Mata
Kuliah : Ilmu Budaya Sehat
Dosen : Sulasmi.,SKM.,M.Kes.
MAKALAH
“UNSUR-UNSUR
KEBUDAYAAN”
DI
SUSUN OLEH :
NURUL
FAHMI PO.71.4.221.13.2.038
SUKMAWATI PO.71.4.221.13.2.047
FERANITA TODING R PO.71.4.221.13.2.016
DESI ENGGAR PRASTIWI PO.71.4.221.13.2.010
KEMENTRIAN
KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK
KESEHATAN MAKASSAR
KESEHATAN LINGKUNGAN
PRODI
D-IV
2014
KATA
PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim.
Puji syukur atas kehadirat Allah swt. Yang telah melimpahkan Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga Makalah ilmu budaya sehat dengan judul “unsur-unsur kebudayaan” ini dapat selesai dengan tepat waktu. Terwujudnya makalah ini, tidak terlepas dari bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu saya selaku penulis mengucapkan terima kasih kepada:
Puji syukur atas kehadirat Allah swt. Yang telah melimpahkan Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga Makalah ilmu budaya sehat dengan judul “unsur-unsur kebudayaan” ini dapat selesai dengan tepat waktu. Terwujudnya makalah ini, tidak terlepas dari bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu saya selaku penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1.
Sulasmi.,SKM.,M.Kes selaku dosen pengampu pada
mata kuliah ilmu budaya sehat yang telah memberikan ilmu dan sumbangsinya dalam menyusun makalah ini.
2.
Bapak dan Ibu tercinta yang telah memberikan
motivasi dan dukungan baik moral maupun spiritual.
3.
Teman-teman yang tercinta yang telah sabar untuk
meluangkan waktunya untuk berdiskusi dalam menyusun makalah ini.
4.
Dan semua pihak yang telah membantu dalam menyusun makalah ini.
Dalam makalah ini
terdapat beberapa pembahasan materi mengenai “unsur-unsur kebudayaan”. Namun
dalam penyusunannya masih terdapat banyak kekurangan oleh karena itu kritik dan
saran yang membangun diharapkan penulis dari semua pihak, agar kedepannya lebih
baik lagi dalam menyusun makalah.
Akhir kata semoga makalah
ini dapat bermanfaat bagi semua pihak, baik itu
penulis terlebih kepada pembacanya.
Wasallam
Makassar, november 2014
Penulis
DAFTAR ISI
Kata pengantar ........................................................................... i
Daftar
isi ..................................................................................... ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
.................................................................... 1
B. Tujuan
.................................................................................. 1
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian kebudayaan…....................................................... 2
B. Unsur-unsur kebudayaan...………………………………..... 2
C.
Pengaruh unsur-unsur kebudayaan terhadap
masyarakat....... 7
D. Cara pandang terhadap kebudayaan....................................... 7
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
……………………………........................... 10
B.
Saran................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA ………………………………………...... 11
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
belakang
Kebudayaan merupakan faktor penting dalam kehikdupan manusia. Sebab
kebudayaan memberikan arah kepada tindakan dan karya manusia. Kebudayaan yang
telah ada akan tetap berjalan meski kadang-kadang wujudnya dapat berubah.
Kebudayaan bukan hanya kesenian dan benda-benda budaya, akan tetapi mencakup
seluruh sendi kehidupan manusia untuk menciptakan sebuah tatanan yang
diharapkan.
Tentu saja pada kenyataannya budaya antara satu
masyarakat dengan masyarakat lainnya berbeda, terlepas dari perbedaan karakter
masing-masing kelompok masyarakat ataupun kebiasaan mereka. Realitas yang multi
budaya ini dapat kita jumpai di negara-negara dengan komposisi penduduk yang
terdiri dari berbagai etnis, seperti Indonesia, Uni Soviet (sekarang,
Rusia), Yugoslavia (sekarang terpecah menjadi beberapa Negara) dan
lain-lainnya. Kondisi Negara dengan komposisi multi budaya rentan terhadap
konflik dan kesenjangan sosial. Memang banyak faktor yang menyebabkan terjadinya
berbagai konflik tersebut, akan tetapi sebagai salah satu unsur dasar dalam
kehidupan sosial, budaya mempunyai peranan besar dalam memicu konflik.
Unsur-unsur yang mempengaruhi keberadaan budaya akan
terus memberikan arah bagaimana wujud dari kebudayaan itu untuk masa yang akan
datang, maka dalam makalah ini akan dibahas tentang unsur-unsur kebudayaan tersebut.
B. Tujuan
1.
Mengetahui Pengertian kebudayaan
2.
Untuk memahami unsur-unsur kebudayaan
3.
Mengetahui Pengaruh unsur-unsur
kebudayaan terhadap masyarakat
4.
Untuk mengetahui cara pandang terhadap
kebudayaan
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
kebudayaan
Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat. Melville J.
Herskovits dan Bronislaw Malinowski mengemukakan bahwa segala sesuatu yang
terdapat dalam masyarakat ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki oleh
masyarakat itu sendiri. Istilah untuk pendapat itu adalah Cultural-Determinism.
Herskovits memandang kebudayaan sebagai sesuatu yang turun temurun dari
satu generasi ke generasi yang lain, yang kemudian disebut sebagai superorganic.
Menurut Andreas Eppink, kebudayaan mengandung keseluruhan pengertian nilai
sosial,norma sosial, ilmu pengetahuan serta keseluruhan struktur-struktur
sosial, religius, dan lain-lain, tambahan lagi segala pernyataan intelektual
dan artistik yang menjadi ciri khas suatu masyarakat.
Menurut Edward Burnett Tylor, kebudayaan merupakan keseluruhan yang
kompleks, yang di dalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian,
moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain yang didapat seseorang
sebagai anggota masyarakat.
B. Unsur-unsur
kebudayaan
Menurut Koentjaraningrat, istilah universal menunjukkan bahwa unsur-unsur
kebudayaan bersifat universal dan dapat ditemukan di dalam kebudayaan semua
bangsa yang tersebar di berbagai penjuru dunia.Ketujuh unsur kebudayaan tersebut adalah
:
1.
Sistem Bahasa
Bahasa merupakan sarana bagi manusia untuk memenuhi kebutuhan sosialnya
untuk berinteraksi atau berhubungan dengan sesamanya. Dalam ilmu antropologi,
studi mengenai bahasa disebut dengan istilah antropologi linguistik. Menurut
Keesing, kemampuan manusia dalam membangun tradisi budaya, menciptakan
pemahaman tentang fenomena sosial yang diungkapkan secara simbolik, dan
mewariskannya kepada generasi penerusnya sangat bergantung pada bahasa. Dengan
demikian, bahasa menduduki porsi yang penting dalam analisa kebudayaan manusia.
Menurut Koentjaraningrat, unsur bahasa atau sistem perlambangan manusia secara lisan maupun tertulis untuk berkomunikasi adalah deskripsi tentang ciri-ciri terpenting dari bahasa yang diucapkan oleh suku bangsa yang bersangkutan beserta variasivariasi dari bahasa itu. Ciri-ciri menonjol dari bahasa suku bangsa tersebut dapat diuraikan dengan cara membandingkannya dalam klasifikasi bahasa-bahasa sedunia pada rumpun, subrumpun, keluarga dan subkeluarga. Menurut Koentjaraningrat menentukan batas daerah penyebaran suatu bahasa tidak mudah karena daerah perbatasan tempat tinggal individu merupakan tempat yang sangat intensif dalam berinteraksi sehingga proses saling memengaruhi perkembangan bahasa sering terjadi.
Menurut Koentjaraningrat, unsur bahasa atau sistem perlambangan manusia secara lisan maupun tertulis untuk berkomunikasi adalah deskripsi tentang ciri-ciri terpenting dari bahasa yang diucapkan oleh suku bangsa yang bersangkutan beserta variasivariasi dari bahasa itu. Ciri-ciri menonjol dari bahasa suku bangsa tersebut dapat diuraikan dengan cara membandingkannya dalam klasifikasi bahasa-bahasa sedunia pada rumpun, subrumpun, keluarga dan subkeluarga. Menurut Koentjaraningrat menentukan batas daerah penyebaran suatu bahasa tidak mudah karena daerah perbatasan tempat tinggal individu merupakan tempat yang sangat intensif dalam berinteraksi sehingga proses saling memengaruhi perkembangan bahasa sering terjadi.
2.
Sistem Pengetahuan
Sistem pengetahuan dalam kultural universal berkaitan dengan sistem
peralatan hidup dan teknologi karena sistem pengetahuan bersifat abstrak dan
berwujud di dalam ide manusia. Sistem pengetahuan sangat luas batasannya karena
mencakup pengetahuan manusia tentang berbagai unsur yang digunakan dalam
kehidupannya.
Masyarakat pedesaan yang hidup dari bertani akan memiliki sistem kalender
pertanian tradisional yang disebut system pranatamangsa yang sejak dahulu telah
digunakan oleh nenek moyang untuk menjalankan aktivitas pertaniannya. Menurut
Marsono, pranatamangsa dalam masyarakat Jawa sudah digunakan sejak lebih dari
2000 tahun yang lalu. Sistem pranatamangsa digunakan untuk menentukan kaitan
antara tingkat curah hujan dengan kemarau.
Melalui sistem ini para petani akan mengetahui kapan saat mulai mengolah
tanah, saat menanam, dan saat memanen hasil pertaniannya karena semua aktivitas
pertaniannya didasarkan pada siklus peristiwa alam. Sedangkan Masyarakat daerah
pesisir pantai yang bekerja sebagai nelayan menggantungkan hidupnya dari laut
sehingga mereka harus mengetahui kondisi laut untuk menentukan saat yang baik
untuk menangkap ikan di laut. Pengetahuan tentang kondisi laut tersebut
diperoleh melalui tanda-tanda atau letak gugusan bintang di langit.
Banyak suku bangsa yang tidak dapat bertahan hidup apabila mereka tidak
mengetahui dengan teliti pada musim-musim apa berbagai jenis ikan pindah ke
hulu sungai. Selain itu, manusia tidak dapat membuat alat-alat apabila tidak mengetahui
dengan teliti ciriciri bahan mentah yang mereka pakai untuk membuat alat-alat
tersebut. Tiap kebudayaan selalu mempunyai suatu himpunan pengetahuan tentang
alam, tumbuh-tumbuhan, binatang, benda, dan manusia yang ada di sekitarnya.
Menurut Koentjaraningrat, setiap suku bangsa di dunia memiliki pengetahuan
mengenai, antara lain:
a.
alam sekitarnya
b.
tumbuhan yang tumbuh di sekitar daerah tempat
tinggalnya
c.
binatang yang hidup di daerah tempat tinggalnya
d.
zat-zat, bahan mentah, dan benda-benda dalam lingkungannya
e.
tubuh manusia
f.
sifat-sifat dan
tingkah laku manusia
g.
ruang dan
waktu.
3.
Sistem Kekerabatan dan
Organisasi Sosial
Unsur budaya berupa sistem kekerabatan dan organisasi social merupakan
usaha antropologi untuk memahami bagaimana manusia membentuk masyarakat melalui
berbagai kelompok sosial. Menurut Koentjaraningrat tiap kelompok masyarakat
kehidupannya diatur oleh adat istiadat dan aturan-aturan mengenai berbagai
macam kesatuan di dalam lingkungan di mana dia hidup dan bergaul dari hari ke
hari. Kesatuan sosial yang paling dekat dan dasar adalah kerabatnya, yaitu
keluarga inti yang dekat dan kerabat yang lain. Selanjutnya, manusia akan
digolongkan ke dalam tingkatantingkatan lokalitas geografis untuk membentuk
organisasi social dalam kehidupannya.
Kekerabatan berkaitan dengan pengertian tentang perkawinan dalam suatu
masyarakat karena perkawinan merupakan inti atau dasar pembentukan suatu komunitas
atau organisasi sosial.
4.
Sistem Peralatan Hidup dan
Teknologi
Manusia selalu berusaha untuk mempertahankan hidupnya sehingga mereka akan
selalu membuat peralatan atau benda-benda tersebut. Perhatian awal para
antropolog dalam memahami kebudayaan manusia berdasarkan unsur teknologi yang
dipakai suatu masyarakat berupa benda-benda yang dijadikan sebagai peralatan hidup
dengan bentuk dan teknologi yang masih sederhana. Dengan demikian, bahasan
tentang unsur kebudayaan yang termasuk dalam peralatan hidup dan teknologi merupakan
bahasan kebudayaan fisik.
5.
Sistem Ekonomi/Mata
Pencaharian Hidup
Mata pencaharian atau aktivitas ekonomi suatu masyarakat menjadi fokus
kajian penting etnografi. Penelitian etnografi mengenai sistem mata pencaharian
mengkaji bagaimana cara mata pencaharian suatu kelompok masyarakat atau sistem
perekonomian mereka untuk mencukupi kebutuhan hidupnya. Sistem ekonomi pada
masyarakat tradisional, antara lain:
a. berburu dan meramu
b. beternak
c. bercocok tanam di ladang
d. menangkap ikan
e. bercocok tanam menetap dengan sistem irigasi.
Pada saat ini hanya sedikit sistem mata pencaharian atau ekonomi suatu
masyarakat yang berbasiskan pada sektor pertanian. Artinya, pengelolaan sumber
daya alam secara langsung untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia dalam sektor
pertanian hanya bisa ditemukan di daerah pedesaan yang relatif belum terpengaruh
oleh arus modernisasi.
Pada saat ini pekerjaan sebagai karyawan kantor menjadi sumber penghasilan utama dalam mencari nafkah. Setelah berkembangnya sistem industri mengubah pola hidup manusia untuk tidak mengandalkan mata pencaharian hidupnya dari subsistensi hasil produksi pertaniannya. Di dalam masyarakat industri, seseorang mengandalkan pendidikan dan keterampilannya dalam mencari pekerjaan.
Pada saat ini pekerjaan sebagai karyawan kantor menjadi sumber penghasilan utama dalam mencari nafkah. Setelah berkembangnya sistem industri mengubah pola hidup manusia untuk tidak mengandalkan mata pencaharian hidupnya dari subsistensi hasil produksi pertaniannya. Di dalam masyarakat industri, seseorang mengandalkan pendidikan dan keterampilannya dalam mencari pekerjaan.
6.
Sistem Religi
Koentjaraningrat menyatakan bahwa asal mula permasalahan fungsi religi
dalam masyarakat adalah adanya pertanyaan mengapa manusia percaya kepada adanya
suatu kekuatan gaib atau supranatural yang dianggap lebih tinggi daripada
manusia dan mengapa manusia itu melakukan berbagai cara untuk berkomunikasi dan
mencari hubungan-hubungan dengan kekuatan-kekuatan supranatural tersebut.
Dalam usaha untuk memecahkan pertanyaan mendasar yang menjadi penyebab
lahirnya asal mula religi tersebut, para ilmuwan sosial berasumsi bahwa religi
suku-suku bangsa di luar Eropa adalah sisa dari bentuk-bentuk religi kuno yang
dianut oleh seluruh umat manusia pada zaman dahulu ketika kebudayaan mereka
masih primitif.
7.
Kesenian
Perhatian ahli antropologi mengenai seni bermula dari penelitian etnografi
mengenai aktivitas kesenian suatu masyarakat tradisional. Deskripsi yang
dikumpulkan dalam penelitian tersebut berisi mengenai benda-benda atau artefak
yang memuat unsur seni, seperti patung, ukiran, dan hiasan. Penulisan etnografi
awal tentang unsur seni pada kebudayaan manusia lebih mengarah pada
teknikteknik dan proses pembuatan benda seni tersebut. Selain itu, deskripsi
etnografi awal tersebut juga meneliti perkembangan seni musik, seni tari, dan
seni drama dalam suatu masyarakat.
Berdasarkan jenisnya, seni rupa terdiri atas seni patung, seni relief, seni ukir, seni lukis, dan seni rias. Seni musik terdiri atas seni vokal dan instrumental, sedangkan seni sastra terdiri atas prosa dan puisi. Selain itu, terdapat seni gerak dan seni tari, yakni seni yang dapat ditangkap melalui indera pendengaran maupun penglihatan. Jenis seni tradisional adalah wayang, ketoprak, tari, ludruk, dan lenong. Sedangkan seni modern adalah film, lagu, dan koreografi.
Berdasarkan jenisnya, seni rupa terdiri atas seni patung, seni relief, seni ukir, seni lukis, dan seni rias. Seni musik terdiri atas seni vokal dan instrumental, sedangkan seni sastra terdiri atas prosa dan puisi. Selain itu, terdapat seni gerak dan seni tari, yakni seni yang dapat ditangkap melalui indera pendengaran maupun penglihatan. Jenis seni tradisional adalah wayang, ketoprak, tari, ludruk, dan lenong. Sedangkan seni modern adalah film, lagu, dan koreografi.
C. Pengaruh
unsur-unsur kebudayaan terhadap masyarakat
Unsur-unsur kebudayaan merupakan bagian dari kebudayaan yang digunakan.
Raph Linton mengemukakan bahwa kebudayaan merupakan warisan sosial dari anggota
masyarakat.
Pengaruh unsur-unsur kebudayaan terhadap kehidupan masyarakat adalah:
Goodman dan Marx melihat kebudayaan sebagai warisan yang dipelajari
dan ditranmisikan, jadi kebudayaan dalam hal ini berpengaruh terhadap
perkembangan generasi-generasi berikutnya. Misalnya: bahasa dari sebuah suku
akan terus dipakai oleh generasi yang akan datang pada suku tersebut.
M.J. Herskovits, bahwa kebudayaan merupakan sesuatu yang
superorganic, yakni individu yang tinggal pada tempat budaya tersebut secara
langsung atau tidak langsung akan memiliki dan menjadi anggota dari kebudayaan
tersebut. Misalnya:seseorang yang tinggal di sebuah suku, maka secara otomatis
akan menjadi putra suku tersebut.
Theodore M. Newcom, bahwa kepribadian menunjuk pada organisasi
sikap-sikap seseorang untuk berbuat, mengetahui, berpikir, dan merasakan secara
khusus. Jadi Newcomb menganggap kebudayaan lebih ke arah keindividuan sebagai
salah satu kreator dari kebudayaan. Disini pengaruh kebudayaan adalah bagaimana
seorang individu itu menerapkan dan mengembangkan kebudayaan yang ia anut.
Dari pengaruh-pengaruh di atas, dapat kita simpulkan bahwa unsur-unsur
budaya sebagai pembentuk budaya sangat berpengaruh dalam kehidupan sebuah
masyarakat.
D. Cara pandang
terhadap kebudayaan
Kebudayaan sebagai peradaban Saat ini, kebanyakan orang memahami
gagasan "budaya" yang dikembangkan di Eropa pada abad ke-18 dan awal
abad ke-19. Gagasan tentang "budaya" ini merefleksikan adanya
ketidakseimbangan antara kekuatan Eropa dan kekuatan daerah-daerah yang
dijajahnya. Mereka menganggap 'kebudayaan' sebagai "peradaban"
sebagai lawan kata dari "alam". Menurut cara pikir ini, kebudayaan
satu dengan kebudayaan lain dapat diperbandingkan; salah satu kebudayaan pasti
lebih tinggi dari kebudayaan lainnya.
Artefak tentang "kebudayaan tingkat tinggi" (High Culture) oleh
Edgar Degas.
Pada prakteknya, kata kebudayaan merujuk pada benda-benda dan aktivitas yang "elit" seperti misalnya memakai baju yang berkelas, fine art, atau mendengarkan musik klasik, sementara kata berkebudayaan digunakan untuk menggambarkan orang yang mengetahui, dan mengambil bagian, dari aktivitas-aktivitas di atas. Sebagai contoh, jika seseorang berpendendapat bahwa musik klasik adalah musik yang "berkelas", elit, dan bercita rasa seni, sementara musik tradisional dianggap sebagai musik yang kampungan dan ketinggalan zaman, maka timbul anggapan bahwa ia adalah orang yang sudah "berkebudayaan".
Pada prakteknya, kata kebudayaan merujuk pada benda-benda dan aktivitas yang "elit" seperti misalnya memakai baju yang berkelas, fine art, atau mendengarkan musik klasik, sementara kata berkebudayaan digunakan untuk menggambarkan orang yang mengetahui, dan mengambil bagian, dari aktivitas-aktivitas di atas. Sebagai contoh, jika seseorang berpendendapat bahwa musik klasik adalah musik yang "berkelas", elit, dan bercita rasa seni, sementara musik tradisional dianggap sebagai musik yang kampungan dan ketinggalan zaman, maka timbul anggapan bahwa ia adalah orang yang sudah "berkebudayaan".
Orang yang menggunakan kata "kebudayaan" dengan cara ini tidak
percaya ada kebudayaan lain yang eksis; mereka percaya bahwa kebudayaan hanya
ada satu dan menjadi tolak ukur norma dan nilai di seluruh dunia. Menurut cara
pandang ini, seseorang yang memiliki kebiasaan yang berbeda dengan mereka yang
"berkebudayaan" disebut sebagai orang yang "tidak
berkebudayaan"; bukan sebagai orang "dari kebudayaan yang lain."
Orang yang "tidak berkebudayaan" dikatakan lebih "alam,"
dan para pengamat seringkali mempertahankan elemen dari kebudayaan tingkat
tinggi (high culture) untuk menekan pemikiran "manusia alami" (human
nature).
Kebudayaan sebagai "sudut pandang umum" Selama
Era Romantis, para cendekiawan di Jerman, khususnya mereka yang peduli terhadap
gerakan nasionalisme - seperti misalnya perjuangan nasionalis untuk menyatukan
Jerman, dan perjuangan nasionalis dari etnis minoritas melawan Kekaisaran
Austria-Hongaria - mengembangkan sebuah gagasan kebudayaan dalam "sudut
pandang umum". Pemikiran ini menganggap suatu budaya dengan budaya lainnya
memiliki perbedaan dan kekhasan masing-masing. Karenanya, budaya tidak dapat
diperbandingkan. Meskipun begitu, gagasan ini masih mengakui adanya pemisahan
antara "berkebudayaan" dengan "tidak berkebudayaan" atau kebudayaan
"primitif."
Pada akhir abad ke-19, para ahli antropologi telah memakai kata kebudayaan
dengan definisi yang lebih luas. Bertolak dari teori evolusi, mereka
mengasumsikan bahwa setiap manusia tumbuh dan berevolusi bersama, dan dari evolusi
itulah tercipta kebudayaan.
Pada tahun 50-an, subkebudayaan - kelompok dengan perilaku yang sedikit
berbeda dari kebudayaan induknya - mulai dijadikan subyek penelitian oleh para
ahli sosiologi. Pada abad ini pula, terjadi popularisasi ide kebudayaan
perusahaan - perbedaan dan bakat dalam konteks pekerja organisasi atau tempat
bekerja.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1.
Kebudayaan adalah suatu sistem pengetahuan yang
meliputi sistem ide gagasan yang terdapat di dalam pikiran manusia, sehingga
dalam kehidupan sehari-hari kebudayaan itu bersifat abstrak.
2.
Menurut Koentjaraningrat, istilah universal
menunjukkan bahwa unsur-unsur kebudayaan bersifat universal dan dapat ditemukan
di dalam kebudayaan semua bangsa yang tersebar di berbagai penjuru duni. Ada
beberapa unsur kebudayaan yaitu
: Sistem Bahasa, Sistem pengetahuan,
kekerabatan dan organisasi sosial, ekonomi atau mata pencarian hidup, religi dan
kesenian
3.
Pengaruh unsur-unsur kebudayaan terhadap kehidupan
masyarakat adalah:
a. Goodman dan
Marx melihat kebudayaan sebagai warisan yang dipelajari dan ditranmisikan, jadi
kebudayaan dalam hal ini berpengaruh terhadap perkembangan generasi-generasi
berikutnya.
b. M.J.
Herskovits, bahwa kebudayaan merupakan sesuatu yang superorganic, yakni
individu yang tinggal pada tempat budaya tersebut secara langsung atau tidak
langsung akan memiliki dan menjadi anggota dari kebudayaan tersebut.
c. Theodore M.
Newcom, bahwa kepribadian menunjuk pada organisasi sikap-sikap seseorang untuk
berbuat, mengetahui, berpikir, dan merasakan secara khusus.
4. Cara pandang
terhadap kebudayaan
Kebudayaan sebagai peradaban Saat ini, kebanyakan
orang memahami gagasan "budaya" yang dikembangkan di Eropa pada abad
ke-18 dan awal abad ke-19.
B. Saran
Diharapkan pembaca dapat mengetahui
dan memahami unsur-unsur kebudayaan serta dapat diaplikasikan dalam kehidupan
bermasyarakat.
DAFTAR
PUSTAKA
http://id.wikipedia.org/wiki/pengertiankebudayaan(diakses
rabu,5 november 2014, jam 11.00 WITA)
Supartono W.
2004. Ilmu Budaya Dasar. Bogor:
Ghalia Indonesia.
http://id.wikipedia.org/wiki/unsurunsurkebudayaan(diakses
rabu,5 november 2014, jam 11.00 WITA)
izin copas
BalasHapusMakasih Soal seni budaya kelas 11
BalasHapus