Mata Kuliah :
SANITASI KAWASAN PESISIR
Dosen : Hidayat ,. SKM,. M.Kes
Erlani ,.SKM,. M.Kes
La
taha ,.SKM,. M.Kes
“ Laporan Penilaian Rumah Sehat Pulau
Kulambing
Desa Mattirouleng Kecematan Liukang
Topabbiring Kabupaten
Pangkep “
OLEH :
NURUL
FAHMI
PO.71.4.221.13.2.038
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN MAKASSAR
KESEHATAN LINGKUNGAN
PROGRAM STUDI D-IV
MAKASSAR
2015
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim.
Puji syukur atas kehadirat Allah swt. Yang telah melimpahkan Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga Laporan Sanitasi Kawasan Pesisir dengan judul “PENILAIAN RUMAH SEHAT” ini dapat selesai dengan tepat waktu. Terwujudnya makalah ini, tidak terlepas dari bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu saya selaku penulis mengucapkan terima kasih kepada:
Puji syukur atas kehadirat Allah swt. Yang telah melimpahkan Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga Laporan Sanitasi Kawasan Pesisir dengan judul “PENILAIAN RUMAH SEHAT” ini dapat selesai dengan tepat waktu. Terwujudnya makalah ini, tidak terlepas dari bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu saya selaku penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Hidayat.,SKM.,M.Kes
selaku dosen pengampu pada mata kuliah Sanitasi Kawasan Pesisir yang telah
memberikan ilmu dan sumbangsinya dalam
menyusun makalah ini.
2. Bapak
dan Ibu tercinta yang telah memberikan motivasi dan dukungan baik moral maupun
spiritual.
3. Teman-teman
yang tercinta yang telah sabar untuk meluangkan waktunya untuk berdiskusi dalam
menyusun makalah ini.
4. Dan
semua pihak yang telah membantu dalam
menyusun makalah ini.
Dalam makalah ini terdapat beberapa
pembahasan materi mengenai “PENILAIAN RUMAH SEHAT”. Namun dalam penyusunannya
masih terdapat banyak kekurangan oleh karena itu kritik dan saran yang
membangun diharapkan penulis dari semua pihak, agar kedepannya lebih baik lagi
dalam menyusun makalah.
Akhir kata semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi semua pihak, baik itu
penulis terlebih kepada pembacanya.
Wasallam.
Makassar, Juni 2015
penulis
DAFTAR
ISI
Kata pengantar ........................................................................... i
Daftar isi
.................................................................................... ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ......................................................... 1
B. Tujuan
....................................................................... 2
C. Manfaat
.................................................................... 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan
tentang perumahan dan wilayah pesisir........................................................................ 3
B. Tinjauan
tentang rumah sehat ................................. 3
C. Tinjauan
tentang penyakit yang berkaitan dengan
rumah
sehat ............................................................. 3
BAB III METODOLOGI
A.
Jenis penelitian
...................................................... 19
B.
Waktu
dan tempat penelitian ................................ 19
C.
Gambaran umum ................................................... 19
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil penelitian
......…….......................................... 20
B. Pembahasan
...............………………........……….. 20
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
….…………………………………...... 30
B. Saran
........................................................................ 30
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar belakang
Indonesia merupakan negara kepulauan
yang terdiri atas 17.508 pulau dengan panjang garis pantai kurang lebih 81.000
km dan merupakan pantai terpanjang ke dua di dunia setelah Kanada, maka
persoalan pantai di Indonesia menjadi topik yang sangat penting untuk
pengambangan dan pembangunan di Indonesia. Rumah pada dasarnya merupakan bangunan tempat hunian yang sangat penting bagi kehidupan setiap orang. Rumah tidak
sekedar sebagai tempat untuk melepas lelah setelah bekerja seharian, namun
didalamnya terkandung arti yang penting sebagai tempat untuk membangun
kehidupan keluarga sehat dan sejahtera. Rumah yang sehat dan layak huni tidak
harus berwujud rumah mewah dan besar namun rumah yang sederhana dapat juga
menjadi rumah yang sehat dan layak dihuni Rumah sehat adalah kondisi fisik,
kimia, biologi didalam rumah dan perumahan sehingga memungkinkan penghuni atau
masyarakat memperoleh derajat kesehatan yang optimal.
Rumah merupakan salah satu kebutuhan pokok kita
sehari-hari serta untuk berteduh apabila terjadi panas dan hujan, sebagai
tempat berlindung kita. Rumah juga dapat menimbulkan beberapa risiko penyakit
termasuk bahaya radiasi dan pencemaran udara apabila setiap harinya tidak
bersih. Agar penghuni rumah terhindar dari penyakit-penyakit tersebut, maka
diperlukan kondisi kualitas kesehatan lingkungan rumah yang baik.
Untuk mewujudkan
lingkungan perumahan yang sehat harus memperhatikan lokasi, kualitas tanah dan
air tanah, kualitas udara ambien, kebisingan, getaran dan radiasi, sarana dan
prasarana lingkungan (saluran air, pembuangan sampah, jalan, tempat bermain,
dan sebagainya), binatang penular penyakit (vektor), dan penghijauan.
Bila lingkungan
perumahan tidak diperhatikan, maka dapat memudahkan terjadinya penularan dan
penyebaran penyakit, seperti diare, cacingan, ISPA, TBC, demam berdarah,
malaria, typhus, leptospirosis, dan dapat menyebabkan kecelakaan seperti
kebakaran, tertusuk paku atau kaca, terpeleset, terantuk, dan sebagainya.
Supaya lingkungan rumah kita tidak merupakan sumber penularan penyakit maka
diperlukan partisipasi kita semua untuk turut memelihara serta menjaga
lingkungan dan rumah supaya tetap bersih dan sehat sehingga menjadi tempat
penghunian yang aman dan nyaman.
B.
Tujuan
1. Tujuan umum
Untuk mengetahui kondisi sanitasi kawasan pesisirdan keadaan rumah pendudukdi daerah pulau kulambingdesa
mattirouleng kecematan liukangtopabbiring kabupaten pangkep.
2. Tujuan khusus
a. Untuk mengetahui kondisi komponen
rumah yang ada di daerah pulau kulambingdesa
mattirouleng kecematan liukangtopabbiring kabupaten pangkep
b. Untuk mengetahui kondisi sarana
sanitasi di daerah pulau
kulambingdesa mattirouleng kecematan liukangtopabbiring kabupaten pangkep
c. Untuk mengetahui prilaku
penghuni penduduk di daerah pulau kulambingdesa
mattirouleng kecematan liukangtopabbiring kabupaten pangkep
C.
Manfaat
Hasil dari penelitian ini diharapkan
dapat bermanfaat untuk :
1. Agar dapat dijadikan sebagai acuan
dalam usulan perbaikan rencana tata ruang wilayah daratan pesisir yang optimal.
2. Ekosistem wilayah daratan pesisir
yang tidak terjaga dapat diperbaiki dan dioptimalkan sesuai fungsi dan
perannya.
BAB II
TINJAUAN
PUSTAKA
A. Tinjauan
tentang perumahan dan wilayah pesisir
Menurut WHO dalam Sanropie
(1989), perumahan adalah suatu struktur fisik dimana orang menggunakannya
sebagai tempat berlindung dimana lingkungan dari struktur tersebut juga semua
fasilitas dan pelayanan yang diperlukan, perlengkapan yang berguna untuk
kesehatan jasmani, rohani, dan sosialnya yang baik untuk keluarga dan individu.
Wilayah pesisir merupakan wilayah
daratan yang berbatasan dengan laut. Batas di daratan meliputi daerah-daerah yang
tergenang air maupun yang tidak tergenang air yang masih dipengaruhi oleh
proses-proses laut, seperti pasang surut, dan intrusi air laut. Sedangkan batas
di laut adalah daerah-daerah yang dipengaruhi oleh proses-proses alami di
daratan, seperti sedimentasi dan mengalirnya air tawar ke laut, serta yang
dipengaruhi oleh kegiatan-kegiatan manusia di daratan (Supriharyono, 2000 ).
Berdasarkan UU No 27 Tahun 2007
Wilayah Pesisir adalah daerah peralihan antara ekosistem darat dan laut yang
dipengaruhi oleh perubahan di darat dan laut. Bentuk yang dapat diciptakan oleh
pesisir ada beberapa macam yaitu bentuk gua dan lengkungan. Bentuk gua dan
lengkungan tersebut terbentuk dari tebing yang tergerus, namun suatu saat
lengkungan tersebut akan patah sehingga yang tertinggal hanya tiang batuannya
saja dan disebut tunggul (Riley, 2004). Pantai merupakan salah satu kawasan
hunian atau tempat tinggal paling penting di dunia bagi manusia dengan segala
macam aktifitasnya. Awal tahun 1990 diperkirakan 50 % sampai 70 % penduduk di
dunia tinggal di daerah pantai. Bila pada saat itu penduduk di dunia berjumlah
kurang lebih 5,3 milyar maka 2,65 sampai 3,7 milyar tinggal di pantai (Edgren,
1993).
B. Tinjauan tentang rumah sehat
Dalam Undang-undang Nomor 4 Tahun 1992 tentang Perumahan dan
Permukiman, perumahan adalah kelompok rumah yang berfungsi sebagai lingkungan
tempat tinggal atau lingkungan hunian yang dilengkapi dengan prasarana dan
sarana lingkungan. Menurut Wicaksono, rumah adalah sebuah tempat tujuan akhir
dari manusia. Rumah menjadi tempat berlindung dari cuaca dan kondisi lingkungan
sekitar, menyatukan sebuah keluarga, meningkatkan tumbuh kembang kehidupan
setiap manusia, dan menjadi bagian dari gaya hidup manusia. Rumah harus dapat mewadahi kegiatan
penghuninya dan cukup luas bagi seluruh pemakainya, sehingga kebutuhan ruang
dan aktivitas setiap penghuninya dapat berjalan dengan baik. Lingkungan rumah
juga sebaiknya terhindar dari faktor-faktor yang dapat merugikan kesehatan
(Hindarto, 2007). Rumah sehat dapat diartikan sebagai tempat berlindung,
bernaung, dan tempat untuk beristirahat, sehingga menumbuhkan kehidupan yang
sempurna baik fisik, rohani, maupun sosial (Sanropie dkk., 1989).
1. Kriteria Rumah Sehat
Kriteria rumah sehat menurut dari Winslow antara lain:
a.
Harus dapat memenuhi
kebutuhan fisiologis
b.
Harus dapat memenuhi
kebutuhan psikologis
c.
Harus dapat menghindarkan
terjadinya kecelakaan
d.
Harus dapat menghindarkan
terjadinya penularan penyakit
Hal ini sejalan dengan
kriteria rumah sehat menurut American Public Health Asociation (APHA),
yaitu:
a.
Memenuhi kebutuhan dasar fisik
Sebuah rumah
harus dapat memenuhi kebutuhan dasar fisik, seperti:
1) Rumah tersebut harus dibangun sedemikian rupa sehingga dapat
dipelihara atau dipertahankan temperatur lingkungan yang penting untuk mencegah
bertambahnya panas atau kehilangan panas secara berlebihan. Sebaiknya
temperatur udara dalam ruangan harus lebih rendah paling sedikit 4°C dari
temperatur udara luar untuk daerah tropis. Umumnya temperatur kamar 22°C - 30°C
sudah cukup segar.
2) Rumah tersebut harus terjamin pencahayaannya yang dibedakan atas
cahaya matahari (penerangan alamiah) serta penerangan dari nyala api lainnya
(penerangan buatan). Semua penerangan ini harus diatur sedemikian rupa sehingga
tidak terlalu gelap atau tidak menimbulkan rasa silau.
3) Rumah tersebut harus mempunyai ventilasi yang sempurna sehingga
aliran udara segar dapat terpelihara. Luas lubang ventilasi tetap, minimum 5%
dari luas lantai ruangan, sedangkan luas lubang ventilasi insidentil (dapat
dibuka dan ditutup) minimum 5% luas lantai sehingga jumlah keduanya menjadi 10%
dari luas lantai ruangan. Ini diatur sedemikian rupa agar udara yang masuk
tidak terlalu deras dan tidak terlalu sedikit.
4) Rumah tersebut harus dapat melindungi penghuni dari gangguan
bising yang berlebihan karena dapat menyebabkan gangguan kesehatan baik
langsung maupun dalam jangka waktu yang relatif lama. Gangguan yang dapat
muncul antara lain gangguan fisik seperti kerusakan alat pendengaran dan
gangguan mental seperti mudah marah dan apatis.
5) Rumah tersebut harus memiliki luas yang cukup untuk aktivitas dan
untuk anak-anak dapat bermain. Hal ini penting agar anak mempunyai kesempatan
bergerak, bermain dengan leluasa di rumah agar pertumbuhan badannya akan lebih
baik, juga agar anak tidak bermain di rumah tetangganya, di jalan atau tempat
lain yang membahayakan.
b.
Memenuhi kebutuhan dasar psikologis
Rumah harus dibangun sedemikian rupa sehingga dapat terpenuhi
kebutuhan dasar psikologis penghuninya, seperti:
1) Cukup aman dan nyaman bagi masing-masing penghuni
Adanya ruangan khusus untuk istirahat bagi masing-masing penghuni,
seperti kamar tidur untuk ayah dan ibu.
·
Anak-anak berumur di bawah 2
tahun masih diperbolehkan satu kamar tidur dengan ayah dan ibu.
·
Anak-anak di atas 10 tahun
laki-laki dan perempuan tidak boleh dalam satu kamar tidur.
·
Anak-anak di atas 17 tahun
mempunyai kamar tidur sendiri.
2)
Ruang duduk dapat dipakai
sekaligus sebagai ruang makan keluarga, dimana anak-anak sambil makan dapat
berdialog langsung dengan orang tuanya.
3)
Dalam memilih letak tempat
tinggal, sebaiknya di sekitar tetangga yang memiliki tingkat ekonomi yang
relatif sama, sebab bila bertetangga
dengan orang yang lebih kaya atau lebih miskin akan menimbulkan tekanan batin.
4)
Dalam meletakkan kursi dan
meja di ruangan jangan sampai menghalangi lalu lintas dalam ruangan
5)
W.C. (Water Closet)
dan kamar mandi harus ada dalam suatu rumah dan terpelihara kebersihannya.
Biasanya orang tidak senang atau gelisah bila terasa ingin buang air besar tapi
tidak mempunyai W.C. sendiri karena harus antri di W.C. orang lain atau harus
buang air besar di tempat terbuka seperti sungai atau kebun.
6)
Untuk memperindah
pemandangan, perlu ditanami tanaman hias, tanaman bunga yang kesemuanya diatur,
ditata, dan dipelihara secara rapi dan bersih, sehingga menyenangkan bila
dipandang.
c.
Melindungi dari penyakit
Rumah tersebut harus dibangun sedemikian rupa sehingga dapat
melindungi penghuninya dari kemungkinan penularan penyakit atau zat-zat yang
membahayakan kesehatan. Dari segi ini, maka rumah yang sehat adalah rumah yang
di dalamnya tersedia air bersih yang cukup dengan sistem perpipaan seperti
sambungan atau pipa dijaga jangan sampai sampai bocor sehingga tidak tercemar
oleh air dari tempat lain. Rumah juga harus terbebas dari kehidupan serangga
dan tikus, memiliki tempat pembuangan sampah, pembuangan air limbah serta
pembuangan tinja yang memenuhi syarat kesehatan.
d.
Melindungi dari kemungkinan kecelakaan
Rumah harus dibangun sedemikian rupa sehingga dapat melindungi
penghuni dari kemungkinan terjadinya bahaya atau kecelakaan. Termasuk dalam
persyaratan ini antara lain bangunan yang kokoh, tangga yang tidak terlalu
curam dan licin, terhindar dari bahaya kebakaran, alat-alat listrik yang
terlindung, tidak menyebabkan keracunan gas bagi penghuni, terlindung dari
kecelakaan lalu lintas, dan lain sebagainya (Azwar, 1990; CDC, 2006; Sanropie,
1989).
2. Parameter dan Indikator Penilaian Rumah Sehat
Berdasarkan Departemen Kesehatan Republik Indonesia (2002),
lingkup penilaian rumah sehat dilakukan terhadap kelompok komponen rumah,
sarana sanitasi dan perilaku penghuni.
a.
Kelompok komponen rumah,
meliputi langit-langit, dinding, lantai, jendela kamar tidur, jendela ruang
keluarga dan ruang tamu, ventilasi, sarana pembuangan asap dapur dan
pencahayaan.
b.
Kelompok sarana sanitasi,
meliputi sarana air bersih, sarana pembuangan kotoran, saluran pembuangan air
limbah, sarana tempat pembuangan sampah.
c.
Kelompok perilaku penghuni,
meliputi membuka jendela kamar tidur, membuka jendela ruang keluarga,
membersihkan rumah dan halaman, membuang tinja bayi dan balita ke jamban,
membuang sampah pada tempat sampah.
Parameter yang dipergunakan
untuk menentukan rumah sehat adalah sebagaimana yang tercantum dalam Kepmenkes
Nomor 829/Menkes/SK/VII/1999 tentang Persyaratan Kesehatan Perumahan.
a.
Bahan bangunan
Syarat
bahan bangunan yang diperbolehkan antara lain:
1) Tidak terbuat dari bahan yang dapat melepas zat-zat yang dapat
membahayakan kesehatan, seperti debu total tidak lebih dari 150 µg/mmelebihi
0,5 fiber/m3, asbes bebas tidak /4
jam, dan timah hitam tidak melebihi 300 mg/kg.
2) Tidak terbuat dari bahan yang dapat memungkinkan tumbuh dan
berkembangnya mikroorganisme patogen.
b.
Komponen dan penataan ruang rumah
Komponen
rumah harus memenuhi persyaratan fisik dan biologis seperti berikut:
1) Lantai yang kedap air dan mudah dibersihkan. Menurut Sanropie
(1989), lantai dari tanah lebih baik tidak digunakan lagi, sebab bila musim
hujan akan lembab sehingga dapat menimbulkan gangguan/penyakit terhadap
penghuninya. Oleh karena itu perlu dilapisi dengan lapisan yang kedap air
seperti disemen, dipasang tegel, keramik, teraso dan lain-lain. Untuk mencegah
masuknya air ke dalam rumah, sebaiknya lantai dinaikkan kira-kira 20 cm dari
permukaan tanah.
2) Dinding, dengan pembagian: (i) Untuk di ruang tidur dan ruang keluarga dilengkapi dengan sarana ventilasi
untuk pengaturan sirkulasi udara; (ii) Untuk di kamar mandi dan tempat cuci
harus kedap air dan mudah dibersihkan. Berdasarkan Sanropie (1989), fungsi
dinding selain sebagai pendukung atau penyangga atap, dinding juga berfungsi
untuk melindungi ruangan rumah dari gangguan, serangga, hujan dan angin, juga
melindungi dari pengaruh panas dan angin dari luar. Bahan dinding yang paling
baik adalah bahan yang tahan api, yaitu dinding dari batu.
3) Langit-langit Langit-langit harus mudah dibersihkan dan tidak
rawan kecelakaan.
4) Bubungan rumah yang memiliki tinggi 10 m atau lebih harus
dilengkapi dengan penangkal petir
5) Ruang di dalam rumah harus ditata agar berfungsi sebagai ruang
tamu, ruang keluarga, ruang makan, ruang tidur, ruang dapur, ruang mandi, dan
ruang bermain anak.
Menurut Sanropie (1989), banyaknya ruangan di dalam rumah biasanya
tergantung kepada jumlah penghuni. Banyaknya penghuni dalam suatu rumah akan
menuntut jumlah ruangan yang banyak terutama ruang tidur. Tetapi pada umumnya
jumlah ruangan dalam suatu rumah disesuaikan dengan fungsi ruangan tersebut,
seperti:
1)
Ruang untuk istirahat/tidur
(ruang tidur)
Rumah yang sehat harus
mempunyai ruang khusus untuk tidur. Ruang tidur ini biasanya digunakan
sekaligus untuk ruang ganti pakaian, dan ditempatkan di tempat yang cukup
tenang, tidak gaduh, jauh dari tempat bermain anak-anak. Diusahakan agar ruang
tidur mendapat cukup sinar matahari. Agar terhindar dari penyakit saluran
pernafasan, maka luas ruang tidur minimal 9 m2 untuk setiap orang yang berumur
diatas 5 tahun atau untuk orang dewasa dan 4 ½ m2 untuk anak-anak berumur dibawah 5 tahun. Luas
lantai minimal 3 ½ m 2 ¾ m2.
2)
Ruang tamu
untuk setiap orang, dengan tinggi langit-langit tidak kurang dari
Ruang tamu yaitu suatu ruangan khusus untuk menerima tamu, biasanya diletakkan
di bagian depan rumah. Ruang tamu sebaiknya terpisah dengan ruang duduk yang
dapat dibuka/ditutup atau dengan gorden, sehingga tamu tidak dapat melihat
kegiatan orang-orang yang ada di ruang duduk.
3)
Ruang duduk (ruang keluarga)
Ruang duduk harus dilengkapi jendela yang cukup, ventilasi yang
memenuhi syarat, dan cukup mendapat sinar matahari pagi. Ruang duduk ini
sebaiknya lebih luas dari ruang-ruang lainnya seperti ruang tidur atau ruang
tamu karena ruang duduk sering digunakan pula untuk berbagai kegiatan seperti
tempat berbincang-bincang anggota keluarga, tempat menonoton TV, kadang-kadang
digunakan untuk tempat membaca/belajar dan bermain anak-anak. Selain itu
ruangan ini juga sering digunakan sekaligus sebagai ruang makan keluarga.
4)
Ruang makan
Ruang makan sebaiknya mempunyai ruangan yang
khusus, ruangan tersendiri, sehingga bila ada anggota keluarga sedang makan
tidak akan terganggu oleh kegiatan anggota keluarga lainnya. Tetapi untuk suatu
rumah yang kecil/sempit, ruang makan ini boleh jadi satu dengan ruang duduk.
5)
Ruang dapur
Dapur harus mempunyai ruangan tersendiri, karena asap dari hasil
pembakaran dapat membawa dampak negatif terhadap kesehatan. Ruang dapur harus
memiliki ventilasi yang baik agar udara/asap dari dapur dapat teralirkan keluar
(ke udara bebas). Luas dapur minimal 4 m2dan lebar minimal 1,5 m. Di dapur
harus tersedia alat-alat pengolahan makanan, alat-alat memasak, tempat cuci
peralatan serta tempat penyimpanannya. Tersedia air bersih yang memenuhi syarat
kesehatan dan mempunyai sisitem pembuangan air kotor yang baik, serta mempunyai
tempat pembuangan sampah sementara yang baik/tertutup. Selain itu dapur harus
tersedia tempat penyimpanan bahan makanan atau makanan yang siap disajikan.
Tempat ini harus terhindar dari gangguan serangga (lalat) dan tikus. Oleh
karena itu ruangan harus bebas serangga dan tikus.
6)
Kamar mandi/W.C
Lantai kamar mandi dan jamban harus kedap air dan selalu
terpelihara kebersihannya agar tidak licin. Dinding minimal setinggi 1 ½ m dari
lantai. Setiap kamar mandi dan jamban yang letaknya di dalam rumah, diusahakan
salah satu dindingnya yang berlubang ventilasi harus berhubungan langsung
dengan bagian luar rumah. Bila tidak, ruang/kamar mandi dan jamban ini harus
dilengkapi dengan alat penyedot udara untuk mengeluarkan udara dari kamar mandi
dan jamban tersebut keluar, sehingga tidak mencemari ruangan lain (bau dari
kamar mandi dan W.C.) Jumlah kamar mandi harus cukup sesuai dengan jumlah
penghuni rumah. Selain itu kebersihannya harus selalu terjaga. Jamban harus
berleher angsa dan 1 jamban tidak boleh dipergunakan untuk lebih dari 7 orang.
7)
Gudang
Gudang berfungsi sebagai tempat penyimpanan alat-alat atau
bahan-bahan lainnya yang tidak dapat ditampung di ruangan lain, seperti
alat-alat untuk memperbaiki rumah (tangga, dan lain–lain).
8)
Ruang dapur harus dilengkapi
sarana pembuangan asap.
c.
Pencahayaan
Pencahayaan dalam ruangan dapat berupa pencahayaan alami dan atau
buatan, yang secara langsung ataupun tidak langsung dapat menerangi seluruh
ruangan. Intensitas minimal pencahayaan dalam ruangan adalah 60 lux dan tidak
menyilaukan.
1)
Kualitas udara
Kualitas udara dalam ruangan tidak boleh melebihi ketentuan
sebagai berikut:
a)Suhu udara nyaman
berkisar 18° sampai 30° C
b)
Kelembapan udara berkisar
antara 40% sampai 70%
c)Konsentrasi gas SO2
tidak melebihi 0,10 ppm/24 jam
d) Pertukaran udara (air exchange rate) = 5 kaki kubik per
menit per penghuni
e)Konsentrasi gas CO
tidak melebihi 100 ppm/8 jam
f) Konsentrasi gas formaldehid tidak melebihi 120 mg/m3
2)
Ventilasi
Luas penghawaan atau ventilasi alamiah yang permanen minimal 10%
dari luas lantai.
Menurut Sanropie (1989), ventilasi sangat penting untuk suatu
rumah tinggal. Hal ini karena ventilasi mempunyai fungsi ganda. Fungsi pertama
sebagai lubang masuk udara yang bersih dan segar dari luar ke dalam ruangan dan
keluarnya udara kotor dari dalam keluar (cross ventilation). Dengan
adanya ventilasi silang (cross
ventilation) akan terjamin adanya gerak udara yang lancar dalam ruangan.
Fungsi kedua dari ventilasi adalah sebagai lubang masuknya cahaya dari luar
seperti cahayamatahari, sehingga didalam rumah tidak gelap pada waktu pagi,
siang hari maupun sore hari. Oleh karena itu untuk suatu rumah yang memenuhi
syarat kesehatan, ventilasi mutlak harus ada. Suatu ruangan yang tidak memiliki
sistem ventilasi yang baik akan menimbulkan keadaan yang merugikan kesehatan,
antara lain:
a)
Kadar oksigen akan
berkurang, padahal manusia tidak mungkin dapat hidup tanpa oksigen dalam udara.
b)
Kadar karbon dioksida yang
bersifat racun bagi manusia, akan meningkat.
c)
Ruangan akan berbau,
disebabkan oleh bau tubuh, pakaian, pernafasan, dan mulut.
d)
Kelembapan udara dalam
ruangan akan meningkat disebabkan oleh penguapan cairan oleh kulit dan
pernafasan (Azwar,1990).
Berdasarkan Azwar (1990), ada dua cara yang dapat dilakukan agar
ruangan mempunyai sistem aliran udara yang baik, yaitu (i) Ventilasi alamiah,
yaitu ventilasi yang terjadi secara alamiah dimana udara masuk melalui jendela,
pintu, ataupun lubang angin yang sengaja dibuat untuk itu. Proses terjadinya
aliran udara ialah karena terdapatnya perbedaan suhu, udara yang panas lebih
ringan dari pada udara yang dingin. (ii) Ventilasi buatan, ialah ventilasi
berupa alat khusus untuk mengalirkan udara, misalnya penghisap udara (exhaust
ventilation) dan air condition.
d.
Binatang penular penyakit
Di dalam rumah tidak boleh ada tikus yang bersarang.
e.
Air
1)
Tersedia sarana air bersih
dengan kapasitas minimal 60 liter/hari/orang.
2) Kualitas air harus memenuhi persyaratan kesehatan air bersih dan
atau air minum sesuaiperundang-undangan yang berlaku.
f.
Tersedianya sarana penyimpanan makanan yang aman.
g.
Limbah
1) Limbah cair yang berasal dari rumah tidak mencemari sumber air,
tidak menimbulkan bau, dan tidak
mencemari permukaan tanah.
2) Limbah padat harus dikelola agar tidak menimbulkan bau, pencemaran
terhadap permukaan tanah, serta air tanah.
h.
Kepadatan hunian ruang tidur
Luas ruang tidur minimal 9 meter, dan tidak dianjurkan digunakan
lebih dari dua orang tidur dalam satu ruang tidur, kecuali anak di bawah umur 5
tahun.
i. Atap
Fungsi atap adalah untuk melindungi isi ruangan rumah dari
gangguan angin, panas dan hujan, juga melindungi isi rumah dari pencemaran
udara seperti: debu, asap, dan lain-lain. Atap yang paling baik adalah atap
dari genteng karena bersifat isolator, sejuk dimusim panas dan hangat dimusim
hujan (Sanropie, 1989).
3. Sarana Sanitasi Rumah
Dilihat dari aspek sanitasi, maka beberapa sarana lingkungan yang
berkaitan dengan perumahan sehat adalah sebagai berikut:
a.
Sarana air bersih dan air minum
Air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari
yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat diminum apabila telah
dimasak sesuai Peraturan Menteri Kesehatan No.416/MENKES/PER/IX/1990
(Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 1990). Air minum adalah air yang
memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum dan berasal dari
penyediaan air minum sesuai Keputusan Menteri Kesehatan No.
907/MENKES/SK/VII/2002 (Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2002). Sarana
air bersih adalah semua sarana yang dipakai sebagai sumber air bagi penghuni
rumah yang digunakan untuk kehidupan sehari-hari. Hal yang perlu diperhatikan
dalam pembuatan sarana air bersih antara lain (a) jarak antara sumber air
dengan sumber pengotoran (seperti septik tank, tempat pembuangan sampah, air
limbah) minimal 10 meter, (b) pada sumur gali sedalam 10 meter dari permukaan
tanah dibuat kedap air dengan pembuatan cincin dan bibir sumur, (c) penampungan
air hujan pelindung air, sumur artesis atau terminal air atau perpipaan/kran
atau sumur gali terjaga kebersihannya dan dipelihara rutin.
Ada 3 syarat utama yang harus dipenuhi agar air layak dikonsumsi
sebagai air minum, antara lain:
1)
Syarat fisik
Syarat fisik air minum yaitu air yang tidak berwarna, tidak
berbau, jernih dengan suhu sebaiknya di bawah suhu udara sehingga menimbulkan
rasa nyaman.
2)
Syarat kimia
Air minum yang baik adalah air yang tidak tercemar secara
berlebihan oleh zat-zat kimia ataupun mineral, terutama yang berbahaya bagi
kesehatan.
3)
Syarat bakteriologis
Air
tidak boleh mengandung suatu mikroorganisme. Sebagai petunjuk bahwa air telah
dicemari oleh faeces manusia adalah adanya E.coli karena bakteri
ini selalu terdapat dalam faeces
manusia baik yang sakit, maupun orang sehat serta relatif lebih sukar dimatikan
denganpemanasan air (Entjang, 1997).
4.
Saluran Pembuangan Air Limbah
Air limbah atau air kotor atau air bekas ialah air yang tidak
bersih dan mengandung berbagai zat yang bersifat membahayakan kehidupan
manusia, hewan dan lazimnya muncul karena hasil perbuatan manusia. Pada
dasarnya pengolahan air limbah bertujuan
untuk:
a.
Melindungi kesehatan anggota
masyarakat dari ancaman berbagai penyakit. Ini disebabkan karena limbah sering
dipakai sebagai tempat berkembang-biaknya berbagai macam bibit penyakit.
b.
Melindungi timbulnya
kerusakan tanaman, terutama jika air limbah tersebut mengandung zat organik
yang membahayakan kelangsungan hidup. Menyediakan air bersih yang dapat dipakai
untuk keperluan hidup sehari-hari, terutama jika sulit ditemukan air bersih.
5.
Jamban/kakus
Kakus atau jamban adalah tempat yang dipakai manusia untuk melepaskan
hajatnya. Adapun syarat-syarat dalam mendirikan kakus atau jamban menurut
Azwar (1990) ialah:
a.
Harus tertutup, dalam arti
bangunan tersebut terlindung dari pandangan orang lain, terlindung dari panas
atau hujan, serta terjamin privacy-nya. Dalam kehidupan sehari-hari,
syarat ini dipenuhi dalam bentuk mengadakan ruangan sendiri untuk kakus di
rumah ataupun mendirikan rumah kakus di pekarangan.
b.
Bangunan kakus ditempatkan
pada lokasi yang tidak sampai mengganggu pandangan, tidak menimbulkan bau, serta
tidak menjadi tempat hidupnya perbagai binatang.
c.
Bangunan kakus memiliki
lantai yang kuat, mempunyai tempat berpijak yang kuat, syarat ini yang terutama
harus dipenuhi jika mendirikan kakus
model cemplung.
d.
Mempunyai lobang kloset yang
kemudian melalui saluran tertentu
dialirkan pada sumur penampungan
atau sumur rembesan.
e.
Menyediakan alat pembersih
seperti air atau kertas yang cukup, sehingga dapat segera dipakai setelah
membuang kotoran.
6. Tempat Sampah
Usaha yang diperlukan agar sampah tidak membahayakan kesehatan
manusia adalah perlunya dilakukan pengelolaan terhadap sampah, seperti
penyimpanan(storage), pengumpulan (collection), dan pembuangan
(disposal). Tempat sampah tiap-tiap rumah, isinya cukup 1 meter kubik.
Tempat sampah sebaiknya tidak ditempatkan di dalam rumah atau di pojok dapur,
karena akan menjadi gudang makanan bagi tikus-tikus danrumah menjadi banyak
tikusnya.
Tempat sampah yang baik harus memenuhi kriteria, antara lain :
a.
terbuat dari bahan yang
mudah dibersihkan dan tidak mudah rusak
b.
harus mempunyai tutup
sehingga tidak menarik serangga atau binatang-binatang lainnya, dan sangat
dianjurkan agar tutup sampah ini dapat dibuka atau ditutup tanpa mengotori
tangan
c.
ditempatkan di luar rumah.
Bila pengumpulannya dilakukan oleh pemerintah, tempat sampah harus ditempatkan
sedemikian rupa sehingga karyawan pengumpul sampah mudah mencapainya (Entjang,
1997).
C.
Tinjauan Tentang Penyakit Yang
Berkaitan Dengan Rumah
Rumah
yang tidak sehat dan juga perilaku tidak sehat dapat menyebabkan dan menularkan
penyakit bagi penghuninya, seperti sakit batuk-batuk, pilek, sakit mata, demam,
sakit kulit, maupun kecelakaan.
Kebiasaan
tidur beramai-ramai dalam satu kamar tidur atau terlalu padat penghuni adalah
kebiasaan tidak baik dalam rumah, karena dapat menularkan penyakit dengan
cepat. Biasanya bila salah seorang menderita batuk dan pilek maka semua yang
tidur bersama-sama dengan orang tersebut akan tertular sakit batuk dan pilek.
Penyakit-penyakit lain yang dapat menular akibat tidur ramai-ramai yaitu sakit
mata, kulit, batuk darah (TB).
Merokok
adalah kebiasaan yang sangat tidak sehat bagi perokok tersebut, apalagi
dilakukan di dalam rumah maka akibatnya dapat mengenai penghuni rumah lainnya.
Asap yang dikeluarkan dari rokok mengandung zat yang sifatnya racun bagi tubuh
dan dapat mennyebabkan sakit kanker, jantung dan gannguan janin pada ibu hamil.
Dapur
merupakan tempat kegiatan untuk mengolah, menyiapkan dan menyimpan makanan,
kegiatan memasak sering dilakukan oleh ibu-ibu sambil menggendong anaknya yang
masih kecil. Tanpa disadari bahwa menggendong anak sambil memasak merupakan
perilaku tidak sehat terutama untuk sang anak karena dapat terkena asap dapur
yang berasal dari pembakaran bahan bakar (minyak, kayu, arang, daun, batu
bara). Dari kegiatan memasak sambil menggendong anak dapat terkena sakit
saluran pernafasan seperti batuk-batuk. Menjamah makanan tanpa cuci tangan
pakai sabun terlebih dahulu adalah sangat berbahaya karena di tangan terdapat
banyak kotoran setelah tangan melakukan banyak kegiatan.
Kegiatan
manusia sebagian besar menggunakan tangan, sehingga tangan dapat menjadi sumber
penularan penyakit. Penyakit yang dapat ditularkan melalui tangan antara lain
diare, kecacingan, keracunan, sakit kulit dan lainlain.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis penelitian
Jenis penelitian ini adalah dengan menggunakan
metode survei formulir penilaian rumah sehat.
B. Waktu dan Lokasi
Hari/Tanggal : Sabtu, 13Juni 2015
Waktu : 15.00– Selesai
Lokasi : Di daerah pulau
kulambing Desa mattirouleng Kecematan Liukang topabbiring Kabupaten Pangkep
C. Gambaran umum wilayah
Pulau kulambing
merupakan salah satu pulau yang ada di Desa mattirouleng Kecematan Liukang
topabbiring Kabupaten Pangkepdengan luas wilayah kira-kira km2, pulau kulambing merupakan
daerah kawasan pesisir berbatasan dengan
pulau camba-cambang di sebelah timur, pulau pangkep di
sebelah barat,pulau pangkep di sebelah selatan,pulau
pangkep di sebelah utara. Menurut jaraknya,
letak masing-masing kepulauan ke ibukota kecamatan berkisar anatara 1-2 km.
pulau kulambing Desa
mattirouleng Kecematan Liukang topabbiring Kabupaten Pangkepmempunyai
luas 2.89 km2mempunyai jumlah
keluarga sebanyak 500 KK. Untuk satu mahasiswa mendata 10 KK yang ada dipulau
tersebut.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. HASIL
Dari
formulir penilaian rumah sehat yang telah diobservasiDi daerah pulau
kulambing Desa mattirouleng Kecematan Liukang topabbiring Kabupaten Pangkep
untuk 1 Mahasiswa 10 kk yaitu pada tabel sebagai berikut :
Tabel hasil penilaian
No
|
Nama kk
|
Total hasil penilaian rumah sehat
|
Kriteria rumah sehat
|
1
|
Hamzah
|
568
|
Tidak memenuhi standar
|
2
|
Hj
dolla
|
568
|
Tidak memenuhi standar
|
3
|
Duruse
|
643
|
Tidak memenuhi standar
|
4
|
Teppo
|
643
|
Tidak memenuhi standar
|
5
|
Alamsyah
|
568
|
Tidak memenuhi standar
|
6
|
Haerul
|
568
|
Tidak memenuhi standar
|
7
|
Midong
|
643
|
Tidak memenuhi standar
|
8
|
Idemma
|
643
|
Tidak memenuhi standar
|
9
|
Ibahirah
|
568
|
Tidak memenuhi standar
|
10
|
sohadah
|
568
|
Tidak memenuhi standar
|
B. PEMBAHASAN
1.
Komponen
Rumah
a.
Langit-langit
Rumah
Berdasarkan survey yang dilakukadi
Desa
mattirouleng Kecematan Liukang topabbiring Kabupaten Pangkep yang disurvey dari segi langit-langit rumah hanya terdapat 3
rumah yang memenuhi syarat dari 10 rumah yang di survey.
Rumah yang tidak memiliki langit-langit dan
menggunakan atap seng dan ukuran atap rumah < 2,5 meter dari lantai akan
menyebabkan suhu panas meningkat yang disebabkan oleh panas dari matahari
kontak langsung dengan seng sehingga panas yang diterima sama dengan panas yang
dikeluarkan panas. Maka dari itu perlu
adanya peredam panas (dalam hal ini langit-langit = mampu meredam panas).
Jarak langit-langit rumah dengan lantai harus
memenuhi syarat (< 2,5 meter dari lantai). Karena dinding yang terlalu
rendah mempermudah proses penyebaran suhu panas didalam ruangan.
b.
Dinding
Rumah
Berdasarkan survey yang dilakukan di
Desa
mattirouleng Kecematan Liukang topabbiring Kabupaten Pangkep sebagian
besar dinding rumah warga terbuat dari anyaman bambu bukan tembok, atau
ilalang. Hal ini disebabkan oleh factor ekonomi. Sedangkan pesyaratan rumah
sehat seharusnya memiliki konstruksi rumah yang kuat, dapat menghindarkan dari
bahaya kecelekaan dan memberi perlindungan terhadap penghuni rumah.
c.
Lantai
Rumah
Berdasarkan survey yang dilakukan pada di
Desa
mattirouleng Kecematan Liukang topabbiring Kabupaten Pangkepyang disurvey diperoleh lantai rumah yang menggunakan
papan/anyaman bambu dekat dengan tanah/plesteran yang retak dan berdebu
sebanyak 10 kk yang berjumlah 10 rumah yang diobservasi, hal ini telah memenuhi
syarat dari segi lantai namun masih ada beberapa rumah yang lantainya belum
diplaster, sedang berdasarkan persyaratan rumah sehat yaitu memiliki lantai
yang kedap air dan bersih sehingga tidak terjadi penularan penyakit dari lantai
rumah. Apabila lantai rumah tidak kedap air dan tidak bersih sangat mudah
terjadi penularan penyakit dan kumanpun dapat berkembangbiak dengan cepat
apabila kita duduk dilantai kuman-kuman penyakit yang ada dilantai dapat
menginfeksi manusia.
d.
Jendela
Berdasarkan
survey yang dilakukan pada di Desa mattirouleng Kecematan
Liukang topabbiring Kabupaten Pangkep yang disurvey yang
terdiri 10 KK dengan jumlah 10 rumah yang tidak memiliki jendela yaitu sebesar
1 rumah, sedangkan jumlah rumah yang memiliki jendela yaitu sebesar 9 rumah.
Dari data hasil perentase tersebut diatas dimana jumlah rumah yang tidak
memiliki jendela dikategorikan tidak memenuhi syarat karena dapat memberi
dampak negatif bagi para penghuninya,
baik itu dampak fisiologi, psikis dan fisiknya. Jendela mempunyai peranan yang
sangat penting karena mampu mempengaruhi suhu dan kelembaban rumah dan tingkat
kenyamanan penghuni di dalam rumah.
e.
Jendela
Ruang Keluarga
Berdasarkan
survey yang dilakukan di Desa mattirouleng Kecematan
Liukang topabbiring Kabupaten Pangkep yang disurvey yang
terdiri 10 KK dengan jumlah rumah 10 hanya 1 rumah yang tidak memeiliki jendela
ruang keluarga. jendela ruang keluarga juga mempunyai peranan yang penting, di karenakan ruang keluarga
merupakan ruang yang sering ditempati berkumpul bersama-sama dengan keluarga
sehingga menuntut kondisi yang nyaman dan santai, jika jendela ruang kelurga tidak
ada, maka akan tercipta kondisi pengap di dalam ruangan tersebut sehingga
kenyamanan dapat terganggu.
f.
Ventilasi
Hawa segar diperlukan dalam rumah untuk mengganti udara ruangan
yang sudah terpakai. Udara segar diperlukan untuk menjaga temperatur dan
kelembaban udara dalam ruangan. Sebaiknya temperature udara dalam ruangan harus
lebih rendah paling sedikit 4ºC dari temperature udara luar untuk daerah tropis. Umumnya temperature kamar 22ºC-30ºC
sudah cukup segar, pergantian udara bersih untuk orang dewasa adalah 33
m³/orang/jam.
Ventilasi yang baik dalam ruangan
harus memenuhi sayarat lain diataranya yaitu :
1)
Luas
lubang ventilasi tetap, minimum 5 % dari luas lantai ruangan, sedangkan luas
lubang ventilasi insendentil (dapat dibuka dan ditutup) 5 %. Jumlah keduanya 10
% kali luas lantai ruangan, ukuran luas ini diatur sedemikian rupa sehingga
udara yang masuk tidak terlalu sedikit
2)
Udara
yang masuk harus udara bersih, tidak dicemari oleh asap dari sampah atau dari
pabrik, dari knalpot kendaraan, debu dan lain-lain.
3)
Aliran
udara jangan menyebabkan orang masuk angin. Untuk ini jangan menempatkan tempat
tidur atau tempat duduk persisi pada aliran udara.
4)
Aliran
udara diusahakan cross ventilation dengan menempatkan lubang hawa berhadapan
antara dua dinding ruangan.
5)
Kelembaban
udara dijaga jangan sampai terlalu tinggi menyebabkan orang berkeringat dan
jangan terlalu rendah menyebabkan kulit kering.
Berdasarkan
survey yang di Desa mattirouleng Kecematan Liukang topabbiring
Kabupaten Pangkep yang disurvey masih
ada beberapa rumah yang tidak memiliki ventilasi dan ada beberapa rumah yang memiliki ventilasi tetapi tidak
memenuhi syarat. Ventilasi yang baik adalah ventilasi yang berukuran > 10%
dari luas lantai, ventilasi bertujuan memberikan memperlancar sirkulasi udara
dalam ruangan dengan memberikan udara segar dari luar, sehingga suhu dalam
ruangan dapat memenuhi syarat 22-24 ⁰C dan kelembaban 60 %.
Apabila suhu dalam rumah >24 ⁰C dapat mengganggu kenyaman
penghuni dan apabila ventilasi tidak memenuhi syarat dapat menyebabkan
kelembaban dalam ruangan meningkat tinggi yang dapat mengakibatkan pertumbuhan
mikroorganisme dan bakteri pathogen sangat baik.
g.
Lubang
Asap Dapur
Berdasarkan survey yang dilakukan di
Desa
mattirouleng Kecematan Liukang topabbiring Kabupaten Pangkep yang disurvey diperoleh rumah yang tidak memiliki lubang
asap dapur sebanyak 6 rumah dari 10 rumah yang diobservasi. Rumahyang tidak
memiliki lubang asap dapur dapat menimbulkan resiko kesehatan terutama pada
saat memasak ketika berada di dapur (proses masak memasak
terjadi) asap hasil pembakaran yang menggumpal di dalam ruangan akan
menyebabkan sesak napas karena rumah tersebut tidak memilki lubang asap dapur.
Adapun dampak yang ditimbulkan selain sesak napas yaitu iritasi pada mata yang
disebabkan oleh asap hasil pembakaran yang mengenai mata akan terasa perih.
h.
Pencahayaan
Ruangan Rumah
Berdasarkan survey yang dilakukan di
Desa mattirouleng Kecematan Liukang topabbiring Kabupaten Pangkep yang
disurvey diperoleh masih ada beberapa
rumah yang memiliki pencahayaan ruangan
yang tidak terang tidak dapat digunakan
untuk membaca terdapat 2 rumah, dan selebihnya telah
memiliki pencahayaan yang baik meskipun masih ada beberapa yang kurang baik.
Cahaya
yang cukup untuk penerangan ruang di dalam rumah merupakan kebutuhan kesehatan
manusia. Penerangan itu dapat diperoleh dengan pengaturan cahaya buatan dan
cahaya alam. Pencahayaan dapat dibagi menjadi dua sumber yaitu alami dan
buatan. Agar ruangan dalam rumah mendapatkan cahaya yang cukup, maka letak
jendela dan lebarnya harus diperhatikan.luas jendela untuk penerangan ini
sedikitnya 20 % luas lantai ruangan.
Untuk pencahayaan buatan biasanya setiap rumah memerlukan 50-100 lux.
b.
Sarana
Sanitasi
a. Penggunaan
sarana air bersih
Berdasarkan hasil survei di Desa
mattirouleng Kecematan Liukang topabbiring Kabupaten Pangkep menggunakan
sumber air yang memenuhi syarat kesehatan ada sekitar 2 rumah dari 10 rumah
yang diobservasi, dan sisanya menggunakan air yang tidak memenuhi syarat
kesehatan karena menggunakan sumur gali tetapi air dari sumur gali tersebut
berasa asin.
Sarana air bersih yang tidak memenuhi
syarat kesehatan dapat menjadi sumber penularan penyakit.Jenis penyakit yang
berhubungan dengan air antara lain sakit perut, diare, sakit kulit, sakit mata,
kecacingan, demam berdarah, malaria,
kaki gajah (filariasis) dan lain-lain.
b. Kepemilikan
jamban
Semua penduduk memiliki jamban,namun
yang bukan leher angsa terdapat 8 rumah. Biasanya buang air besar di laut di daerah rumah mereka. Dimana jarak tempat
buang air besar < 10 meter dari sumber air. Sehingga kotoran meresap ke
dalam tanah dan dapat mencemari sumber air. Adapun jamban yang digunakan yaitu
leher angsa dengan menggunakan septik tank yang jaraknya dari sumber air bersih
± 10 meter.
c. Saluran
pembuangan limbah
Hasil buangan dari rumah tangga yang
berupa pencucian pakaian dan perabot makan (menggunakan sabun berarti
mengandung bahan kimia) dibuang begitu saja di selokan terbuka yang meresap
kedalam tanah. Sehingga mencemari sumber air yang berada dekat saluran
pembuangan limbah tersebut. jika sumber air tersebut digunakan untuk minum akan
menyebabkan diare dan jika digunakan mandi akan menyebabkan gatal-gatal. Dan
ada juga masyarakat yang langsung mengalirkannya keselokan yang tidak tertutup.
Sarana pembuangan air limbah yang tidak
sehat. Rumah yang membuang air limbahnya di atas tanah terbuka tanpa adanya
saluran pembuangan limbah akan membuat kondisi lingkungan di sekitar rumah
menjadi tidak sehat. Akibatnya menjadi kotor, becek, menyebarkan bau tidak
sedap dan dapat menjadi tempat berkembang biak serangga terutama nyamuk.
Saluran limbah yang bocor atau pecah menyebabkan air keluar dan menggenang
serta meresap ke tanah. Bila jarak terlalu dekat dengan sumur maka dapat
mencemari sumur. Tempat penampungan air limbah yang terbuka menyebabkan nyamuk
dapat bertelur di tempat tersebut.
d. Sarana
pembuangan sampah
Sarana pembuangan sampah di Desa
mattirouleng Kecematan Liukang topabbiring Kabupaten Pangkep
hanya 2 rumah yang memenuhi syarat dari 10 rumah yang diobsevasi, dan ada 8
rumah yang memiliki tempat sampahtetapi
tidak memenuhi syarat hal ini berarti system pengolahan sampah masih kurang
diwilayah tersebut, berdasarkan hasil wawancara diantara mereka tidak memiliki
tempat pembuangan sampah, adapun sampah yang dihasilkan ditampung disebuah
karung dan apabila karung tersebut sudah penuh dengan sampah baru dibuang ke
dalam kontainer. Hal ini akan mengakibatkan timbunya vektor pembawa penyakit,
seperti lalat, tikus, tempat berkembangbiakannya jentik, serta dapat mencemari
sumber air bersih.
Sarana pembuangan sampah yang sehat harus
memehuni beberapa persyaratan yaitu, cukup kuat, mudah dibersihkan dan dapat
menghidarkan dari jangkauan serangga dan tikus. Oleh karena itu tempat sampah
harus mempunyai tutup dan selalu dalam keadaan tertutup, bila tutup terbuka
maka menjadi tidak sehat. Membuang sampah di atas tanah terbuka sangat tidak
sehat karena dapat menyebarkan bau yang tidak sedap dan mengundang serangga dan
tikus. Selain itu dapat mencemari sumber air seperti sungai dan sumur. Sehingga
berpotensi menyebabkan penyakit.
c.
Perilaku
Penghuni
Berdasarkan hasil observasi yang telah
dilakukan di Desa mattirouleng Kecematan Liukang topabbiring Kabupaten Pangkep,
sebagian besar masyarakat di sana tidak peduli dengan lingkungan sekitarnya
dari hasil wawancara kami sebanyak 8 rumah yang membersihkan rumahnya
sekali-kali saja dan selebihnya setiap hari, pentingnya kepedulian terhadap kebersihan mencakup sebagai berikut:
a. Perilaku
mengenai kebersihan rumah dan halaman juga berpengaruh, hal itu dapat
menimbulkan penyakit gangguan pernapasan seperti batuk dan asma. Batuk dan asma
dapat terjadi di dalam ruangan/rumah jika rumah tersebut jarang dibersihkan,
terutama perabot rumah tangga terutaman pajangan di rumah berpotensi menyimpan
debu yang banyak dan jika tidak dibersihkan setiap hari debu tersebut akan
terakumulasi diudara pada saat terjadi pertukaran sirkulasi dan akan dihirup
oleh penghuni rumah.
Perilaku
baik yang dilakukan penghuni di rumah agar rumah tersebut menjadisehat sangat
banyak, antara lain
1) Menyapu
lantai dan halaman rumah,
2) Membersihkan
kamar mandi dan jamban/WC.
3) Menyapu
lantai rumah agar bersih dari debu dan kotoran lain
4) Menyapu
halaman untuk membersihkan sampah agar tidak menjadi sumberpenyakit dan
kecelakaan
5) Menguras
dan menyikat kamar mandi agar bersih dan tidak menjadi tempatbertelur nyamuk
6) Membuang
sampah di tempat sampah yang tertutup agar tidak dapatdihinggapi lalat, kecoa,
tikus maupun hewan lainnya sebagai pembawapenyakit.
7) Membuka
jendela diwaktu pagi sampai sore hari agar udara bersih dan segar masuk ke
dalam rumah akan mengurangi terjadinya sakit pernapasan.
8) Tidur
dengan menggunakan kelambu dapat menghindari gigitan nyamuk sehingga dapat
terhindar dari penyakit yang ditularkan oleh nyamuk
9) Memasang
kawat kasa nyamuk pada lubang angin atau ventilasi untukmencegah masuknya
nyamuk ke dalam rumah
10) Menjemur
kasur dapat membunuh kuman yang menempel di kasur danmengusir atau mencegah
bersarangnya kutu busuk
11) Menyimpan
makanan dan minuman ditempat tertutup dapat mencegahmasuknya kotoran debu ke
dalam makanan serta mencegah datangnyaserangga seperti lalat dan kecoa serta
tikus untuk hinggap atau makanmakanan yang disimpan
12) Buang
air besar dan kencing di jamban/WC akan mengurangi bau dan menghindari
penularan penyakit diare atau mencret.
13) Tidak
merokok dalam rumah
14) Dan
lain-lain
b. Perilaku
membuang sampah di sembarang tempat akan mempengaruhi pencemaran lingkungan. Resiko
dari perilaku masyarakat yang tidak ramah terhadap lingkungan adalah terjadinya
pencemaran lingkungan di mana-mana antara lain sampah yang dibuang disembarang
tempat dan membuang ttinja tidak pada jamban kedua hal ini dapat menimbulkan
bau yang menyengat dan mengganggu estetika, selain itu kondisi lingkungan yang
buruk pastinya dapat mengakibatkan penyakit yang berbasis lingkungan akan
meningkat.
2. Penyakit yang berkaitan dengan rumah
Rumah
yang tidak sehat dan juga perilaku tidak sehat dapat menyebabkan danmenularkan
penyakit bagi penghuninya, seperti sakit batuk-batuk, pilek, sakitmata, demam,
sakit kulit, maupun kecelakaan.
Kebiasaan
tidur beramai-ramai dalam satu kamar tidur atau terlalu padatpenghuni adalah
kebiasaan tidak baik dalam rumah, karena dapat menularkanpenyakit dengan cepat.
Biasanya bila salah seorang menderita batuk dan pilekmaka semua yang tidur
bersama-sama dengan orang tersebut akan tertular sakitbatuk dan pilek.
Penyakit-penyakit lain yang dapat menular akibat tidur ramairamaiyaitu sakit
mata, kulit, batuk darah (TB).
Merokok
adalah kebiasaan yang sangat tidak sehat bagi perokok tersebut,apalagi
dilakukan di dalam rumah maka akibatnya dapat mengenai penghunirumah lainnya.
Asap yang dikeluarkan dari rokok mengandung zat yang sifatnyaracun bagi tubuh
dan dapat mennyebabkan sakit kanker, jantung dan gannguanjanin pada ibu hamil.
Dapur
merupakan tempat kegiatan untuk mengolah, menyiapkan danmenyimpan makanan,
kegiatan memasak sering dilakukan oleh ibu-ibu sambil menggendong anaknya yang
masih kecil. Tanpa disadari bahwa menggendonganak sambil memasak merupakan
perilaku tidak sehat terutama untuk sang anakkarena dapat terkena asap dapur
yang berasal dari pembakaran bahan bakar(minyak, kayu, arang, daun, batu bara).
Dari kegiatan memasak sambilmenggendong anak dapat terkena sakit saluran
pernafasan seperti batuk-batuk.
Menjamah
makanan tanpa cuci tangan pakai sabun terlebih dahulu adalahsangat berbahaya
karena di tangan terdapat banyak kotoran setelah tanganmelakukan banyak
kegiatan.Kegiatan manusia sebagian besar menggunakan tangan, sehingga tangan dapat
menjadi sumber penularan penyakit. Penyakit yang dapat ditularkanmelalui tangan
antara lain diare, kecacingan, keracunan, sakit kulit dan lainlain.
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari hasil penelitian dapat ditarik kesimpulan bahwa
sebagai berikut:
1. Kondisi sanitasi
rumah yang ada ada di Desa mattirouleng Kecematan Liukang
topabbiring Kabupaten Pangkep menunjukkan bahwa dari 10 kk
ditinjau dari komponen langit- langit rumah hanya 3 yang memenuhi maka dari itu
sangat memprihatinkan, dan keadaan ini disebabkan semakin pesatnya pertumbuhan
penduduk dari tahun ke tahun serta perilaku manusia sendiri yang tidak ramah
terhadap lingkunganya.
2. Sarana
sanitasi yang ada di Desa mattirouleng Kecematan Liukang
topabbiring Kabupaten Pangkep menunjukkan bahwa dari 10 kk
ditinjau dari komponensarana pembuangansampah tidak ada sama sekali rumah yang memiliki
tempat sampah yang hal ini berarti
system pengolahan sampah masih kurang diwilayah kepulauan tersebut.
3.
Perilaku masyarakat di
Desa
mattirouleng Kecematan Liukang topabbiring Kabupaten Pangkep mengenai prilaku
membuang sampah pada tempat sampah pada umumnya di buang
langsung kelautan sehingga memungkinkan adanya pencemaran.
B. SARAN
Sebaiknya warga diberikan ilmu
mengenai kriteria rumah yang sehat agar rumah di permukiman tersebut tergolong
dalam rumah sehat sehingga angka penyakit dapat diturunkan untuk mencapai
derajat kesehatan yang sejahtera. Selain itu, sebaiknya warga menggunakan
tempat sampah yang kedap air dan memiliki penutup sehingga warga tidak harus
menggunakan karung dan tempat perkembang biakan vektor tidak ada lagi.
DAFTAR
PUSTAKA
Anonim,2009.makalah Rumah sehathttp://putraprabu.wordpress.com/2009/01/03/, Diakses Senin, 15 Juni 2015
Anonim ,2011. Rumah Sehat, http://repository
.usu.ac.id./Chapter2011.pdf. Diakses Senin 15 Juni 2015
Anonim,2011. http://forumanakdemak.blogspot.com/p/ciri-rumah-sehat.html. Diakses Senin, 15
Juni 2015
Anonim,2012.http://defrianonaqhsoe.blogspot.com/2012/04/makalah-rumah-sehat.html. Diakses Senin 15
Juni 2015
Anonim, 2013. http://ndra-delau.blogspot.
com/2013/02/ mak alah -rumah-sehat.html. Diakses Senin 15
Juni 2015
Anonim,2012.http://ariefhidayat06.blogspot.com/2009/04/kajian-komunitas-nelayan-pesisir.html.Diakses Senin 15
Juni 2015
Chandra, Budiman. 2006. Pengantar Kesehatan Lingkungan.
Jakarta : EGC.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar