Mata Kuliah :
Etika Profesi Sanitarian
Dosen : Erlani , SKM.,M.Kes
MAKALAH
ETIKA
Oleh:
NURUL
FAHMI
PO.71.4.221.13.2.038
KEMENTERIAN
KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK
KESEHATAN MAKASSAR
KESEHATAN
LINGKUNGAN
PRODI
D.IV
2014
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Dalam masa kini para remaja sudah banyak
kehilangan nilai etika dan moral. Sebenarnya nilai-nilai itu tumbuh dari proses
kemasyarakatan dan hasil dari kehidupan bermasyarakat. Individu dilahirkan dalam suatu masyarakat
dan mengalami sosialisasi untuk menerima aturan-aturan masyarakat yang sudah
ada. Dalam hal ini etika dan moral sangat berperan penting dalam menjalankan
hubungan yang ada dalam masyarakat. Karena dengan kedua hal tersebut kita bisa
hidup damai sesama manusia berdasarkan etika kita, dan moral yang kita miiki. Tapi
dalam akhir-akhir ini kedua hal tersebut sudah mulai menghilang karena itu kami
disini membuat makalah Etika, dan Moral.
Pendidikan Islam pada intinya adalah
sebagai wahana pembentukan manusia yang bermoralitas tinggi. Di dalam ajaran
Islam moral atau akhlak tidak dapat dipisahkan dari keimanan. Di samping
kemajuan teknologi akibat adanya era globalisasi, kita melihat pula arus
kemorosotan akhlak yang semakin melanda di kalangan sebagian pemuda-pemuda
kita. Dalam surat-surat kabar sering kali kita membaca berita tentang
perkelahian pelajar, penyebaran narkotika, pemakaian obat bius, minuman keras,
penjambret yang dilakukan oleh anak-anak yang berusia belasan tahun,
meningkatnya kasus-kasus kehamilan dikalangan remaja putri dan lain sebagainya.
hal tersebut adalah merupakan suatu masalah yang dihadapi masyarakat yang
kini yang semakin marak.
B. TUJUAN
1. Untuk mengetahui
pengertian etika.
2. Untuk
mengetahui macam-macam etika.
3. Untuk mengetahui
pengertian moral.
4. Untuk mengetahui
hubungan etika dan moral.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
PENGERTIAN
ETIKA
Pengertian Etika (Etimologi), berasal dari bahasa
Yunani adalah “Ethos”, yang berarti hati nurani ataupun perikelakuan yang
pantas (atau yang diharapkan). Secara sederhana hal itu kemudian diartikan
sebagai ajaran tentang perikelakuan yang didasarkan pada perbandingan mengenai
apa yang dianggap baik dan apa yang dianggap buruk.
Menurut para ahli, etika tidak lain adalah aturan
prilaku, adat kebiasaan manusia dalam pergaulan antara sesamanya dan menegaskan
mana yang benar dan mana yang buruk. Perkataan etika atau lazim juga disebut
etik, berasal dari kata Yunani ETHOS yang berarti norma-norma, nilai-nilai,
kaidah-kaidah dan ukuran-ukuran bagi tingkah laku manusia yang baik, seperti
yang dirumuskan oleh beberapa ahli berikut ini:
Drs. O.P. SIMORANGKIR :
etika atau etik sebagai pandangan manusia dalam berprilaku menurut ukuran dan
nilai yang baik.
Drs. Sidi
Gajalba dalam
sistematika filsafat : etika adalah teori tentang tingkah laku
perbuatan
manusia dipandang dari segi baik dan buruk, sejauh yang dapat ditentukan oleh
akal.
Drs. H. Burhanudin Salam : etika adalah cabang filsafat yang
berbicara mengenai nilai dan norma moral yang menentukan prilaku manusia dalam
hidupnya.
Etika dalam perkembangannya sangat mempengaruhi
kehidupan manusia. Etika memberi manusia orientasi bagaimana ia menjalani
hidupnya melalui rangkaian tindakan sehari-hari. Itu berarti etika membantu
manusia untuk mengambil sikap dan bertindak secara tepat dalam menjalani hidup
ini. Etika pada akhirnya membantu untuk mengambil keputusan tentang tindakan
apa yang perlu di lakukan dan yang perlu di pahami bersama bahwa etika ini
dapat diterapkan dalam segala aspek atau sisi kehidupan.
B. MACAM-MACAM ETIKA
1. Etika
Deskriptif
Etika yang menelaah secara kritis dan rasional
tentang sikap dan perilaku manusia, serta apa yang dikejar oleh setiap orang
dalam hidupnya sebagai sesuatu yang bernilai. Artinya Etika deskriptif tersebut
berbicara mengenai fakta secara apa adanya, yakni mengenai nilai dan perilaku
manusia sebagai suatu fakta yang terkait dengan situasi dan realitas yang
membudaya. Dapat disimpulkan bahwa tentang kenyataan dalam penghayatan nilai
atau tanpa nilai dalam suatu masyarakat yang dikaitkan dengan kondisi tertentu
memungkinkan manusia dapat bertindak secara etis.
2. Etika Normatif
Etika yang menetapkan berbagai sikap dan perilaku
yang ideal dan seharusnya dimiliki oleh manusia atau apa yang seharusnya
dijalankan oleh manusia dan tindakan apa yang bernilai dalam hidup ini. Jadi
Etika Normatif merupakan norma-norma yang dapat menuntun agar manusia bertindak
secara baik dan menghindarkan hal-hal yang buruk, sesuai dengan kaidah atau
norma yang disepakati dan berlaku di masyarakat.
3.
Etika Teleologi
Suatu tindakan dikatakan baik jika
tujuannya baik dan membawa akibat yang baik dan
berguna. Dari sudut pandang “apa
tujuannya”, etika teleologi dibedakan menjadi dua
yaitu:
Teleologi
Hedonisme (hedone= kenikmatan) yaitu tindakan yang bertujuan untuk mencari
kenikmatan dan kesenangan.
Teleologi
Eudamonisme (eudamonia=kebahagiaan) yaitu tindakan yang bertujuan mencari
kebahagiaan hakiki.
4. Etika Deontologi
Etika deontologi
menekankan kewajiban manusia untuk bertindak secara baik. Jadi, etika
Deontologi yaitu tindakan dikatakan baik bukan
karena tindakan itu mendatangkan akibat baik, melainkan berdasarkan tindakan
itu baik untuk dirinya sendiri.
C. PENGERTIAN MORAL
Kata Moral berasal dari kata latin “mos” yang berarti kebiasaan. Moral berasal dari
Bahasa Latin yaitu Moralitas adalah
istilah manusia menyebut ke manusia atau orang lainnya dalam tindakan yang
mempunyai nilai positif. Manusia yang tidak memiliki moral disebut amoral
artinya dia tidak bermoral dan tidak memiliki nilai positif di mata manusia
lainnya. Sehingga moral adalah hal mutlak yang harus dimiliki oleh manusia. Namun demikian karena manusia selalu
berhubungan dengan masalah keindahan baik dan buruk bahkan dengan
persoalan-persoalan layak atau tidak layaknya sesuatu.
Moral secara ekplisit adalah hal-hal yang
berhubungan dengan proses sosialisasi individu tanpa moral manusia tidak bisa
melakukan proses sosialisasi.
Moral dalam zaman sekarang mempunyai nilai implisit
karena banyak orang yang mempunyai moral atau sikap amoral itu dari sudut
pandang yang sempit. Moral itu sifat dasar yang diajarkan di sekolah-sekolah
dan manusia harus mempunyai moral jika ia ingin dihormati oleh sesamanya. Moral
adalah nilai ke-absolutan dalam kehidupan bermasyarakat secara utuh. Penilaian
terhadap moral diukur dari kebudayaan masyarakat setempat. Moral adalah perbuatan/tingkah
laku/ucapan seseorang dalam berinteraksi dengan manusia. apabila yang dilakukan
seseorang itu sesuai dengan nilai rasa yang berlaku di masyarakat tersebut dan
dapat diterima serta menyenangkan lingkungan masyarakatnya, maka orang itu dinilai
mempunyai moral yang baik, begitu juga sebaliknya. Moral adalah produk dari
budaya dan Agama. Moral juga dapat diartikan sebagai sikap,
perilaku, tindakan, kelakuan yang dilakukan seseorang pada saat mencoba
melakukan sesuatu berdasarkan pengalaman, tafsiran, suara hati, serta nasihat,
dll.
D. HUBUNGAN
ETIKA DAN MORAL
Pandangan filsafat terhadap tujuan etika ialah mendapatkan ide yang sama
bagi seluruh manusia disetiap waktu dan tempat tentang ukuran tingkah laku yang
baik dan buruk sejauh yang dapat diketahui oleh akal pikiran manusia. Akan
tetapi dalam usaha mencapai tujuan itu, etika mengalami kesulitan, karena
pandangan masing-masing golongan dunia ini tentang baik dan buruk mempunyai
ukuran (kriteria) yang berlainan.
Para ahli dapat segera mengetahui bahwa etika berhubungan dengan empat hal
sebagai berikut. Pertama, dilihat dari segi objek pembahasannya, etika berupaya
membahas perbutaan yang dilakukan oleh manusia. Kedua, dilihat dari segi
sumbernya, etika bersumber pada akal pikiran dan filsafat. Sebagai hasil
pemikiran maka etika tidak bersifat mutla, absolut dan tidak pula universal.
Ketiga, dilihat dari segi fungsinya, etika berfungsi sebagai penilai, penentu
dan penetap terhadap suatu perbuatan tersebut akan dinilai baik, buruk, mulia,
terhormat, terhina dsb. Dan keempat, dilihat dari segi sifatnya, etika bersifat
relatif yakni dapat berubah-rubah sesuai tuntutan zaman. Dengan ciri-ciri yang
demikian itu, maka etika lebih merupakan ilmu pengetahuan yang berhubungan
dengan upaya menentukan perbuatan yang dilakukan manusia untuk dikatakan baik
atau buruk.
Dengan kata lain etika adalah aturan atau pola tingkah laku yang dihasilkan
oleh akal manusia. Moral sesuai dengan ide-ide yang umum diterima tentang
tindakan manusia, mana yang baik dan mana yang wajar. Antara etika dan moral
memang memiliki kesamaan. Namun, ada pula berbedaannya, yakni etika lebih
banyak bersifat teori, sedangkan moral lebih banyak bersifat praktis. Menurut
pandangan ahli filsafat, etika memandang tingkah laku perbuatan manusia secara
universal (umum), sedangkan moral secara lokal. Moral menyatakan ukuran, etika
menjelaskan ukuran itu.
Namun demikian, dalam beberapa hal antara etika dan moral memiliki
perbedaan. Pertama, kalau dalam pembicaraan etika, untuk menentukan nilai
perbutan manusia baik atau buruk menggunakan tolak ukur akal pikiran atau
rasio, sedangkan dalam pembicaran moral tolak ukur yang digunakan adalah
norma-norma yang tumbuh dan berkembang dan berlangsung di masyarakat.
Dalam beberapa hal antara etika dan moral memiliki perbedaan. Pertama,
kalau dalam pembicaraan etika, untuk menentukan nilai perbuatan manusia baik
atau buruk menggunakan tolak ukur akal pikiran atau rasio, sedangkan moral
tolak ukurnya yang digunakan adalah norma-norma yang tumbuh dan berkembang dan berlangsung
di masyarakat. Dengan demikian etika lebih bersifat pemikiran filosofis dan
berada dalam konsep-konsep, sedangkan etika berada dalam dataran realitas dan
muncul dalam tingkah laku yang berkembang di masyarakat.
Etika dan moral sama artinya tetapi dalam pemakaian sehari-hari ada sedikit
perbedaan. Moral atau moralitas dipakai untuk perbuatan yang sedang dinilai,
sedangkan etika dipakai untuk pengkajian system nilai yang ada.
Namun, etika, moral, susila dan akhlak tetap saling berhubungan dan membutuhkan.
Uraian tersebut di atas menunjukkan dengan jelas bahwa etika, moral dan susila
berasala dari produk rasio dan budaya masyarakat yang secara selektif diakui
sebagai yang bermanfaat dan baik bagi kelangsungan hidup manusia. Sementara
akhlak berasal dari wahyu, yakni ketentuan yang berdasarkan petunjuk Al-Qur'an
dan Hadis. Dengan kata lain jika etika, moral dan susila berasal dari manusia
sedangkan akhlak berasal dari Tuhan.
BAB
III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari pembahasan di atas, dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut:
Etika dalam
perkembangannya sangat mempengaruhi kehidupan manusia. Itu berarti etika
membantu manusia untuk mengambil sikap dan bertindak secara tepat dalam
menjalani hidup ini. Etika dalam kehidupan ada beberapa macam yaitu: etika deskriptif,
etika normatif, etika teleologi, etika deontologi.
Moral adalah nilai
ke-absolutan dalam kehidupan bermasyarakat secara utuh. Penilaian terhadap
moral diukur dari kebudayaan masyarakat setempat.
Etika dan moral tetap saling
berhubungan dan membutuhkan. Uraian tersebut di atas menunjukkan dengan jelas
bahwa etika dan moral berasal dari produk rasio dan budaya masyarakat yang
secara selektif diakui sebagai yang bermanfaat dan baik bagi kelangsungan hidup
manusia.
B. SARAN
pembahasan makalah yang berjudul Moral dan
Etika,diharapkan pembaca dapat mengetahui dan memahami perilaku baik dan buruk
dalam kehidupan, sehingga dapat mengaplikasikan perilaku baik tersebut sesuai
dengan ajaran Agama Islam, serta menjauhi dan meninggalkan perilaku yang tidak
sesuai dengan Ridho’ Allah SWT.
DAFTAR
PUSTAKA
Nurdin,
Muslim, Drs., K.H., dkk. Moral dan Kognisi Islam (Buku teks Agama Islam
untuk Perguruan Tinggi Umum). Bandung : CV Alvabeta.
Setiadi, Elly
dkk.2010.Ilmu Sosial dan Budaya Dasar.Kencana Prenada
Group:Jakarta.2007.pengertian-etika-dan-macam-macamnya dalam duniabaca.com.17 April 2012
Edywianto.2011.pengertian_etika
dalam edywianto.blogspot.com.17
April 2012
Loudy.2012.pengertian-moral
dalam loudy92.wordpress.com.17
April 2012