Mata
Kuliah : Parasitologi
Dosen : Sulasmi.,SKM.,M.Kes
(MAKALAH)
“PLASMODIUM VIVAX"”
DI
SUSUN OLEH
KELOMPOK 7 :
NASRIAH PO.71.4.221.13.2.034
MELISA TELAUMBANUA PO.71.4.221.13.2.027
FADHAL MUHAMMAD PO.71.4.221.13.2.014
KEMENTERIAN
KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK
KESEHATAN MAKASSAR
KESEHATAN
LINGKUNGAN
PRODI
D-IV
2014
KATA PENGANTAR
Puji syukur
kehadirat Allah SWT yang telah memberi rahmat, dan kepada kami sehingga makalah
ini dapat tersngat sedelesaikan walau sangat sederhana keadaannya, namun di
harapkan akan dapat memberi manfaat kepada kita semua serta hasil yang di harapkan.
Di sadari bahwa makalah ini
masih jauh dari sempurna, oleh karena itu pada kesempatan ini mohon kirnya bagi
para pembaca yang memberikan kritikan dan saran yang sifatnya membangun,
sehingga makalah ini dengan judul “Plasmodium Vivax”, sehingga mendekati
sempurna di masa yang akan datang. Dengan trselesainya makalah ini tidak lepas
dari dorongan dan dukungan dari berbagai pihak yang telah memberi masukan.
Dengan adanya makalah ini
diharapkan para pembaca, dapat mengerti dan memahaminya dengan baik, oleh
karena itu saran dan pendapat serta petunjuk sangat kami harapkan untuk
penyempurnaan makalah ini.
Makassar,
April 2014
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................
1
DAFTAR ISI ........................................................................
2
BAB I Pendahuluan....................................................................... 3
BAB II PEMBAHASAN
.....................................................................4
A. Latar
Belakang.........................................................................4
B.
Morfologi .........................................................................
5
C.
Reproduksi .........................................................................
5
D.
Siklus
Hidup
.......................................................................
.6
E.
Hospes
Dan Nama penyakit....................................................6
F.
Patologi
Dan Gejala Klinis...................................................... 7
G.
Epmiologi
.......................................................................
8
H.
Diagnosa
....................................................................... 9
I.
Penyebaran
.......................................................................
9
J.
Pencegahan
.......................................................................
10
BAB II Penutup
.................................................................. 11
A. Kesimpulan
.............................................................. 11
B. Saran
............................................................. 11
Daftar Pustaka
............................................................................
12
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Plasmodium vivax adalah
protozoa parasit yang pathogen yang sering dan didistribusikan secara luas sebagian besar menyebabkan
malaria. Plasmodium vivax merupakan salah satu dari enam jenis parasit
malaria yang sering menginfeksi manusia.
Plasmodium Vivax termasuk ke dalam anggota filum Sporozoa yang tidak memiliki alat gerak dan
bersifat parasit, tubuh terbentuk bulat atau bulat panjang.
v Sejarah Plasmodium Vivax
Pada tahun 1898 Ronald
Ross membuktikan keberadaan Plasmodium
pada dinding perut tengah dan kelenjar liur nyamuk Culex. Atas penemuan ini ia memenangkan Hadiah Nobel Kedokteran pada tahun 1902, meskipun sebenarnya penghargaan itu perlu diberikan kepada
profesor Italia Giovanni Battista
Grassi, yang
membuktikan bahwa mamalia manusia hanya bisa disebarkan oleh nyamuk Anopheles.
Menurut perkembangan biologi untuk menentukan sebagian
besar model matematika plasmodium vivax diperlukan siklus penularan dari
manusia ke penyakit yang disebabkan oleh parasit ini. Saat nyamuk menggigit
kulit manusia, plasmodium berada pada fase sporozoit. Sporozoit kemudian akan
menuju ke hati (liver) dan membentuk merozoit dalam jumlah yang sangat banyak.
Bentuk inilah yang kemudian masuk ke dalam aliran darah dan menginfeksi sel–sel
darahmerah. Sebagian dari sporozoit
didalam sel hati membentuk hipnozoit yang dapat bertahan sampai bertahun-tahun,
dan bentuk ini yang akan menyebabkan relaps pada malaria.
Sebagaimana makhluk hidup lainnya, plasmodium juga melakukan
proses kehidupan Dari proses metabolisme meninggalkan sisa berupa pigmen yang
terdapat dalam sitoplasma yang meliputi: Pertama, metabolisme (pertukaran zat).
Untuk proses hidupnya, plasmodium mengambil oksigen dan zat makanan dari
haemoglobin sel darah merah.. Kedua, pertumbuhan. Yang dimaksud dengan
pertumbuhan ini adalah perubahan morfologi yang meliputi perubahan bentuk,
ukuran, warna, dan sifat dari bagian-bagian sel. Perubahan ini mengakibatkan
sifat morfologi dari suatu stadium parasit pada berbagai spesies, menjadi
bervariasi.Setiap proses membutuhkan waktu, sehingga morfologi stadium parasit
yang ada pada sediaan darah dipengaruhi waktu dilakukan pengambilan darah. Ini
berkaitan dengan jam siklus perkembangan stadium parasit. Akibatnya tidak ada
gambar morfologi parasit yang sama pada lapang pandang atau sediaan darah yang
berbeda. Ketiga, pergerakan. Plasmodium bergerak dengan
cara menyebarkan sitoplasmanya yang berbentuk kaki-kaki palsu (pseudopodia).
Pada Plasmodium vivax, berubah menjadi ookinet dan selanjutnya menjadi ookista.
Terakhir ookista pecah dan membentuk sporozoit yang tinggal dalam kelenjar
ludah vektor. Perubahan dari
mikrogametosit dan makrogametosit sampai menjadi sporozoit di dalam kelenjar
ludah vektor disebut masa tunas ekstrinsik atau siklus sporogoni. Jumlah
sporokista pada setiap ookista dan lamanya siklus sporogoni, pada masing-masing
spesies plasmodium adalah berbeda, yaitu: Plasmodium vivax: jumlah sporozoit
dalam ookista adalah 30-40 butir dan siklus sporogoni selama 8-9 hari.
Plasmodium falsiparum: jumlah sporozoit dalam ookista adalah 10-12 butir dan
siklus sporogoni selama 10 hari. Plasmodium malariae: jumlah sporozoit dalam
ookista adalah 6-8 butir dan siklus sporogoni selama 26-28 hari.
v Habitat
Plasmodium Vivax
Plasmodium Vivax berkembangbiak
dan berpotensi melakukan kontak dengan manusia dan menularkan parasit malaria.
Contoh faktor-faktor lingkungan itu antara lain hujan, suhu, kelembaban, arah
dan kecepatan angin, ketinggian. Salah satu faktor lingkungan yang juga
mempengaruhi peningkatan kasus malaria adalah penggundulan hutan, terutama
hutan-hutan bakau di pinggir pantai. Akibat rusaknya lingkungan ini, nyamuk
yang umumnya hanya tinggal di hutan, dapat berpindah di pemukiman manusia,
kerusakan hutan bakau dapat menghilangkan musuh-musuh alami nyamuk sehingga
kepadatan nyamuk menjadi tidak terkontrol.
Malaria adalah penyakit akut dan
dapat menjadi kronik yang disebabkan oleh protozoa (genus plasmodium) yang
hidup intra sel yang ditandai dengan demam, anemia dan splenomegali.
Stadium gametosit pada spesies Plasmodium vivax memiliki bentuk bulat atau
oval tanpa vakuola. Seluruh bagian dari eritrosit diambil alih dan ditempati oleh
parasit tersebut. Makrogametosit memiliki massa kromatin yang padat sedangkan
mikrogametosit memiliki massa kromatin yang lebih diffus atau samar berwarna
putih. [Carlo Denegri Foundation].
v Taksonomi :
Domain :
Eukaryota
Kingdom :
Chromalveolata
Superphylum :Alveolata
Phylum :
Apicomplexa
Class :
Aconoidasida
Ordo :
Haemosporida
Family :
Plasmodiidae
Genus :
Plasmodium
B.
Morfologi
Eritrosit yang terinfeksi oleh
parasit ini mengalami pembesaran dan pucat karena kekurangan haemoglobin.
·
Tropozoit muda
tampak sebagai cincin dengan inti pada satu sisi.
·
Tropozoid tua
tampak sebagai cincin amuboid akibat penebalan sitoplasma yang tidak merata.
·
Dalam waktu
36 jam parasit akan mengisi lebih dari setengah sel eritrosit yang membesar.
·
Proses
selanjutnya inti sel parasit akan mengalami pembelah dan menjadi bentuk schizont
yang berisi merozoit berjumlah antara 16 – 18 buah.
·
Gametosit mengisi
hamper seluruh eritrosit.
·
Mikrogametosit
berinti besar dalam pewarnaan Giemsa akan berwarna merah muda sedangkan sitoplasma
berwar nabiru.
·
Makrogametosit
berinti padat berwarna merah letaknya biasanya di pinggir.
C.
Reproduksi
Plasmodium vivax dapat mereproduksi baik secara aseksual dan seksual, tergantung pada tahap
siklus hidupnya.
Secara Aseksual :
1.
Tanaman belum
trofozoit (Ring atau cincin meterai-berbentuk), sekitar 1 / 3 dari diameter
dari sel darah merah.
2.
Trofozoitdewasa:
Sangat tidak teratur dan halus (digambarkan sebagai amoeboid); pseudopodial banyak
proses terlihat. Kehadiran butiran halus pigmen coklat (pigmen malaria) atau hematin
mungkin berasal dari haemoglobin dari sel darah merah yang terinfeksi.
3.
Schizonts
(juga disebut meronts): Sebagai besar sebagai sel darah merah yang normal,
sehingga sel terparasit menjadi buncit dan lebih besar dari biasanya. Ada
merozoit sekitar enam belas.
v SecaraSeksual
:
Tahap seksual Plasmodium
vivax sebagai berikut :
1.
Transfer
kenyamuk.
2.
Gametogenesis
Mikrogamet dan Makrogamet.
3.
Pembuahan.
4.
Ookinite.
5.
Oocyst.
6.
Sporogony
D.
SiklusHidup
1.
Nyamuk
Anopheles betina menggigit, menghisap darah manusia kemudian mengeluarkan air
liur yang mengandung sporozoit.
2.
Bersama aliran
darah sporozoit menuju hati, selama ± 3 hari.
3.
Sporozoit membelah
menjadi 8 – 32 merozoit, keluar dari hati kemudian menginfeksi sel hati lain
dan membentuk merozoit baru. Akibatnya sel hati banyak yang rusak.
4.
Gejala demam
terjadi ketik amerozoit melisiskan sel darah merah dalam jumlah banyak.
5.
Gejala demam
terjadi ketika merozoit melisiskan sel darah merah dalam jumlah banyak.
6.
Jika darah si
penderita digigit nyamuk Anopheles dan menghisap darah penderita tadi maka makrogametosit
dan mikrogametosit akan ikut terhisap dan masuk kedalam usus nyamuk. Di dalam usus
nyamuk makrogametosit dan mikrogametosit berkembang menjadi makrogamet (ovum)
dan mikrogamet (sperma). Prosesnya dinamakan gametogonia atau gametogenesis. Fertilisasi
terjadi di dalam usus sehingga terbentuklah zigot (ookinet).
7.
Zigot
(ookinet) selanjutnya akan menembus dinding usus dan untuk sementara akan menetap,
terbungkus oleh otot dinding perut nyamuk (ookista).
8.
Di dalam ookista,
zigot akan membelah berulang kali sehingga terbentuk sel-sel yang lengkap dinamakan
sporozoit.
9.
Jika ookista
telah matang maka akan pecah sehingga sporozoit tersebar keseluruh tubuh nyamuk,
di antaranya adalah kedalam kelenjar ludah.
10. Apabila nyamuk menghisap darah manusia bersamaan dengan itu nyamuk akan melepaskan sporozoit ke dalam darah.
Plasmodium
padamanusia :aseksual (Fasegametofitdanvegetatif)
Plasmodium padanyamuk :seksual (Fasesporofitdangeneratif )
E.
Hospes dan NamaPenyakit
Manusia merupakan hospes perantara
parasit ini, sedangkan hospes definitifnya adalah nyamuk Anopheles betina.
Plasmodium vivax menyebabkan penyakit malaria vivaks, dapat juga disebut malaria
tersiana.
F.
PatologidanGejalaKlinis
Serangan pertama dimulai dengan
sindrom prodromal: sakit kepala, sakit punggung, mual dan malaise umum. Demam tidak
teratur pada 2-4 hari pertama ,tetapi kemudian menjadi intermiten dengan perbedaan
yang nyata pada pagi dan sore hari, suhu meninggi dan kemudian turun menjadi
normal. Malaria vivax penting bukan karena angka kematiannya tetapi karena kelemahan
penderita yang disebabkan oleh relapsnya.
Limpa pada serangan pertama mulai
membesar, dengan konsistensi lembek dan mulai
teraba pada minggu kedua. Pada malaria menahun menjadi sangat besar, keras dan kenyal.
Pada permulaan serangan pertama, jumlah parasit Plasmodium
vivax kecil dalam peredaran darah tepi, tetapi bila demam tersian telah berlangsung,
jumlahnya bertambah besar. Kira–kira satu minggu setelah serangan pertama,
stadium gametosit tampak dalam darah.
G.
Epidemiologi
Spesies ini terdapat di daerah
subtropik, dapat juga ditemukan di daerah dingin (Rusia), di daerah tropic
Afrika, terutama di Afrika Barat. Di Indonesia spesies tersebut tersebar di
seluruh kepulauan dan pada umumnya di daerah endemic mempunyai frekuensi tertinggi
di antara spesies yang lain.
H.
DiagnosaLaboratorium
Pemeriksaan laboratorium untuk
penegakan diagnose pasti penyakit
malaria adalah dengan melakukan pemeriksaan mikroskopis untuk menemukan parasit
Plasmodium dalam sediaan darah. Sediaan darah tipis akan memberikan gambaran bentuk
parasit yang lebih baik dan sempurna morfologinya, namun perlu ketelitian dan kesabaran
dalam melakukan pemeriksaan. Sedangkan sediaan darah tebal akan mempercepat
proses identifikasi Plasmodium walaupun morfologi parasit tidak sebaik bila dibuat
sediaan apus. Tesserologi untuk malaria bias
di lakukan dengan IHA ( Indirect Hemaglutination Test ) dan ELISA ( Enzym
Linked ImmunoSobent Assay ).
I. Penyebaran
Berdasarkan The
World Malaria Report 2010, sebanyak lebih dari 1 juta orang termasuk anak-anak
setiap tahun meninggal akibat malaria dimana 80% kematian terjadi di Afrika,
dan 15% di Asia (termasuk Eropa Timur). Secara keseluruhan terdapat 3,2 Miliyar
penderita malaria di dunia yang terdapat di 107 negara. Malaria di dunia paling
banyak terdapat di Afrika yaitu di sebelah selatan Sahara dimana banyak
anak-anak meninggal karena malaria dan malaria muncul kembali di Asia Tengah,
Eropa Timur dan Asia Tenggara. Di Indonesia, sebagai salah satu negara yang
masih beresiko Malaria (Risk-Malaria), pada tahun 2009 terdapat sekitar 2 juta
kasus malaria klinis dan 350 ribu kasus di antaranya dikonfirmasi positif.
Sedangkan tahun 2010 menjadi 1,75 juta kasus dan 311 ribu di antaranya
dikonfirmasi positif. Sampai tahun 2010 masih terjadi KLB dan peningkatan kasus
malaria di 8 Propinsi, 13 kabupaten, 15
kecamatan, 30 desa dengan jumlah penderita malaria positif sebesar 1256
penderita, 74 kematian. Jumlah ini mengalami peningkatan dibandingkan tahun
2009, dimana terjadi KLB di 7 propinsi, 7 kab, 7 kec dan 10 desa dengan jumlah
penderita 1107 dengan 23 kematian.
J.
Pencegahanperkembangan Plasmodium
Vivax
1.
Pencegahan
perusakan hutan agar habitat nyamuk Anopheles sp. Tidak rusak.
2.
Pemakaian bubuk
Abate pada air untuk membunuh jentik-jentik
nyamuk.
3.
Meningkatkan
level sanitasi agar jentik-jentik nyamuk dapat berkurang.
4.
Pada daerah pedalaman
biasanya akan dibiakkan jentik nyamuk pemakan Plasmodium sp. & pemindahan hewan-hewan
ternak ke daerah pedalaman agar nyamuk Anopheles sp. Menggigit hewan tersebut. (Plasmodium
sp. Tidak berbahaya bagi hewan).
5.
Penyemperotan
secara berkala.
BAB II
PENUTUP
A.
Kesimpulan
1.
Plasmodium
vivax adalah protozoa parasit yang pathogen yang sering dan didistribusikan secara luas sebagian besar menyebabkan
malaria. Plasmodium vivax merupakan salah satu dari enam jenis
parasit malaria yang sering menginfeksi manusia.
2.
Plasmodium
Vivax termasuk ke dalam anggota filum
Sporozoa yang tidak memiliki alat gerak dan bersifat parasit, tubuh terbentuk bulat atau bulat panjang.
3.
Manusia merupakan
hospes perantara parasit ini, sedangkan hospes definitifnya adalah nyamuk Anopheles betina.
4.
Plasmodium
vivax menyebabkan penyakit
malaria vivaks, dapat juga disebut malaria tersiana.
5.
Pencegahan perusakan
hutan agar habitat nyanuk Anopheles sp. Tidak rusak, karena bila rusak,
maka nyamuk penghisap hewan (zoophilik) akan berubah menjadi nyamuk pemakan manusia
(anthropofilik).
6.
Pemakaian bubuk
Abate pada air untuk membunuh jentik-jentik nyamuk.
B.
Saran
Diharapkan para Masyarakat
agar lebih mewaspadai penyakit tersebut khusunya pada daerah pedalaman, karena
Pada daerah tersebut biasanya akan dibiakkan jentik nyamuk pemakan Plasmodium
sp. & pemindahan hewan-hewan ternak ke daerah pedalaman agar nyamuk
Anopheles sp. Menggigit hewan tersebut. (Plasmodium sp. Tidak berbahaya bagi hewan).
Daftar pustaka
1.
Prof.dr.Srisasi
Gandahusada.1998.Parasitologi Kedokteran EdisiKetiga.BalaiPenerbit FKUI:Jakarta. Di akses, 6 April 2014.
2.
Brown, Gerald W. 1989. Dasar
Parasitologi Klinis. Gramedia: Jakarta. Di akses, 6 April 2014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar