Puji syukur atas kehadirat Allah swt. Yang
telah melimpahkan Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga Laporan Penyehatan Air-B ini
dapat selesai dengan tepat waktu. Terwujudnya makalah ini, tidak terlepas dari
bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu saya selaku penulis mengucapkan
terima kasih kepada:
1.
Syamsuddin S, SKM.,M.Kes selaku
dosen pengampu pada mata kuliah Penyehatan Air-B yang telah memberikan
ilmu dan sumbangsinya dalam menyusun
makalah ini.
2.
Bapak dan Ibu tercinta yang telah
memberikan motivasi dan dukungan baik moral maupun spiritual.
3.
Teman-teman yang tercinta yang
telah sabar untuk meluangkan waktunya untuk berdiskusi dalam menyusun makalah
ini.
4.
Dan semua pihak yang telah
membantu dalam menyusun makalah ini.
Dalam
makalah ini terdapat beberapa pembahasan materi mengenai “Penyehatan Air-B”.
Namun dalam penyusunannya masih terdapat banyak kekurangan oleh karena itu
kritik dan saran yang membangun diharapkan penulis dari semua pihak, agar
kedepannya lebih baik lagi dalam menyusun makalah.
Akhir
kata semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak, baik itu penulis terlebih kepada pembacanya.
Wasallam.
Makassar, Januari 2016
penulis
DAFTAR
ISI
Kata pengantar .........................................................................i
Daftar isi
...................................................................................ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
.......................................................1
B. Tujuan
......................................................................2
C. Manfaat
...................................................................2
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Tinjauan tentang air
bersih ....................................3
1. Definisi
air bersih ...............................................3
2. Sumber
air bersih ...............................................3
3. Persyaratan
air bersih .......................................4
B. Tinjauan tentang
pengolahan air ..........................5
1. Pengertian
pengolahan air .................................5
2. Tahap pengolahan air
.........................................6
BAB III METODOLOGI
A.
Gambaran umum
.................................................8
B.
Jenis kegiatan ......................................................10
C.
Waktu dan tempat ..............................................10
D.
Prosedur pelaksanaan ........................................10
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Instalasi penjernihan air .......................................12
B. Bahan kimia penjernihan air .....……........………12
C. Tahapan proses pengolahan air ................……….12
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
….…………………………………......14
B. Saran
.........................................................................14
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar
belakang
Air merupakan zat penting yang sangat dibutuhkan
mahluk hidup, terutama manusia. Air memegang peranan penting dalam proses
metabolisme tubuh, dimana air merupakan pelarut universal dan hampir semua
jenis zat dapat larut dalam air. Air dalam tubuh manusia berkisar antara
50 – 70% dari seluruh berat badan. Kelangsungan hidup manusia sebagian
besar membutuhkan air : mandi, mencuci, minum dan lain-lain. Air juga memegang
peranan dalam berbagai aspek kehidupan dimana air juga digunakan untuk
keperluan industri, pertanian, pemadam kebakaran, tempat rekreasi, transportasi
dan lain-lain.
Kebutuhan
akan air semakin lama semakin meningkat sesuai dengan keperluan dan taraf
kehidupan penduduk. Masalah yang banyak dihadapi terkait dengan air adalah
berkurangnya air bersih yang dapat digunakan untuk konsumsi air minum
sehari-hari. Berkurangnya air bersih dapat disebabkan karena sistem drainase
dan sanitasi, serta kurang memadainya pengelolaan sumber daya air dan
lingkungan.
Secara umum
sebagian kebutuhan air minum masyarakat dapat bersumber dari air sumur dan air
yang sudah diolah oleh Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM). Namun demikian
peningkatan kebutuhan air minum kadang tidak dapat terpenuhi oleh sumber air
sumur maupun air yang sudah diolah oleh PDAM. Sehingga salah satu upaya pemerintah dalam mengatasi masalah
air tersebut adalah dengan mendirikan PAM (Perusahaan Air Minum). Dengan tujuan
agar suplai air dimasyarakat merata. Walaupun demikian, masih banyak lagi
masyarakat yang mengeluh tentang kualitas air PAM yan sudah tidak bagus lagi.
Dari gambaran permasalahan mengenai air
minum, sangat penting untuk melakukan kunjungan tentang bagaimana “Proses Pengolahan Air PDAM Somba Opu, unit Batang Kaluku
Goa”.
B. Tujuan
1. Tujuan umum
Untuk mengetahui dan mendapatkan gambaran mengenai
proses pengolahan air PDAM sumba opu, unit batang kaluku goa.
2. Tujuan khusus
a. Untuk mengetahui tentang instalasi penjernihan air
PDAM sumba opu, unit batang kaluku goa.
b. Untuk mengetahui tahap-tahap pada proses pengolahan
air PDAM sumba opu, unit batang kaluku goa.
C. Manfaat
Adapun manfaat daripada
kunjungan ini adalah:
1.
Menambah pengetahuan ataupun
pengalaman mengenai proses pengolahan air hingga pendistribusiannya ke
masyarakat.
2.
Sebagai bahan bacaan atau
informasi bagi mahasiswa lain yang akan melakukan peneliian lebih lanjut
tentang pengolahan air pada PDAM Somba Opu ,unit Batang Kaluku.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Tentang Air Bersih
1. Definisi air bersih
Defenisi
Air Bersih Air adalah semua air yang terdapat di atas dan di bawah permukaan
tanah kecuali air laut dan air fosil. Sumber air adalah wadah air yang terdapat
di atas dan di bawah permukaan tanah, termasuk dalam pengertian ini akuifer,
mata air, sungai, rawa, danau, telaga, waduk dan muara. (PP. No. 82 Tahun
2001). Air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari yang
kualitasnya memenuhi persyaratan kesehatan dan dapat diminum apabila telah
dimasak. Air pemandian umum adalah air yang digunakan pada tempat-tempat
pemandian bagi umum tidak termasuk pemandian untuk pengobatan tradisional dan
kolam renang, yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan (Permenkes RI no 416
tahun 1990).
2. Sumber
air bersih
Sumber Air Tersedianya sumber air baku
dalam suatu sistem penyediaan air bersih sangat penting. Sumber-sumber air
tersebut secara kuantitas harus cukup dan dari segi kualitas harus memenuhi
syarat untuk mempermudah proses pengolahan. Di samping itu letak sumber air
dapat mempengaruhi bentuk jaringan transmisi, distribusi dan sebagainya.
Secara umum air berasal dari
sumber-sumber sebagai berikut:
a.
Air Hujan
Air hujan adalah uap air yang sudah mengalami
kondensasi, kemudian jatuh ke bumi berbentuk air. Air hujan juga merupakan
sumber air baku untuk keperluan rumah tangga, pertanian, dan lain-lain. Air
hujan dapat diperoleh dengan cara menampung air hujan yang jatuh dari atap
rumah.
b.
Air Permukaan
Air
permukaan adalah air yang mengalir di permukaan bumi. Pada umumnya air
permukaan ini akan mengalami penurunan kualitas selama pengalirannya, misalnya
oleh lumpur, batang-batang kayu, daun-daun, limbah industri kota dan
sebagainnya. Macam-macam air permukaan yaitu air rawa/danau dan air sungai.
c.
Air Tanah
Air tanah merupakan air hujan atau air
permukaan yang meresap kedalam tanah dan bergabung dalam pori-pori tanah yang
terdapat pada lapisan tanah yang biasanya disebut aquifer. Air tanah dapat
dibagi dalam beberapa jenis yaitu:
1)
Air Tanah Dangkal
Air
tanah dangkal terjadi karena adanya proses peresapan air dari permukaan tanah.
Air tanah biasanya jernih tetapi lebih banyak mengandung zat kimia (garam-garam
yang terlarut) daripada air permukaan.
2)
Air Tanah Dalam
Air
tanah dalam terdapat setelah lapisan rapat air yang pertama. Pengambilan air
tanah dalam tidak semudah pada air tanah dangkal. Dalam hal ini harus digunakan
bor dan memasukkan pipa kedalamnya (biasanya kedalaman bor antara 10-100 m)
akan didapat suatu lapisan air.
3)
Mata Air
Mata
air adalah air tanah yang keluar dengan sendirinya ke permukaan tanah. Mata air
yang berasal dari air tanah dalam hampir tidak terpengaruh oleh musim dan
kualitas/kuantitasnya sama dengan keadaan air tanah dalam.
3. Persyaratan air bersih
Untuk memenuhi kebutuhan manusia, maka air
bersih harus memenuhi syarat–syarat secara kualitas maupun kuantitas. Di
Indonesia ketentuan mengenai standar kualitas air bersih mengacu pada Peraturan
Menteri Kesehatan Nomor 416 Tahun 1990 tentang Syarat-syarat dan Pengawasan
Kualitas Air Bersih yaitu:
a.
Syarat fisik yaitu bahwa air
tersebut tidak berbau,tidak berwarna,tidak berasa dan jernih.
b.
Syarat kimiawi yaitu dalam
artian air tersebut tidak mengandung bahan kimiawi yang berbahaya dalam kadar
tertentu yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan.
c.
Syarat mikrobiologik, yaitu
air tersebut bebas dari kuman phatogen.
d.
Syarat radioaktif yaitu bebas
dari pencemaran radioaktif dalam kadar tertentu yang dapat membahayakan
kesehatan.
B. Tinjauan
Tentang Pengolahan Air
1.
Pengertian pengolahan air
Yang dimaksud dengan pengolahan adalah usaha-usaha
teknis yang dilakukan untuk mengubah sifat-sifat suatu zat. Hal ini penting
artinya bagi air minum, karena dengan adanya pengolahan ini, maka akan
didapatkan suatu air minum yang memenuhi standar air minum yang telah
ditentukan. Dalam proses pengolahan air ini pada lazimnya dikenal dengan dua
cara, yakni:
a.
Pengolahan lengkap atau Complete
treatment process, yaitu air akan mengalami pengolahan lengkap, baik fisik,
kimiawi dan bakteriologik.
1)
Pengolahan fisik; yaitu suatu
tingkat pengolahan yang bertujuan untuk mengurangi atau menghilangkan
kotoran-kotoran yang kasar, penyisihan lumpur dan pasir, serta mengurangi kadar
zat-zat organic yang ada dalam air.
2)
Pengolahan kimia; yaitu suatu
tingkat pengolahan dengan menggunakan zat-zat kimia untuk membantu proses
pengolahan selanjutnya.
3)
Pengolahan bakteriologis; yaitu
suatu tingkat pengolahan untuk membunuh/memusnahkan bakteri-bakteri yang
terkandung dalam air minum yakni dengan cara/jalan membubuhkan kaporit (zat
desinfektan).
4)
Pada pengolahan cara ini biasanya
dilakukan terhadap air sungai yang kotor/keruh.
b.
Pengolahan sebagian atau Partial
Treatment Process, misalnya diadakan pengolahan kimiawi dan/atau pengolahan
bakteriologik saja.
Pengolahan
ini pada lazimnya dilakukan untuk:
1)
Mata air bersih
2)
Air dari sumur yang dangkal/dalam
2.
Tahap-tahap pengolahan air
Untuk mendapatkan air yang sesuai dengan spesifikasi
dan kualitas air minum/air industry, maka air perlu diadakan pembersihan
terlebih dahulu. Dalam hal ini ada beberapa tahap proses pembersihan air,
yaitu:
a.
Pengolahan
pendahuluan (Pretreatment)
Pretreament adalah suatu proses pembersihan
pendahuluan sebelum proses koagulasi dengan tujuan untuk memisahkan bahan-bahan
yang mengapung, misalnya minyak, lemak dan benda-benda, atau bahan-bahan kasar.
Air sungai umumnya sangat keruh, partikel-partikel
kasar dapat mengendap dengan cepat tanpa penambahan koagulan. Hal ini dapat
dilakukan dengan bak atau tangki pengendapan pendahuluan (presedimentation/presettling
basin). Pengendapan pendahuluan ini penting, dengan tujuan untuk mengurangi
beban pada penjernihan, terutama mengurangi pemakaian bahan kimia, sehingga
mempertinggi efisiensi.
b.
Koagulasi
(Coagulation)
Koagulasi
adalah suatu proses dimana bahan-bahan kimia (koagulan) ditambahkan kedalam air
untuk membantu proses pengendapan partikel-partikel kecil/koloid yang tak dapat
mengendapkan dengan sendirinya (secara gravimetris). Salah satu alat untuk
melaksanakan proses koagulasi pada penjernihan air ini disebut “Accelator”.
c.
Pengendapan
(Sedimentation)
d.
Penyaringan
(Filtration)
Air yang keluar dari bak pengendap yang masih
mengandung floc-floc (gumpalan-gumpalan dan lumpur) yang terbawa aliran air
perlu penyaringan agar air yang dihasilkan betul-betul bersih. Dalam proses
penjernihan air minum diketahui 2 macam filter, yaitu:
1)
Saringan pasir lambat
2)
Saringan pasir cepat
e.
Desinfektan
(Chlorination)
Klorinasi adalah pembubuhan Chlor atau kaporit kedalam
air bertujuan untuk mendensinfeksi air agar terbebas dari mikroorganisme, baik
kuman pathogen maupun apathogen. Selain dari pada kuman-kuman, zat-zat lainnya
seperti zat organic dapat juga dioksidasi.
f.
Pelunakan (Softening)
Air dengan kesadahan yang tinggi, yaitu air yang
banyak mengandung ion-ion Cad an Mg. Air yang mempunyai kesadahan yang tinggi
tidak baik apabila dipergunakan sebagai air pengisi ketel uap, maupun dalam
proses pencucian dengan sabun. Penggunaan air sadah dalam proses pencucian,
akan menimbulkan endapan sehinggamengurangi daya cuci sabun.
Cara terbaik agar air dapat digunakan sebagai air
pengisi ketel uap supaya tidak melekat pada dinding ketel uap ialah air yang
dipergunakan untuk pengisi ketel itu, sebelum dimasukan ke dalam ketel harus
dilunakan (diolah) lebih dahulu.
Ada beberapa cara untuk mendapatkan air lunak (tidak
sadah), diantaranya adalah penggunaan kondesat, pengolahan dengan cara
pengendapan dan dengan resin penukar ion.
BAB III
METODOLOGI PENGAMATAN
A. Gambaran
umum
1. Sejarah
sigkat PDAM Makassar
Perusahaan Daerah Air Minum Kota
Makassar, terus menerus mengalami perkembangan melalui tahap demi tahap dalam
lintasan sejarah yang cukup panjang, yang berawal pada tahun 1924 dengan
dibangunnya Intalasi Pengolahan Air IPA I Ratulangi oleh pemerintah Hindia
Belanda dengan nama Waterleidjding Bedrijf
kapasitas produksi terpasang 50 l/d, kemudian pada jaman pendudukan
Jepang tahun 1937 ditingkatkan menjadi 100 l/d. Air baku diambil dari Sungai Jeneberang yang terletak 7 km
disebelah selatan pusat kota, dipompa melalui saluran tertutup ke Instalasi
Ratulangi.
Tahun 1974 namanya berubah menjadi Dinas Air Minum
Kota Madya Ujung Pandang. Seiring
dengan usianya IPA Ratulangi berangsur-angsur mengalami penurunan kapasitas
produksi.
Tahun
1976 perubahan status PDAM, dari Dinas Air Minum menjadi Perusahaan Air Minum
Kodya Ujung Pandang sesuai dengan Perda No. 21/P/II/1976, dimana kapasitas
produksi terpasang PDAM turun menjadi 50 l/d, disebabkan karena usia.
Untuk
memenuhi kebutuhan air bagi penduduk Kota Makassar yang makin meningkat, maka
pada tahun 1977 dibangun Instalasi II Panaikang dengan kapasitas tahap pertama
500 l/d. Sumber Air baku diambil dari Bendung Lekopancing Sungai Maros
sejauh 29,6 Km dari Kota Makassar.
Kemudian
pada tahun 1985 melalui paket pembangunan Perum Perumnas dibangun Instalasi III
Antang dengan kapasitas awal 20 l/d.
Tahun
1989 IPA Panaikang ditingkatkan menjadi 1000 l/d, kemudian tahun 1992 dibangun
lagi IPA Antang 2 (dua) dengan demikian total kapasitas IPA Antang menjadi 40
l/d, dari 2 (dua) Instalasi Pengolahan Air.
Tahun
1993 lewat paket bantuan hibah pemerintah pusat, dibangun Instalasi
IV kapasitas terpasang 200
l/d di
Maccini Sombala dengan sumber air baku Sungai Jeneberang.
Penambahan
demi penambahan kapasitas produksi rupanya belum mampu mengimbangi laju
pertumbuhan penduduk, pemukiman dan industri, sehingga melalui Proyek
Pengembangan Sistem Penyediaan Air Bersih Kotamadya Ujung Pandang pada tahun 2000 dibangun Instalasi V Somba Opu dengan kapasitas 1000 l/d di
Kabupaten Gowa dengan sumber air baku dari
Dam Bili – Bili sejauh ± 16 Km.
Kemudian
untuk memenuhi kebutuhan air bersih khususnya pada wilayah pelayanan IPA Antang
dimana jumlah pelannggannya terus bertambah, maka pada tahun 2003 PDAM Kota
Makassar menambah kapasitas produksi IPA Antang dari 40 l/d menjadi 90 l/d,
melalui pembangunan Instalasi Pengolahan Air Antang 3 (tiga), dengan demikian
total kapasitas terpasang produksi air bersih PDAM Kota Makassar menjadi 2340
l/d.
·
Instalasi
PDAM Kota Makassar
1. Instalasi Pengolah Langit
Instalasi Pengolah langit yang beralamat di Jln. DR. Ratulangi
No. 3. Memiliki kapasitas Produksi
Terpasang 50 l/d. Yang Intake berada
Sungguminasa Gowa. Sumber Air Baku
diambil dari Sungai Jeneberang. Melayani Zone, 4 & 6.
2.
Instalasi Pengolahan Air II Panaikang
Instalasi
pengolahan air II Panaikang beralamat di Jln. Urip Sumoharjo
No. Telp: 442335. Memiliki Kapasitas produksi terpasang 1000 l/d dan Intake
berada Jln. Abd. Dg. Sirua. Sumber Air
Baku yang diambil dari Sungai Lekopancing Kab. Maros.
3. Instalasi
Pengolahan Air III Antang
Instalasi
Pengolahan air III Antang berada di Jln. Antang Raya. Memiliki Kapasitas
produksi terpasang 90 l/d dan Intake Sal. Air Baku IPA II. Melayani Zone 34.
4.
Instalasi Pengolahan Air IV Maccini Sombala
Instalasi
pengolahan air IV Maccini Sombala terletak di Jln. Daeng Tata . Memilik
Kapasitas Produksi terpasang 200 l/d dan Intake : Malengkeri. Sumber Air Baku yang berasal dari Sungai Jeneberang. Melayani Zone 16,10.
5.
Instalasi Pengolahan Air Somba Opu
Instalasi
pengolahan air Somba Opu beralamat di Jln. Poros Malino (Batang Kaluku) Kab.
Gowa. Memiliki Kapasitas Produksi
Terpasang 1000 l/d dan Intake Dam Bili-Bili.
Sumber Air Baku diambil dari Dam Bili-Bili.
B. Jenis
kegiatan
Adapun jenis kegiatan ini yaitu kunjungan di
tempat pengolahan air
PDAM sumba opu, unit batang kaluku goa.
C.
Waktu dan tempat
1.
Waktu
Adapun waktu yang digunakan dalam melakukan kunjungan lapangan ke PDAM sumba opu, unit batang kaluku goa adalah pada tanggal 31 Desember 2015.
Adapun waktu yang digunakan dalam melakukan kunjungan lapangan ke PDAM sumba opu, unit batang kaluku goa adalah pada tanggal 31 Desember 2015.
2.
Tempat
Tempat untuk melakukan kunjungan lapangan adalah PDAM (Perusahaan Daerah Air Minum) sumba opu, unit batang kaluku goa kota makassar.
Tempat untuk melakukan kunjungan lapangan adalah PDAM (Perusahaan Daerah Air Minum) sumba opu, unit batang kaluku goa kota makassar.
D. Prosedur
pelaksanaan
1. Alat dan bahan
Adapun alat dan bahan yang di butuhkan adalah :
a.
Buku catatan
b.
Alat tulis
c.
Camera
d.
Bus
2. Pelaksanaan praktek
Prosedur pelaksanaan praktek kunjungan lapangan kali ini yaitu sebagai berikut :
Prosedur pelaksanaan praktek kunjungan lapangan kali ini yaitu sebagai berikut :
a. Mahasiswa melakukan temu muka dengan pihak PDAM sumba opu, unit batang kaluku goa
b. Pemaparan materi mengenai air PDAM sumba opu, unit batang kaluku goa
c. Survei
langsung bersama pihak PDAM ke tempat tahap-tahap pengolahan air PDAM sumba opu, unit batang kaluku goa sambil tanya jawab
jika tidak di pahami
d. Membuat laporan dari hasil kunjungan.
BAB
IV
HASIL
DAN PEMBAHASAN
A. Instalasi
penjernihan Air PDAM Sumbaopu
PDAM Kota MAkassar memiliki lima buah instalasi
Penjernihan Air yaitu IPA I Ratulangi, IPA II PAnaikang, IPA III Antang, IPA IV
Maccini Sombala, dan IPA V Sombaopu.IPA terbesar yang dimiliki PDAM
Kota Makassar adalah IPA V Sombaopu dengan Kapasitas produksi 1100 (seribu
seratus) liter/detik.
IPA V Sombaopu melayani kurang lebih 50.000 (lima
puluh ribu) pelanggan yang tersebar di wilayah Kota Makassar. IPA ini mengambil
air baku dari Bendungan DAM Bili-bili yang terletak di Kab. Gowa.
B. Bahan
kimia
Proses penjernihan air di IPA V Sombaopu menggunakan
empat buah Bahan Kimia, yaitu :
1. Almunium
Sulfat
2. LT 525 (
Low Toxicity 525 )
3. LT 27 (
Low Toxicity 27 )
4. Gas
Chlor
Kekeruhan dibawah 300 NTU hanya
menggunakan 2 bahan kimia yaitu Almunium Sulfat dan Gas Clhor tapi pada saat
kekeruhan di atas 300 maka biasanya harus menggunakan 4 buah bahan kimia dengan
titik injeksi dan dosis yang berbeda.
C. Tahapan
Proses pengolahan air
Pengolahan Air di IPA V Somba
Opu di mulai dari flow meter (tempat penentuan debit air baku) di
lanjutkan ke mixing well (tempat pengadukan bahan kimia secara melimpah)
mengalir secara gravitasi di mixing well tersebut, air baku diberikan bahan
kimia Almunium Sulfat dan LT525 yang berfungsi sebagai penjernih dan pengikat
lumpur.
Dari mixing well kemudian mengalir
keempat buah flokulasi (tempat pengadukan bahan kimia secara zigzag).
Dalam flokulasi tersebut diberikan bahan kimia LT27 yang berfungsi sebagai
pemberat lumpur dan penyeimbang keasaman (pH) dalam air baku. Di ujung
flokulasi, lumpur akan membentuk butiran-butiran yang membesar dan tenggelam ke
dasar flokulasi.
Dari flokulasi kemudian mengalir ke
kolam sedimentation (pengendapan) yang berfungsi untuk mengendapkan lumpur ke
dasar kolam, dari kolam tersebut kemudian mengalir ke enam belas bak
filteration (penyaringan) yang terdiri dari tujuh buah lapis saringan. Setelah
di saring air kemudian diberikan bahan kimia Desinfektan Gas Chlor yang berfungsi sebagai pembunuh
kuman-kuman yang terkandung dalam air tersebut. Setelah diberikan Gas Chlor,
maka air kemudian mengalir ke reservoi (penampungan air bersih) yang siap untuk
di distribusikan ke masyarakat Kota Makassar.
BAB
V
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. IPA terbesar
yang dimiliki PDAM Kota Makassar adalah IPA V Sombaopu dengan Kapasitas
produksi 1000 (seribu) liter/detik. IPA V Sombaopu melayani kurang lebih 50.000
(lima puluh ribu) pelanggan yang tersebar di wilayah Kota Makassar. IPA
ini mengambil air baku dari Bendungan DAM Bili-bili yang terletak di Kab. Gowa.
2. Tahap
proses pengolahan air
a. Flow
meter (tempat penentuan debit air baku)
b. Mixing
well (tempat pengadukan bahan kimia secara melimpah)
c. Flokulasi
(tempat pengadukan bahan kimia secara zigzag)
d. Sedimentation
(pengendapan)
e. Filteration
(penyaringan)
f. Desinfektan (Chlorination)
g. Mengalir
ke reservoir (penampungan air bersih)
h. Siap
untuk di distribusikan ke masyarakat Kota Makassar.
B. Saran
Adapun saran yang ingin saya
berikan yaitu agar Pihak PDAM tetap menjaga kelestarian sumber air yang ada
agar pasokan nya tetap mencukupi untuk berbagai macam kebutuhan. Selain itu
juga tetap menjaga kualitas air mulai dari sumbernya sampai nanti ke tangan
pelanggan, agar pelanggan puas dengan pelayanan yang di berikan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar