Sabtu, 19 Desember 2015

MAKALAH PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT TATANAN RUMAH TANGGA PADA INDIKATOR PEMBERANTASAN JENTIK

Mata Kuliah              :           Ilmu Budaya Sehat
Dosen                          :           Sulasmi.,SKM.,M.Kes.

(MAKALAH)
PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT TATANAN
 RUMAH TANGGA PADA INDIKATOR
PEMBERANTASAN JENTIK



DI SUSUN OLEH :

NURUL FAHMI
PO.71.4.221.13.2.038


KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN MAKASSAR
KESEHATAN LINGKUNGAN
PRODI D-IV

2014

KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim.
              Puji syukur atas kehadirat Allah swt. Yang telah melimpahkan Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga Makalah ilmu budaya sehat dengan judul “prilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) tatanan rumah tangga pada indikator pemberantasan jentik” ini dapat selesai dengan tepat waktu. Terwujudnya makalah ini, tidak terlepas dari bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu saya selaku penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1.      Ibu Sulasmi, SKM.,M.Kes selaku dosen pengampu pada mata kuliah ilmu budaya sehat yang telah memberikan ilmu  dan sumbangsinya dalam menyusun makalah ini.
2.      Bapak dan Ibu tercinta yang telah memberikan motivasi dan dukungan baik moral maupun spiritual.
3.      Teman-teman yang tercinta yang telah sabar untuk meluangkan waktunya untuk berdiskusi dalam menyusun makalah ini.
4.      Dan semua pihak yang telah membantu dalam  menyusun makalah ini.
Dalam makalah ini terdapat beberapa pembahasan materi mengenai “prilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) tatanan rumah tangga pada indikator pemberantasan jentik”. Namun dalam penyusunannya masih terdapat banyak kekurangan oleh karena itu kritik dan saran yang membangun diharapkan penulis dari semua pihak, agar kedepannya lebih baik lagi dalam menyusun makalah.  
Akhir kata semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak, baik itu  penulis terlebih kepada pembacanya.
Wasallam.
Makassar,    november   2014

penulis

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................... i
DAFTAR ISI...................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.......................................................................................... 1
B. Tujuan........................................................................................................ 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Defenisi PHBS rumah tangga........................................................................ 4
B. Pengertian nyamuk......................................................................................... 4
C. Reproduksi nyamuk........................................................................................ 5
D. Pemeriksan jentik........................................................................................... 6
E. pemberantasan nyamuk................................................................................... 8
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan................................................................................................... 11
B. Saran............................................................................................................. 12
DAFTAR PUSTAKA 
BAB I
PENDAHULUAN

A.  Latar belakang
            Hidup sehat adalah hal yang seharusnya diterapkan oleh setiap orang, mengingat manfaat yang ditimbulkan akan sangat banyak, mulai dari konsentrasi kerja, kesehatan dan kecerdasan anak sampai dengan keharmonisan keluarga. Menciptakan hidup sehatpun sangatlah mudah serta murah, mengingat biaya yang harus dikeluarkan untuk pengobatan apabila mengalami gangguan kesehatan cukup mahal.
            Setiap manusia yang hidup di dunia ini memerlukan lingkungan yang bersih dan sehat agar dapat memberikan kenyamanan hidup. Oleh karena itu, manusia wajib peduli terhadap lingkungan dengan cara menjaga, memelihara dan menciptakan lingkungan hidup yang baik.
            Perilaku merupakan wujud tindakan seseorang berdasarkan pemahaman dan kemauan terhadap sesuatu yang dihadapi. Sedangkan lingkungan hidup merupakan wahana dimana mahluk dapat bertahan dan berkembang biak.
            Untuk mewujudkan sebuah bangsa yang lebih sehat, masyarakat diajak berkomitmen untuk melakukan hidup sehat melalui perilaku hidup bersih dan sehat. Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat adalah upaya untuk memberikan pengalaman belajar atau menciptakan suatu kondisi bagi perorangan, keluarga, kelompok dan masyarakat, dengan membuka jalur komunikasi, memberikan informasi dan melakukan edukasi, untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku, melalui pendekatan pimpinan (Advokasi), bina suasana (Social Support) dan pemberdayaan masyarakat (Empowerment). Sehingga keluarga dan masyarakat itu dapat menolong dirinya sendiri dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan kesehatan di masyarakat.  Dengan demikian masyarakat dapat mengenali dan mengatasi masalahnya sendiri, terutama dalam tatanan masing-masing, dan masyarakat/dapat menerapkan cara-cara hidup sehat dengan menjaga, memelihara dan meningkatkan kesehatannya.
       Rumah Tangga merupakan unit terkecil dalam lingkungan. Perilaku hidup yang bersih dan sehat selayaknya harus diterapkan dan ditanamkan kepada seluruh anggota keluarga. Peranan keluarga dalam sebuah rumah memegang kunci utama untuk meningkatkan kualitas kesehatan sejak dini. Karena jika keluarga sehat, akan membentuk masyarakat yang sehat pula. Untuk itu, Sehat harus diawali dari dalam rumah sendiri.
Banyak penyakit yang muncul akibat dari kelalaian terhadap pentingnya menjaga kebersihan lingkungan. Salah satunya adalah penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) atau disebut jugaDengue Hemorrhagic Fever (DHF). Penyakit ini disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti dan Aedes Albopictus. Kedua jenis nyamuk ini terdapat hampir di seluruh pelosok Indonesia, kecuali daerah-daerah yang memiliki ketinggian lebih dari seribu meter dari permukaan air laut. Hampir setiap tahunnya di Indonesia ada saja orang yang terjangkit penyakit DBD. Hal ini membuktikan bahwa sebagian masyarakat masih kurang sadar terhadap kebersihan lingkungan serta lambatnya pemerintah dalammengantisipasi dan merespon terhadap merebaknya kasus DBD ini. Masyarakat seringkali salah dalam mendiagnosis penyakit DBD ini dengan penyakit lain seperti flu atau typhus. Hal ini disebabkan karena infeksi virusdengue yang menyebabkan DBD bersifat asistomatik atau tidak jelas gejalanya. Pasien DBD biasanya atau seringkali menunjukkan gejala batuk, pilek, muntah, mual maupun diare.Dari  berbagai permasalahan tersebut masyarakat seharusnya sudah mengetahui tentang pentingnya menjaga lingkungan dari tempat – tempat bersarangnya nyamuk dan perlu memberantas sarang nyamuk agar dapat terhindar dari berbagai penyakit yang diakibatkan oleh nyamuk.
       Dengan menerapkannya terlebih dahulu di lingkungan rumah tangga, maka otomatis akan lebih mudah menerapkan ke lingkungan yang lebih luas lagi, yaitu masyarakat. Karena kondisi sehat dapat dicapai dengan mengubah perilaku dari yang tidak sehat menjadi perilaku sehat, dan menciptakan lingkungan sehat di rumah tangga. Oleh karena itu kesehatan perlu dijaga, dipelihara dan ditingkatkan oleh setiap anggota rumah tangga serta diperjuangakan oleh semua pihak secara keseluruhan (totalitas).

B.  Tujuan
1.      Tujuan umum
Untuk  mengetahui  perilaku/cara  pemberantasan  jentik  nyamuk  dengan pemberantasan sarang nyamuk  (PJN) pada rumah tangga.
2.      Tujuan Khusus
a)      Untuk mengetahui cara pemeriksaan/survei jentik di  rumah tangga.
b)      Cara pemberantasan jentik nyamuk di rumah tangga.

















BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.  Definisi PHBS rumah tangga
          Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah semua perilaku kesehatan yang dilakukan atas kesadaran sehingga anggota keluarga atau keluarga dapat menolong dirinya sendiri di bidang kesehatan dan dapat berperan aktif dalam kegiatan – kegiatan kesehatan dan berperan aktif dalam kegiatan–kegiatan kesehatan di masyarakat (Depkes RI, 2007).
          Pengertian (Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat) PHBS di Rumah Tangga :
PHBS di Rumah Tangga adalah upaya untuk memberdayakan anggota rumah tangga agar tahu, mau dan mampu melaksanakan perilaku hidup bersih dan sehat serta berperan aktif dalam gerakan kesehatan di masyarakat. PHBS di Rumah Tangga dilakukan untuk mencapai Rumah Tangga Sehat. Rumah tangga sehat berarti mampu menjaga, meningkatkan, dan melindungi kesehatan setiap anggota rumah tangga dari gangguan ancaman penyakit dan lingkungan yang kurang kondusif untuk hidup sehat (Depkes RI, 2007).
B.   Pengertian nyamuk
Nyamuk adalah serangga tergolong dalam ordo Diptera; Genera termasukAnopheles, Culex, Psorophora, Ochlerotatus, Aedes, Sabethes, Wyeomyia, Culiseta,dan Haemagoggus untuk jumlah keseluruhan sekitar 35 genera yang mencakup 2700 spesies. Nyamuk mempunyai dua sayap bersisik, tubuh yang langsing, dan enam kaki panjang; antar spesies berbeda-beda tetapi jarang sekali melebihi 15 mm. Dalam bahasa Inggris, nyamuk dikenal sebagai "Mosquito", berasal dari sebuah kata dalam bahasa Spanyol atau bahasa Portugis yang berarti lalat kecil. Penggunaan kataMosquito bermula sejak tahun 1583. Di Britania Rayanyamuk dikenal sebagai gnats.
Pada nyamuk betina, bagian mulutnya membentuk probosis panjang untuk menembus kulit mamalia (atau dalam sebagian kasus burung atau juga reptilia dan amfibiuntuk menghisap darah. Nyamuk betina memerlukan protein untuk pembentukan telur dan oleh karena diet nyamuk terdiri dari madu dan jus buah, yang tidak mengandung protein, kebanyakan nyamuk betina perlu menghisap darah untuk mendapatkan protein yang diperlukan. Nyamuk jantan berbeda dengan nyamuk betina, dengan bagian mulut yang tidak sesuai untuk menghisap darah. Agak rumit nyamuk betina dari satu genus, Toxorhynchites, tidak pernah menghisap darah. Larva nyamuk besar ini merupakan pemangsa jentik-jentik nyamuk yang lain.
C.   Reproduksi nyamuk
Nyamuk mengalami empat tahap dalam siklus hidup: telur, larva, pupa, dan dewasa. Tempo tiga peringkat pertama bergantung kepada spesies - dan suhu. Hanya nyamuk betina saja yang menyedot darah mangsanya. dan itu sama sekali tidak ada hubungannya dengan makan. Sebab, pada kenyataanya, baik jantan maupun betina makan cairan nektar bunga. sebab nyamuk betina memberi nutrisi pada telurnya. Telur-telur nyamuk membutuhkan protein yang terdapat dalam darah untuk berkembang.
Fase perkembangan nyamuk dari telur hingga menjadi nyamuk dewasa sangat menakjubkan. Telur nyamuk biasanya diletakkan pada daun lembap atau kolam yang kering. Pemilihan tempat ini dilakukan oleh induk nyamuk dengan menggunakan reseptor yang ada di bawah perutnya. Reseptor ini berfungsi sebagai sensor suhu dan kelembapan. Setelah tempat ditemukan, induk nyamuk mulai mengerami telurnya. Telur-telur itu panjangnya kurang dari 1 mm, disusun secara bergaris, baik dalam kelompok maupun satu persatu. Beberapa spesies nyamuk meletakkan telur-telurnya saling berdekatan membentuk suatu rakit yang bisa terdiri dari 300 telur.
Selesai itu, telur berada pada masa periode inkubasi (pengeraman). Pada periode ini, inkubasi sempurna terjadi pada musim dingin. Setelah itu larva mulai keluar dari telurnya semua dalam waktu yang hampir sama. Anak Nyamuk atau ENCU Sampai siklus pertumbuhan ini selesai secara keseluruhan. Larva nyamuk akan berubah kulitnya sebanyak 2 kali.
Selesai berganti kulit, nyamuk berada pada fase transisi. Fase ini dinamakan "fase pupa". Pada fase ini, nyamuk sangat rentan terhadap kebocoran pupa. Agar tetap bertahan, sebelum pupa siap untuk perubahan kulit yang terakhir kalinya, 2 pipa nyamuk muncul ke atas air. pipa itu digunakan untuk alat pernapasan.
Nyamuk dalam kepompong pupa yang cukup dewasa dan siap terbang dengan semua organnya seperti antenaa, belalai, kaki, dada, sayap, perut, dan mata besar yang menutupi sebagian besar kepalanya. lalu kepompong pupa disobek di atas. Tingkat ketika nyamuk yang telah lengkap muncul ini adalah tingkat yang paling membahayakan.
Nyamuk harus keluar dari air tanpa kontak langsung dengan air, sehingga hanya kakinya yang menyentuh permukaan air. Kecepatan ini sangatlah penting, meskipun angin tipis dapat menyebabkan kematiannya. Akhirnya, nyamuk tinggal landas untuk penerbangan perdananya setelah istirahat sekitar setengah jam.
Culex tarsalis bisa menyelesaikan siklus hidupnya dalam tempo 14 hari pada 20 °C dan hanya sepuluh hari pada suhu 25 °C. Sebagian spesies mempunyai siklus hidup sependek empat hari atau hingga satu bulan. Larva nyamuk dikenal sebagai jentik dan didapati di sembarang bekas berisi air. Jentik bernafas melalui saluran udara yang terdapat pada ujung ekor. Pupa biasanya seaktif larva, tetapi bernafas melalui tanduk thorakis yang terdapat pada gelung thorakis. Kebanyakan jentik memakan mikroorganisme, tetapi beberapa jentik adalah pemangsa bagi jentik spesies lain. Sebagian larva nyamuk sepertiWyeomia hidup dalam keadaan luar biasa.
Jentik-jentik spesies ini hidup dalam air tergenang dalam tumbuhan epifit atau di dalam air tergenang dalam pohon periuk kera. Jentik-jentik spesies genus Deinoceriteshidup di dalam sarang ketam sepanjang pesisir pantai.

D.  Pemeriksaan jentik
            pemberantasan jentik berkala adalah pemeriksaan tempat-tempat perkembangbiakan nyamuk (tempat-tempat penampungan air) yang ada di dalam rumah seperti bak mandi/WC, vas bunga, tatakan kulkas, dll dan di luar rumah seperti talang air, alas pot kembang, ketiak daun, lubang pohon, pagar bambu, dll yang dilakukan secara teratur setiap minggu.
1.      Tujuan PJB:
Menciptakan rumah bebas jentik, rumah bebas jentik adalah rumah tangga yang setelah dilakukan pemeriksaan jentik secara berkala tidak terdapat jentik nyamuk.
2.      PelaksanaanPJB dilakukan oleh :
a)      Anggota rumah tangga
b)      Kader
c)      Juru Pemantau Jentik (Jumantik)
d)     Tenaga pemeriksa jentik lainnya
3.      Mamfaat rumah bebas jentik
a)      Populasi nyamuk menjadi terkendali sehingga penularanpenyakit dengan perantara nyamuk dapat dicegah atau dikurangi
b)      Kemungkinan terhindar dari berbagai penyakit semakin besarseperti Demam Berdarah Dengue (DBD), Malaria, Chikungunya,atau Kaki Gajah
c)      Lingkungan rumah menjadi bersih dan sehat.
4.      Cara pemeriksaan jentik berkala yaitu:
a)      Mengunjungi setiap rumah tangga yang ada di wilayah kerja untuk memeriksa tempat yang sering menjadi tempat perkembangbiakan nyamuk/tempat penampungan air di dalam dan di luar rumah serta memberikan penyuluhan tentang PSN kepada anggota rumah tangga.
b)      Menggunakan senter untuk melihat keberadaan jentik.
c)      Jika ditemukan jentik, anggota rumah tangga diminta untuk ikut.menyaksikan/melihat jentik, kemudian langsung dilanjutkandengan PSN melalui 3 M atau 3 M plus.
d)     Memberikan penjelasan manfaat dan anjuran PSN kepada anggotarumah tangga.
e)      Mencatat hasil pemeriksaan jentik pada Kartu Jentik Rumah (kartu yang ditinggalkan di rumah) dan pada Formulir pelaporan ke Puskesmas.
5.      Peran kader dalam membina rumah tangga agar menciptakan rumah bebas jentik yaitu :
a)         Memanfaatkan setiap kesempatan di desa/kelurahan untuk memberikan penyuluhan tentang pentingnya PSN dan PJB, misalnya melalui penyuluhan kelompok di Posyandu, pertemuan kelompok Dasa Wisma, arisan, pengajian, pertemuan desa/kelurahan, kunjungan rumah dan melalui media cetak (poster,selebaran, spanduk).
b)        Bersama pemerintah desa/kelurahan dan tokoh masyarakat setempat menggerakkan masyarakat untuk melakukan PSN danPJB.
c)         Melakukan pemeriksaan jentik berkala secara teratur setiap minggu dan mencatat angka jentik yang ditemukan pada Kartu Jentik Rumah.
d)        Mengumpulkan data angka bebas jentik dari setiap rumahtangga yang ada di wilayah kerja dan melaporkan secara rutin kepada Puskesmas terdekat untuk mendapat tindak lanjutpenanganan bila terjadi masalah/kasus.
e)         Menginformasikan angka jentik yang ditemukan kepada setiap rumah tangga yang dikunjungi sekaligus memberikan penyuluhanagar tetap melaksanakan pemberantasan sarang nyamuk secara rutin dan menegur secara baik apabila masih terdapat jentik nyamuk.
E.       pemberantasan sarang nyamuk(PSN)
Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan cara 3 M plus (Menguras, Menutup, Mengubur, plus Menghindari gigitan nyamuk).PSN merupakan kegiatan memberantas telur, jentik, dan kepompong nyamuk penular berbagai penyakit seperti Demam Berdarah Dengue, Chikungunya, Malaria, Filariasis (Kaki Gajah)di tempat-tempat perkembang biakannya.3M Plus yang dilakukan pada saat PSN yaitu:
1.    Menguras
Menguras dan menyikat tempat-tempat penampunganair seperti Tandon air yang bisa dikuras antara lain bak mandi, bak WC, Vas Bunga, Perangkap Semut, Tempat minum burung dsb. Cara menguras yang baik adalah dengan menyikat  atau menggosok rata dinding bagian dalam tandon air, menadatar maupun naik turun. Maksudnya agar telur nyamuk yang menempel dapat lepas dan tidak menetas jentik.
2.    Menutup
Ada 2 jenis menutup tandon air agar tidak dipakai nyamuk berkembang biak:
a)    Menutup tandon dengan rapat agar air yang disimpan tidak ada jentiknya. Jenis tandon ini antara lain : gentong, padasan, drum, reservoar, emberisasi dsb.
b)   Menutup tandon agar tidak terisi air . Misalnya tonggak bambu dapat ditutup dengan pasir atau tanah sampai penuh. Sedangkan untuk ban, aki dsb dapat ditutupi dengan plastik agar tidak kemasukan air atau dimasukkan karung agar tidak tersentuh nyamuk.
3.      Mengubur 
Barang-barang bekas yang dapat menampung air dan tidak akan dimanfaatkan lagi sebaiknya disingkirkan yang mudah adalah dengan mengubur ke dalam tanah.Barang-barang bekas yang dapatmenampung air dan perlu di kubur seperti ban bekas, kaleng bekas, plastik-plastikyang dibuang sembarangan (bekas botol/gelas akua, plastikkresek,dll)
Plus Menghindari gigitan nyamuk, yaitu:
a)       Menggunakan kelambu ketika tidur
b)       Memakai obat yang dapat mencegah gigitannyamuk, misalnya obat nyamuk; bakar,semprot,oles/diusap ke kulit, dll
c)       Menghindari kebiasaan menggantung pakaiandi dalam kamar
d)      Mengupayakan pencahayaan dan ventilasi yang memadai
e)       Memperbaiki saluran dan talang air yang rusak
f)        Menaburkan larvasida (bubuk pembunuh jentik) di tempat-tempatyang sulit dikuras misalnya di talang air atau di daerah sulit air
g)       Memelihara ikan pemakan jentik di kolam/bak penampung air,misalnya ikan cupang, ikan nila, dll
h)      Fogging
Bukan cara terbaik untuk memberantas nyamuk penular DBD, hanya membunuh nyamuk dewasa. Pada hari-hari berikutnya akan menetas nyamuk-nyamuk baru lagi, karena telur dan jentik-jentik tidak mati. Fogging berdampak buruk terhadap kesehatan karena menggunakan pestisida dan solar.
Ø   Pestisida merupakan racun yang dapat merusak syaraf dan beresiko penyebab kanker, kelahiran anak cacat , kerusakan genetik/ keturunan, keguguran dan kemandulan.
Ø   Solar mengeluarkan emisi COx, NOx, SOx yang dapat mencemari udara dan berdampak buruk terhadap kesehatan.















BAB III
PENUTUP
A.  Kesimpulan
1.      Pemeriksaan/survei jentik antara lain dengan cara pemeriksaan secera berkala, seperti :
a)      Mengunjungi setiap rumah tangga yang ada di wilayah kerja untuk memeriksa tempat yang sering menjadi tempat perkembangbiakan nyamuk/tempat penampungan air di dalam dan di luar rumah serta memberikan penyuluhan tentang PSN kepada anggota rumah tangga.
b)      Menggunakan senter untuk melihat keberadaan jentik.
c)      Jika ditemukan jentik, anggota rumah tangga diminta untuk ikut.menyaksikan/melihat jentik, kemudian langsung dilanjutkandengan PSN melalui 3 M atau 3 M plus.
d)     Memberikan penjelasan manfaat dan anjuran PSN kepada anggotarumah tangga.
e)      Mencatat hasil pemeriksaan jentik pada Kartu Jentik Rumah (kartu yang ditinggalkan di rumah) dan pada Formulir pelaporan ke Puskesmas.
2.      Pemberantasan nyamuk dengan 3M plus, seperti :
a)      Menguras
b)      Menutup
c)      Mengubur
Plus mnghindari gigitan nyamuk dengan cara :
Ø  Menggunakan kelambu ketika tidur
Ø  Menghindari kebiasaan menggantung pakaiandi dalam kamar
Ø   Mengupayakan pencahayaan dan ventilasi yang memadai
Ø   Memperbaiki saluran dan talang air yang rusak
Ø  Memelihara ikan pemakan jentik di kolam/bak penampung air,misalnya ikan cupang, ikan nila, dll
Ø  Fogging
B.  Saran
Semoga pembaca dapat mengetahui dan memahami prilaku hidup bersih dan sehat dalam tatanan rumah tangga(PHBS), terutama pemberantasan jentik guna menghindari penyakit yang bisa ditimbulkan oleh nyamuk sehingga dalam kehidupan rumah tangga bisa hidup bersih dan sehat. Serta dapat mengaplikasikan hal tersebut dengan baik dan benar dalam kehidupan bermasyarakat.
























DAFTAR PUSTAKA
Proverawati, atikah dan eni rahmawati.2012.prilaku hidup bersih dan sehat.nuha
            medika:yogyakarta.
di.html (Di akses pada hari selasa 24  November 2014, jam 10:00 WITA)
http://febri-yunaldi-chaniago.blogspot.com/2013/02/makalah-perilaku hidup bersih-dan-sehat.html  (Di akses pada hari rabu 19  November 2014, jam 13:35 WITA)
http://organisasi.org/ilmu_pengetahuan/kesehatan_masyarakat.html ( diakses pada hari sabtu 6 desember 2014)














MAKALAH UNSUR-UNSUR KEBUDAYAAN

Mata Kuliah              :           Ilmu Budaya Sehat
Dosen                          :           Sulasmi.,SKM.,M.Kes.

MAKALAH
“UNSUR-UNSUR KEBUDAYAAN”


DI SUSUN OLEH :

                 NURUL FAHMI                          PO.71.4.221.13.2.038
                 SUKMAWATI                             PO.71.4.221.13.2.047
                FERANITA TODING R            PO.71.4.221.13.2.016
                 DESI  ENGGAR PRASTIWI    PO.71.4.221.13.2.010



KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN MAKASSAR
KESEHATAN LINGKUNGAN
PRODI D-IV
2014




KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim.
              Puji syukur atas kehadirat Allah swt. Yang telah melimpahkan Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga Makalah ilmu budaya sehat dengan judul “unsur-unsur kebudayaan”  ini dapat selesai dengan tepat waktu. Terwujudnya makalah ini, tidak terlepas dari bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu saya selaku penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1.      Sulasmi.,SKM.,M.Kes selaku dosen pengampu pada mata kuliah ilmu budaya sehat yang telah memberikan ilmu  dan sumbangsinya dalam menyusun makalah ini.
2.      Bapak dan Ibu tercinta yang telah memberikan motivasi dan dukungan baik moral maupun spiritual.
3.      Teman-teman yang tercinta yang telah sabar untuk meluangkan waktunya untuk berdiskusi dalam menyusun makalah ini.
4.      Dan semua pihak yang telah membantu dalam  menyusun makalah ini.
Dalam makalah ini terdapat beberapa pembahasan materi mengenai “unsur-unsur kebudayaan”. Namun dalam penyusunannya masih terdapat banyak kekurangan oleh karena itu kritik dan saran yang membangun diharapkan penulis dari semua pihak, agar kedepannya lebih baik lagi dalam menyusun makalah.  
Akhir kata semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak, baik itu  penulis terlebih kepada pembacanya.
Wasallam
Makassar,    november 2014

Penulis





DAFTAR ISI

Kata pengantar ...........................................................................        i
Daftar isi .....................................................................................       ii

BAB I
PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang ....................................................................         1
B.  Tujuan ..................................................................................        1
BAB II
PEMBAHASAN
A.  Pengertian kebudayaan….......................................................      2
B.  Unsur-unsur kebudayaan...……………………………….....      2
C.  Pengaruh unsur-unsur kebudayaan terhadap masyarakat.......      7
D.  Cara pandang terhadap kebudayaan.......................................      7
BAB III 
PENUTUP
A.                Kesimpulan ……………………………...........................     10
B.                 Saran...................................................................................    10

DAFTAR PUSTAKA ………………………………………......     11


BAB I
PENDAHULUAN

A.  Latar belakang
Kebudayaan merupakan faktor penting dalam kehikdupan manusia. Sebab kebudayaan memberikan arah kepada tindakan dan karya manusia. Kebudayaan yang telah ada akan tetap berjalan meski kadang-kadang wujudnya dapat berubah. Kebudayaan bukan hanya kesenian dan benda-benda budaya, akan tetapi mencakup seluruh sendi kehidupan manusia untuk menciptakan sebuah tatanan yang diharapkan.
Tentu saja pada kenyataannya budaya antara satu masyarakat dengan masyarakat lainnya berbeda, terlepas dari perbedaan karakter masing-masing kelompok masyarakat ataupun kebiasaan mereka. Realitas yang multi budaya ini dapat kita jumpai di negara-negara dengan komposisi penduduk yang terdiri dari berbagai etnis, seperti Indonesia, Uni Soviet (sekarang, Rusia), Yugoslavia (sekarang terpecah menjadi beberapa Negara) dan lain-lainnya. Kondisi Negara dengan komposisi multi budaya rentan terhadap konflik dan kesenjangan sosial. Memang banyak faktor yang menyebabkan terjadinya berbagai konflik tersebut, akan tetapi sebagai salah satu unsur dasar dalam kehidupan sosial, budaya mempunyai peranan besar dalam memicu konflik.
Unsur-unsur yang mempengaruhi keberadaan budaya akan terus memberikan arah bagaimana wujud dari kebudayaan itu untuk masa yang akan datang, maka dalam makalah ini akan dibahas tentang unsur-unsur kebudayaan tersebut.
B.  Tujuan
1.      Mengetahui Pengertian kebudayaan
2.      Untuk memahami unsur-unsur kebudayaan
3.      Mengetahui Pengaruh unsur-unsur kebudayaan terhadap masyarakat
4.      Untuk mengetahui cara pandang terhadap kebudayaan


BAB II
PEMBAHASAN

A.  Pengertian kebudayaan
Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat. Melville J. Herskovits dan Bronislaw Malinowski mengemukakan bahwa segala sesuatu yang terdapat dalam masyarakat ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri. Istilah untuk pendapat itu adalah Cultural-Determinism.
Herskovits memandang kebudayaan sebagai sesuatu yang turun temurun dari satu generasi ke generasi yang lain, yang kemudian disebut sebagai superorganic. Menurut Andreas Eppink, kebudayaan mengandung keseluruhan pengertian nilai sosial,norma sosial, ilmu pengetahuan serta keseluruhan struktur-struktur sosial, religius, dan lain-lain, tambahan lagi segala pernyataan intelektual dan artistik yang menjadi ciri khas suatu masyarakat.
Menurut Edward Burnett Tylor, kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks, yang di dalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain yang didapat seseorang sebagai anggota masyarakat.
B.  Unsur-unsur kebudayaan
Menurut Koentjaraningrat, istilah universal menunjukkan bahwa unsur-unsur kebudayaan bersifat universal dan dapat ditemukan di dalam kebudayaan semua bangsa yang tersebar di berbagai penjuru dunia.Ketujuh unsur kebudayaan tersebut adalah :
1.      Sistem Bahasa
Bahasa merupakan sarana bagi manusia untuk memenuhi kebutuhan sosialnya untuk berinteraksi atau berhubungan dengan sesamanya. Dalam ilmu antropologi, studi mengenai bahasa disebut dengan istilah antropologi linguistik. Menurut Keesing, kemampuan manusia dalam membangun tradisi budaya, menciptakan pemahaman tentang fenomena sosial yang diungkapkan secara simbolik, dan mewariskannya kepada generasi penerusnya sangat bergantung pada bahasa. Dengan demikian, bahasa menduduki porsi yang penting dalam analisa kebudayaan manusia.
Menurut Koentjaraningrat, unsur bahasa atau sistem perlambangan manusia secara lisan maupun tertulis untuk berkomunikasi adalah deskripsi tentang ciri-ciri terpenting dari bahasa yang diucapkan oleh suku bangsa yang bersangkutan beserta variasivariasi dari bahasa itu. Ciri-ciri menonjol dari bahasa suku bangsa tersebut dapat diuraikan dengan cara membandingkannya dalam klasifikasi bahasa-bahasa sedunia pada rumpun, subrumpun, keluarga dan subkeluarga. Menurut Koentjaraningrat menentukan batas daerah penyebaran suatu bahasa tidak mudah karena daerah perbatasan tempat tinggal individu merupakan tempat yang sangat intensif dalam berinteraksi sehingga proses saling memengaruhi perkembangan bahasa sering terjadi.
2.      Sistem Pengetahuan
Sistem pengetahuan dalam kultural universal berkaitan dengan sistem peralatan hidup dan teknologi karena sistem pengetahuan bersifat abstrak dan berwujud di dalam ide manusia. Sistem pengetahuan sangat luas batasannya karena mencakup pengetahuan manusia tentang berbagai unsur yang digunakan dalam kehidupannya.
Masyarakat pedesaan yang hidup dari bertani akan memiliki sistem kalender pertanian tradisional yang disebut system pranatamangsa yang sejak dahulu telah digunakan oleh nenek moyang untuk menjalankan aktivitas pertaniannya. Menurut Marsono, pranatamangsa dalam masyarakat Jawa sudah digunakan sejak lebih dari 2000 tahun yang lalu. Sistem pranatamangsa digunakan untuk menentukan kaitan antara tingkat curah hujan dengan kemarau.
Melalui sistem ini para petani akan mengetahui kapan saat mulai mengolah tanah, saat menanam, dan saat memanen hasil pertaniannya karena semua aktivitas pertaniannya didasarkan pada siklus peristiwa alam. Sedangkan Masyarakat daerah pesisir pantai yang bekerja sebagai nelayan menggantungkan hidupnya dari laut sehingga mereka harus mengetahui kondisi laut untuk menentukan saat yang baik untuk menangkap ikan di laut. Pengetahuan tentang kondisi laut tersebut diperoleh melalui tanda-tanda atau letak gugusan bintang di langit.
Banyak suku bangsa yang tidak dapat bertahan hidup apabila mereka tidak mengetahui dengan teliti pada musim-musim apa berbagai jenis ikan pindah ke hulu sungai. Selain itu, manusia tidak dapat membuat alat-alat apabila tidak mengetahui dengan teliti ciriciri bahan mentah yang mereka pakai untuk membuat alat-alat tersebut. Tiap kebudayaan selalu mempunyai suatu himpunan pengetahuan tentang alam, tumbuh-tumbuhan, binatang, benda, dan manusia yang ada di sekitarnya. Menurut Koentjaraningrat, setiap suku bangsa di dunia memiliki pengetahuan mengenai, antara lain:
a.       alam sekitarnya
b.      tumbuhan yang tumbuh di sekitar daerah tempat tinggalnya
c.       binatang yang hidup di daerah tempat tinggalnya
d.      zat-zat, bahan mentah, dan benda-benda dalam lingkungannya
e.        tubuh manusia
f.        sifat-sifat dan tingkah laku manusia
g.       ruang dan waktu.
3.      Sistem Kekerabatan dan Organisasi Sosial
Unsur budaya berupa sistem kekerabatan dan organisasi social merupakan usaha antropologi untuk memahami bagaimana manusia membentuk masyarakat melalui berbagai kelompok sosial. Menurut Koentjaraningrat tiap kelompok masyarakat kehidupannya diatur oleh adat istiadat dan aturan-aturan mengenai berbagai macam kesatuan di dalam lingkungan di mana dia hidup dan bergaul dari hari ke hari. Kesatuan sosial yang paling dekat dan dasar adalah kerabatnya, yaitu keluarga inti yang dekat dan kerabat yang lain. Selanjutnya, manusia akan digolongkan ke dalam tingkatantingkatan lokalitas geografis untuk membentuk organisasi social dalam kehidupannya.
Kekerabatan berkaitan dengan pengertian tentang perkawinan dalam suatu masyarakat karena perkawinan merupakan inti atau dasar pembentukan suatu komunitas atau organisasi sosial.
4.      Sistem Peralatan Hidup dan Teknologi
Manusia selalu berusaha untuk mempertahankan hidupnya sehingga mereka akan selalu membuat peralatan atau benda-benda tersebut. Perhatian awal para antropolog dalam memahami kebudayaan manusia berdasarkan unsur teknologi yang dipakai suatu masyarakat berupa benda-benda yang dijadikan sebagai peralatan hidup dengan bentuk dan teknologi yang masih sederhana. Dengan demikian, bahasan tentang unsur kebudayaan yang termasuk dalam peralatan hidup dan teknologi merupakan bahasan kebudayaan fisik.
5.      Sistem Ekonomi/Mata Pencaharian Hidup
Mata pencaharian atau aktivitas ekonomi suatu masyarakat menjadi fokus kajian penting etnografi. Penelitian etnografi mengenai sistem mata pencaharian mengkaji bagaimana cara mata pencaharian suatu kelompok masyarakat atau sistem perekonomian mereka untuk mencukupi kebutuhan hidupnya. Sistem ekonomi pada masyarakat tradisional, antara lain:
a. berburu dan meramu
b. beternak
c. bercocok tanam di ladang
d. menangkap ikan
e. bercocok tanam menetap dengan sistem irigasi.
Pada saat ini hanya sedikit sistem mata pencaharian atau ekonomi suatu masyarakat yang berbasiskan pada sektor pertanian. Artinya, pengelolaan sumber daya alam secara langsung untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia dalam sektor pertanian hanya bisa ditemukan di daerah pedesaan yang relatif belum terpengaruh oleh arus modernisasi.
Pada saat ini pekerjaan sebagai karyawan kantor menjadi sumber penghasilan utama dalam mencari nafkah. Setelah berkembangnya sistem industri mengubah pola hidup manusia untuk tidak mengandalkan mata pencaharian hidupnya dari subsistensi hasil produksi pertaniannya. Di dalam masyarakat industri, seseorang mengandalkan pendidikan dan keterampilannya dalam mencari pekerjaan.
6.      Sistem Religi
Koentjaraningrat menyatakan bahwa asal mula permasalahan fungsi religi dalam masyarakat adalah adanya pertanyaan mengapa manusia percaya kepada adanya suatu kekuatan gaib atau supranatural yang dianggap lebih tinggi daripada manusia dan mengapa manusia itu melakukan berbagai cara untuk berkomunikasi dan mencari hubungan-hubungan dengan kekuatan-kekuatan supranatural tersebut.
Dalam usaha untuk memecahkan pertanyaan mendasar yang menjadi penyebab lahirnya asal mula religi tersebut, para ilmuwan sosial berasumsi bahwa religi suku-suku bangsa di luar Eropa adalah sisa dari bentuk-bentuk religi kuno yang dianut oleh seluruh umat manusia pada zaman dahulu ketika kebudayaan mereka masih primitif.
7.      Kesenian
Perhatian ahli antropologi mengenai seni bermula dari penelitian etnografi mengenai aktivitas kesenian suatu masyarakat tradisional. Deskripsi yang dikumpulkan dalam penelitian tersebut berisi mengenai benda-benda atau artefak yang memuat unsur seni, seperti patung, ukiran, dan hiasan. Penulisan etnografi awal tentang unsur seni pada kebudayaan manusia lebih mengarah pada teknikteknik dan proses pembuatan benda seni tersebut. Selain itu, deskripsi etnografi awal tersebut juga meneliti perkembangan seni musik, seni tari, dan seni drama dalam suatu masyarakat.
Berdasarkan jenisnya, seni rupa terdiri atas seni patung, seni relief, seni ukir, seni lukis, dan seni rias. Seni musik terdiri atas seni vokal dan instrumental, sedangkan seni sastra terdiri atas prosa dan puisi. Selain itu, terdapat seni gerak dan seni tari, yakni seni yang dapat ditangkap melalui indera pendengaran maupun penglihatan. Jenis seni tradisional adalah wayang, ketoprak, tari, ludruk, dan lenong. Sedangkan seni modern adalah film, lagu, dan koreografi.
C.  Pengaruh unsur-unsur kebudayaan terhadap masyarakat
Unsur-unsur kebudayaan merupakan bagian dari kebudayaan yang digunakan. Raph Linton mengemukakan bahwa kebudayaan merupakan warisan sosial dari anggota masyarakat.
Pengaruh unsur-unsur kebudayaan terhadap kehidupan masyarakat adalah:
  Goodman dan Marx melihat kebudayaan sebagai warisan yang dipelajari dan ditranmisikan, jadi kebudayaan dalam hal ini berpengaruh terhadap perkembangan generasi-generasi berikutnya. Misalnya: bahasa dari sebuah suku akan terus dipakai oleh generasi yang akan datang pada suku tersebut.
  M.J. Herskovits, bahwa kebudayaan merupakan sesuatu yang superorganic, yakni individu yang tinggal pada tempat budaya tersebut secara langsung atau tidak langsung akan memiliki dan menjadi anggota dari kebudayaan tersebut. Misalnya:seseorang yang tinggal di sebuah suku, maka secara otomatis akan menjadi putra suku tersebut.
  Theodore M. Newcom, bahwa kepribadian menunjuk pada organisasi sikap-sikap seseorang untuk berbuat, mengetahui, berpikir, dan merasakan secara khusus. Jadi Newcomb menganggap kebudayaan lebih ke arah keindividuan sebagai salah satu kreator dari kebudayaan. Disini pengaruh kebudayaan adalah bagaimana seorang individu itu menerapkan dan mengembangkan kebudayaan yang ia anut.
Dari pengaruh-pengaruh di atas, dapat kita simpulkan bahwa unsur-unsur budaya sebagai pembentuk budaya sangat berpengaruh dalam kehidupan sebuah masyarakat.
D. Cara pandang terhadap kebudayaan
 Kebudayaan sebagai peradaban Saat ini, kebanyakan orang memahami gagasan "budaya" yang dikembangkan di Eropa pada abad ke-18 dan awal abad ke-19. Gagasan tentang "budaya" ini merefleksikan adanya ketidakseimbangan antara kekuatan Eropa dan kekuatan daerah-daerah yang dijajahnya. Mereka menganggap 'kebudayaan' sebagai "peradaban" sebagai lawan kata dari "alam". Menurut cara pikir ini, kebudayaan satu dengan kebudayaan lain dapat diperbandingkan; salah satu kebudayaan pasti lebih tinggi dari kebudayaan lainnya.
Artefak tentang "kebudayaan tingkat tinggi" (High Culture) oleh Edgar Degas.
Pada prakteknya, kata kebudayaan merujuk pada benda-benda dan aktivitas yang "elit" seperti misalnya memakai baju yang berkelas, fine art, atau mendengarkan musik klasik, sementara kata berkebudayaan digunakan untuk menggambarkan orang yang mengetahui, dan mengambil bagian, dari aktivitas-aktivitas di atas. Sebagai contoh, jika seseorang berpendendapat bahwa musik klasik adalah musik yang "berkelas", elit, dan bercita rasa seni, sementara musik tradisional dianggap sebagai musik yang kampungan dan ketinggalan zaman, maka timbul anggapan bahwa ia adalah orang yang sudah "berkebudayaan".
Orang yang menggunakan kata "kebudayaan" dengan cara ini tidak percaya ada kebudayaan lain yang eksis; mereka percaya bahwa kebudayaan hanya ada satu dan menjadi tolak ukur norma dan nilai di seluruh dunia. Menurut cara pandang ini, seseorang yang memiliki kebiasaan yang berbeda dengan mereka yang "berkebudayaan" disebut sebagai orang yang "tidak berkebudayaan"; bukan sebagai orang "dari kebudayaan yang lain." Orang yang "tidak berkebudayaan" dikatakan lebih "alam," dan para pengamat seringkali mempertahankan elemen dari kebudayaan tingkat tinggi (high culture) untuk menekan pemikiran "manusia alami" (human nature).
    Kebudayaan sebagai "sudut pandang umum" Selama Era Romantis, para cendekiawan di Jerman, khususnya mereka yang peduli terhadap gerakan nasionalisme - seperti misalnya perjuangan nasionalis untuk menyatukan Jerman, dan perjuangan nasionalis dari etnis minoritas melawan Kekaisaran Austria-Hongaria - mengembangkan sebuah gagasan kebudayaan dalam "sudut pandang umum". Pemikiran ini menganggap suatu budaya dengan budaya lainnya memiliki perbedaan dan kekhasan masing-masing. Karenanya, budaya tidak dapat diperbandingkan. Meskipun begitu, gagasan ini masih mengakui adanya pemisahan antara "berkebudayaan" dengan "tidak berkebudayaan" atau kebudayaan "primitif."
Pada akhir abad ke-19, para ahli antropologi telah memakai kata kebudayaan dengan definisi yang lebih luas. Bertolak dari teori evolusi, mereka mengasumsikan bahwa setiap manusia tumbuh dan berevolusi bersama, dan dari evolusi itulah tercipta kebudayaan.
Pada tahun 50-an, subkebudayaan - kelompok dengan perilaku yang sedikit berbeda dari kebudayaan induknya - mulai dijadikan subyek penelitian oleh para ahli sosiologi. Pada abad ini pula, terjadi popularisasi ide kebudayaan perusahaan - perbedaan dan bakat dalam konteks pekerja organisasi atau tempat bekerja.



BAB III
PENUTUP

A.   Kesimpulan
1.         Kebudayaan adalah suatu sistem pengetahuan yang meliputi sistem ide gagasan yang terdapat di dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari kebudayaan itu bersifat abstrak.
2.         Menurut Koentjaraningrat, istilah universal menunjukkan bahwa unsur-unsur kebudayaan bersifat universal dan dapat ditemukan di dalam kebudayaan semua bangsa yang tersebar di berbagai penjuru duni. Ada beberapa unsur kebudayaan yaitu : Sistem Bahasa, Sistem pengetahuan, kekerabatan dan organisasi sosial,  ekonomi atau mata pencarian hidup, religi dan kesenian
3.         Pengaruh unsur-unsur kebudayaan terhadap kehidupan masyarakat adalah:
a.    Goodman dan Marx melihat kebudayaan sebagai warisan yang dipelajari dan ditranmisikan, jadi kebudayaan dalam hal ini berpengaruh terhadap perkembangan generasi-generasi berikutnya.
b.    M.J. Herskovits, bahwa kebudayaan merupakan sesuatu yang superorganic, yakni individu yang tinggal pada tempat budaya tersebut secara langsung atau tidak langsung akan memiliki dan menjadi anggota dari kebudayaan tersebut.
c.    Theodore M. Newcom, bahwa kepribadian menunjuk pada organisasi sikap-sikap seseorang untuk berbuat, mengetahui, berpikir, dan merasakan secara khusus.
4.     Cara pandang terhadap kebudayaan
Kebudayaan sebagai peradaban Saat ini, kebanyakan orang memahami gagasan "budaya" yang dikembangkan di Eropa pada abad ke-18 dan awal abad ke-19.
B.   Saran
Diharapkan pembaca dapat mengetahui dan memahami unsur-unsur kebudayaan serta dapat diaplikasikan dalam kehidupan bermasyarakat.

DAFTAR PUSTAKA
http://id.wikipedia.org/wiki/pengertiankebudayaan(diakses rabu,5 november 2014, jam 11.00 WITA)
Supartono W. 2004. Ilmu Budaya Dasar. Bogor: Ghalia Indonesia.
http://id.wikipedia.org/wiki/unsurunsurkebudayaan(diakses rabu,5 november 2014, jam 11.00 WITA)