Mata Kuliah : Sanitasi Permukiman
Dosen : Ir. H. Abdur rivai,. MT
Haderiah
, SKM.,M.Kes
“Laporan Penilaian
Rumah Sehat Di Pulau Balanglompo
Kelurahan Mattiro
sompe’, Kecematan Liukang
Topabbiring, Kabupaten
Pangkep”
Disusun Kelompok 1:
Adi Hermanto PO.71.4.221.13.2.016
Ahmad Nur Iman PO.71.4.221.13.2.016
Feranita Toding Rongko PO.71.4.221.13.2.016
Ghita Dwi Lestari PO.71.4.221.13.2.016
Hendrik PO.71.4.221.13.2.038
Riri Rezky Ramadani PO.71.4.221.13.2.024
Muh. Muhlis p PO.71.4.221.13.2.038
Muh. Wahyu
muhammad PO.71.4.221.13.2.038
Melissa
telaumbanua PO.71.4.221.13.2.038
Nurwida pertiwi PO.71.4.221.13.2.038
Nurul Fahmi PO.71.4.221.13.2.038
Suarni S. PO.71.4.221.13.2.038
Syamsinar N PO.71.4.221.13.2.049
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MAKASSAR
KESEHATAN LINGKUNGAN
PRODI D-IV
2016
HALAMAN PENGESAHAN
Laporan Survei dan Observasi Penilaian Rumah Sehat Di
Pulau Balang Lompo Kelurahan Mattiro Sompe Kecamatan Liukang Tuppabiring
Kabupaten Pangkep
Disusun dan
Diajukan Oleh:
KELOMPOK 1
Menyetujui,
Tim Dosen
Ketua
Ir.Abdur Rivai.MT
Anggota
Haderiah,SKM.,M.Kes
Ketua Jurusan Kesling Ketua
Program Studi
D.IV
Jurusan Kesling
Hj. Wahyuni Sahani,ST.,M.Si Hj.Inayah,SKM.,M.Si
RINGKASAN
Rumah sehat dapat diartikan sebagai tempat berlindung,
bernaung, dan tempat untuk beristirahat, sehingga menumbuhkan kehidupan yang
sempurna baik fisik, rohani, maupun sosial (Sanropie dkk., 1989). Rumah merupakan salah satu kebutuhan pokok
kita sehari-hari serta untuk berteduh apabila terjadi panas dan hujan, sebagai
tempat berlindung kita. Rumah juga dapat menimbulkan beberapa risiko penyakit
termasuk bahaya radiasi dan pencemaran udara apabila setiap harinya tidak
bersih. Agar penghuni rumah terhindar dari penyakit-penyakit tersebut, maka
diperlukan kondisi kualitas kesehatan lingkungan rumah yang baik.
Tujuan
kegiatan untuk mengetahui kondisi komponen rumah penduduk di pulau balang lompo
kelurahan mattirosompe,kecematan liukang tupabbiring,kabupaten pangkep. Jenis
kegiatan ini adalah suatu kegiatan survei sanitasi kawasan pesisir dengan
menggunakan metode penilaian rumah sehat. Lokasi kegiatan survei rumah sehat Di
Pulau Balang Lompo Kelurahan Mattiro Sompe Kecamatan Liukang Tuppabiring
Kabupaten Pangkep.
Dapat disimpulkan bahwa
dengan adanya survei rumah sehat di kawasan pesisir merupakan kegiatan yang
dapat menambah pengetahuan masyarakat di lokasi tersebut khususnya mengenai
kriteria rumah sehat.
KATA
PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim.
Puji syukur atas kehadirat Allah swt. Yang
telah melimpahkan Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga Laporan sanitasi permukiman
ini dapat selesai dengan tepat waktu. Terwujudnya laporan ini, tidak terlepas
dari bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu saya selaku penulis
mengucapkan terima kasih kepada:
1.
Ir.
H. Abdurrivai, MT dan Haderiah , SKM.,M.Kesselaku dosen pengampu pada mata
kuliah Penyehatan Air-B yang telah memberikan ilmu dan sumbangsinya dalam menyusun makalah ini.
2.
Bapak
dan Ibu tercinta yang telah memberikan motivasi dan dukungan baik moral maupun
spiritual.
3.
Teman-teman
yang tercinta yang telah sabar untuk meluangkan waktunya untuk berdiskusi dalam
menyusun makalah ini.
4.
Dan
semua pihak yang telah membantu dalam menyusun
makalah ini.
Dalam
makalah ini terdapat beberapa pembahasan materi mengenai sanitasi permukiman.
Namun dalam penyusunannya masih terdapat banyak kekurangan oleh karena itu
kritik dan saran yang membangun diharapkan penulis dari semua pihak, agar kedepannya
lebih baik lagi dalam menyusun makalah.
Akhir
kata semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi semua pihak, baik itu penulis terlebih kepada pembacanya.
Wasallam.
Makassar, Mei 2016
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN SAMPUL ........................................................................ i
HALAMAN PENGESAHAN .............................................................. ii
RINGKASAN .................................................................................... iii
KATA PENGANTAR .......................................................................... iv
DAFTAR ISI ........................................................................................v
DAFTAR TABEL ................................................................................ vi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................. 1
B. Tujuan ........................................................................... 2
C. Manfaat ......................................................................... 3
BAB II TARGET DAN LUARAN
BAB III METODE PELAKSANAAN
A. Gambaran umum .......................................................... 5
B. Jenis kegiatan................................................................ 5
C. Waktu dan lokasi ........................................................... 5
D. Teknik pengumpulan data.............................................. 6
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil ............................................................................ 7
B. Pembahasan ............................................................... 9
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan .................................................................. 16
B. Saran ........................................................................... 18
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN- LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Komponen langit-langit ................................................ 2
Tabel 2. Dinding ........................................................................ 2
Tabel 3. Lantai .......................................................................... 8
Tabel 4. Jendela ....................................................................... 8
Tabel 5. Jendela ruang keluarga .............................................. 8
Tabel 6. Ventilasi ..................................................................... 8
Tabel 7. Lubang asap dapur .................................................... 9
Tabel 8. Komponen langit-langit .............................................. 9
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latarbelakang masalah
Indonesia merupakan
negara kepulauan yang terdiri atas 17.508 pulau dengan panjang garis pantai
kurang lebih 81.000 km dan merupakan pantai terpanjang ke dua di dunia setelah
Kanada, maka persoalan pantai di Indonesia menjadi topik yang sangat penting untuk
pengambangan dan pembangunan di Indonesia. Rumah pada dasarnya merupakan bangunan tempat hunian yang sangat penting bagi kehidupan
setiap orang. Rumah tidak sekedar sebagai tempat untuk melepas lelah setelah
bekerja seharian, namun didalamnya terkandung arti yang penting sebagai tempat
untuk membangun kehidupan keluarga sehat dan sejahtera. Rumah yang sehat dan
layak huni tidak harus berwujud rumah mewah dan besar namun rumah yang
sederhana dapat juga menjadi rumah yang sehat dan layak dihuni Rumah sehat adalah
kondisi fisik, kimia, biologi didalam rumah dan perumahan sehingga memungkinkan
penghuni atau masyarakat memperoleh derajat kesehatan yang optimal.
Rumah merupakan salah satu kebutuhan pokok kita sehari-hari serta untuk
berteduh apabila terjadi panas dan hujan, sebagai tempat berlindung kita. Rumah
juga dapat menimbulkan beberapa risiko penyakit termasuk bahaya radiasi dan
pencemaran udara apabila setiap harinya tidak bersih. Agar penghuni rumah
terhindar dari penyakit-penyakit tersebut, maka diperlukan kondisi kualitas
kesehatan lingkungan rumah yang baik.
Untuk mewujudkan
lingkungan perumahan yang sehat harus memperhatikan lokasi, kualitas tanah dan
air tanah, kualitas udara ambien, kebisingan, getaran dan radiasi, sarana dan
prasarana lingkungan (saluran air, pembuangan sampah, jalan, tempat bermain,
dan sebagainya), binatang penular penyakit (vektor), dan penghijauan.
Bila lingkungan
perumahan tidak diperhatikan, maka dapat memudahkan terjadinya penularan dan
penyebaran penyakit, seperti diare, cacingan, ISPA, TBC, demam berdarah,
malaria, typhus, leptospirosis, dan dapat menyebabkan kecelakaan seperti
kebakaran, tertusuk paku atau kaca, terpeleset, terantuk, dan sebagainya.
Supaya lingkungan rumah kita tidak merupakan sumber penularan penyakit maka
diperlukan partisipasi kita semua untuk turut memelihara serta menjaga
lingkungan dan rumah supaya tetap bersih dan sehat sehingga menjadi tempat
penghunian yang aman dan nyaman. Oleh
karena itu kita harus memperhatikan masyarakat yang ada di kawasan pesisir
dengan melakukan survei sanitasi rumah sehat khususnya di pulau balang lompo
kelurahan mattirosompe,kecematan liukang tupabbiring, kabupaten pangkep.
B.
Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui kondisi
komponen rumah penduduk
di pulau balang lompo kelurahan mattirosompe,kecematan liukang
tupabbiring,kabupaten
pangkep.
2. Tujuan khusus
a. Untuk mengetahui kondisi langit-langit
rumah penduduk di pulau balang lompo, kelurahan mattiro sompe’, kecematan liukang tupabbiring,kabupaten pangkep.
b. Untuk mengetahui kondisi dinding rumah penduduk
di pulau balang lompo, kelurahan mattiro sompe’, kecematan liukang tupabbiring,kabupaten pangkep.
c.
Untuk
mengetahui kondisi lantai rumah penduduk di
pulau balang lompo, kelurahan
mattiro sompe’, kecematan
liukang tupabbiring,kabupaten
pangkep.
d. Untuk mengetahui kondisi jendela rumah penduduk
di pulau balang lompo, kelurahan mattiro sompe’, kecematan liukang tupabbiring,kabupaten pangkep.
e. Untuk mengetahui kondisi jendela ruang
keluarga rumah penduduk di
pulau balang lompo, kelurahan
mattiro sompe’, kecematan
liukang tupabbiring,kabupaten
pangkep.
f.
Untuk
mengetahui kondisi ventilasi rumah penduduk di pulau balang lompo, kelurahan mattiro sompe’, kecematan liukang tupabbiring,kabupaten pangkep.
g. Untuk mengetahui kondisi lubang asap
dapur rumah penduduk di
pulau balang lompo, kelurahan
mattiro sompe’, kecematan
liukang tupabbiring,kabupaten
pangkep.
h. Untuk mengetahui kondisi pencahayaan
rumah penduduk di
pulau balang lompo, kelurahan
mattiro sompe’, kecematan
liukang tupabbiring,kabupaten
pangkep.
C. Manfaat
1.
Agar mahasiswa dapat menjadikan referensi acuan dalam
penelitian.
2.
Menambah pengetahuan tentang perumahan sehat wilayah
pesisir.
3.
Dapat mengetahui kondisi komponen rumah penduduk wilayah
pesisir.
BAB II
TARGET DAN LUARAN
Wilayah pesisir merupakan wilayah
daratan yang berbatasan dengan laut. Batas di daratan meliputi daerah-daerah
yang tergenang air maupun yang tidak tergenang air yang masih dipengaruhi oleh
proses-proses laut, seperti pasang surut, dan intrusi air laut. Sedangkan batas
di laut adalah daerah-daerah yang dipengaruhi oleh proses-proses alami di
daratan, seperti sedimentasi dan mengalirnya air tawar ke laut, serta yang
dipengaruhi oleh kegiatan-kegiatan manusia di daratan (Supriharyono, 2000 ).
Rumah sehat dapat diartikan sebagai tempat berlindung, bernaung, dan tempat
untuk beristirahat, sehingga menumbuhkan kehidupan yang sempurna baik fisik,
rohani, maupun sosial (Sanropie dkk., 1989).
Pulau balang lompo merupakan target yang tepat dalam kegiatan survei
penilaian rumah sehat karena pengetahuan, akses transportasi dan kebutuhan di
wilayah pesisir masih terbatas karena sulit untuk di jangkau. Rumah yang sehat dan layak huni
tidak harus berwujud rumah mewah dan besar namun rumah yang sederhana dapat
juga menjadi rumah yang sehat dan layak dihuni Rumah sehat adalah kondisi
fisik, kimia, biologi didalam rumah dan perumahan sehingga memungkinkan
penghuni atau masyarakat memperoleh derajat kesehatan yang optimal.
Luaran yang diharapkan dalam kegiatan suvei yaitu:
1. Dapat memperkenalkan ke masyarakat bahwa Perumahan
Sehat merupakan aspek penting dalam peningkatan derajat kesehatan masyarakat.
2. Dapat menjadikan Pulau Balang Lompo sebagai Pulau
percontohan bagi kawasan pesisir di daerah lain.
3. Dapat menciptakan inovasi baru kepada masyarakat
terkait dengan rumah sehat di Pulau Balang
Lompo.
4. Masyarakat di Pulau Balang Lompo sudah menerapkan prilaku hidup
bersih dan sehat dalam tatanan rumah tangga.
5. Masyarakat di Pulau Balang Lompo sudah dapat mengetahui tentang
komponen rumah sehat.
BAB III
METODE PELAKSANAAN
A. Gambaran Umum
Liukang Tuppabiring merupakan wilayah
administratif Kabupaten Pangkep dengan pusat pemerintahan Kecamatan berada di
Kelurahan Mattiro Sompe. Secara geografis terletak pada posisi koordinat
-
LS dan
-
BT. Dikategorikan sebagai kecamatan kepulauan
oleh karena wilayahnya berupa pulau-pulau kecil dan perairan laut. Dalam
wilayahnya terdapat 42 pulau, dimana 31 pulau diantaranya berpenghuni dan 11
pulau tidak berpenghuni. Jumlah penduduk yang mendiami kecamatan ini tercatat
mencapai 29.819 jiwa yang terdiri atas 14.476 laki-laki dan 15.343 perempuan
dengan dari etnis yang Bugis dan Makassar. (PMU Coremap II Kabupaten Pangkep,
2007). Batas-batas wilayah meliputi:
1. Sebelah
Utara berbatasan dengan Kabupaten Barru
2. Sebelah
Timur berbatasan dengan Pesisir Kabupaten Pangkep.
3. Sebelah
Selatan berbatasan dengan Perairan Kota Makassar.
4. Sebelah
Barat berbatasan dengan Kecamatan Liukang Kalmas.
Pulau balang lompo merupakan salah satu pulau yang ada di kelurahan mattiro sompe’ ,Kecematan Liukang topabbiring,Kabupaten Pangkep yang merupakan daerah kawasan
pesisir. Menurut jaraknya, letak masing-masing kepulauan ke
ibukota kecamatan berkisar anatara 1-2 km.
Pulau balang lompo kelurahan mattiro sompe’, Kecematan Liukang topabbiring Kabupaten pangkep jumlah kepala
keluarga sebanyak 430 KK.
B. Jenis
Kegiatan
Jenis kegiatan ini adalah suatu kegiatan survei sanitasi kawasan pesisir
dengan menggunakan metode penilaian rumah sehat.
C.
Waktu dan Lokasi
Hari/Tanggal
: Sabtu, 28 Mei 2016
Waktu
: 13.00–
Selesai
Lokasi
: Di Pulau Balang Lompo Kelurahan Mattiro Sompe Kecamatan Liukang Tuppabiring
Kabupaten Pangkep.
D. Teknik pengumpulan data
Data
ini merupakan data primer diperoleh berdasarkan hasil pengamatan langsung dan
hasil wawancara di lokasi penelitian dengan menggunakan instrumen penilaian
rumah sehat.
BAB IV
HASIL DAN
PEMBAHASAN
A. Hasil
1. Umum
Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil survei
formulir penilaian rumah sehat dari 130 jumlah kk tidak ada yang memenuhi
kriteria standar rumah sehat dengan komponen rumah yang dinilai terdiri dari
komponen rumah, sarana sanitasi dan prilaku penghuni. Hasil pengamatan yang
diperoleh, kondisi rumah pada umumnya tidak memiliki langit- langit dan
ventilasi berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan kondisi permukiman
di wilayah tersebut tidk memenuhu persyaratan karena kondisi masyarakat yang
kurang mampu dan kurangnya pengetahuan warga.
2. Khusus
Dari formulir penilaian komponen rumah sehat yang telah di observasi di pulau balang
lompo, kelurahan mattiro sompe’, kecematan liukang tupabbiring, kabupaten
pangkep dengan jumlah 430 KK yaitu pada tabel sebagai berikut :
Tabel 1. Komponen langit-langit Di Pulau
Balang Lompo Kelurahan Mattiro Sompe Kecamatan Liukang Tuppabiring Kabupaten
Pangkep.
No
|
Kriteria Langit –langit
|
Jumlah
(KK)
|
Persen(%)
|
1
|
a. Tidak ada
|
95
|
22
|
2
|
b. Ada,kotor,sulit dibersihkan dan
rawan kecelakaaan
|
190
|
44
|
3
|
c. Ada,basah,bersih dan tidak rawan
kecelakaaan
|
145
|
34
|
Total
|
430
|
100
|
Sumber:
data primer
Tabel
2. Dinding Di Pulau Balang Lompo Kelurahan Mattiro Sompe
Kecamatan Liukang Tuppabiring Kabupaten Pangkep.
No
|
Kriteria
dinding
|
Jumlah (kk)
|
Persen(%)
|
1
|
a.
Bukan
tembok(terbuat dari anyaman bambu/ilalang)
|
195
|
45
|
2
|
b.
Semi
permanen/setengah tembok/pasangan bata atau batu yang tidak diplaster/papan
yang tidak kedap air
|
157
|
37
|
3
|
c.
Permanen
(tembok/ pasang batu bata yang tidak diplaster)papan kedap air
|
78
|
18
|
Total
|
430
|
100
|
Sumber:
data primer
Tabel
3. Lantai Di Pulau
Balang Lompo Kelurahan Mattiro Sompe Kecamatan Liukang Tuppabiring Kabupaten
Pangkep.
No
|
Kriteria
lantai
|
Jumlah(kk)
|
Persen(%)
|
1
|
a.
Tanah
|
24
|
6
|
2
|
b.
Papan/anyaman
bambu dekat dengan tanah/plasteran yang retrak dan berdebu
|
237
|
55
|
3
|
c.
Diplaster/ubin/keramik/papan
(rumah panggung)
|
169
|
39
|
Total
|
430
|
100
|
Sumber:
data primer
Tabel
4. Jendela Di Pulau
Balang Lompo Kelurahan Mattiro Sompe Kecamatan Liukang Tuppabiring Kabupaten
Pangkep.
No
|
Kriteria
jendela
|
Jumlah
|
Persen
|
1
|
a.
Tidak
ada
|
22 kk
|
5 %
|
2
|
b.
Ada
|
408 kk
|
95 %
|
Total
|
430 kk
|
100 %
|
Sumber:
data primer
Tabel
5. Jendela ruang keluarga Di Pulau Balang Lompo Kelurahan Mattiro Sompe
Kecamatan Liukang Tuppabiring Kabupaten Pangkep.
No
|
Kriteria
jendela ruang keluarga
|
Jumlah
|
Persen
|
1
|
a.
Tidak
ada
|
65 kk
|
15 %
|
2
|
b.
Ada
|
365 kk
|
85 %
|
Total
|
430 kk
|
100 %
|
Sumber:
data primer
Tabel
6. Ventilasi Di Pulau
Balang Lompo Kelurahan Mattiro Sompe Kecamatan Liukang Tuppabiring Kabupaten
Pangkep.
No
|
Kriteria
ventilasi
|
Jumlah
|
Persen
|
1
|
a.
Tidak
ada
|
134 kk
|
31 %
|
2
|
b.
Ada,
luas ventilasi permanen< 10% dari luas lantai
|
256 kk
|
60 %
|
3
|
c.
Ada,
luas ventilasi permanen> 10% dari luas lantai
|
40 kk
|
9 %
|
Total
|
430 kk
|
100 %
|
Sumber:
data primer
Tabel
7. Lubang asap dapur Di Pulau Balang Lompo Kelurahan Mattiro Sompe
Kecamatan Liukang Tuppabiring Kabupaten Pangkep.
No
|
Kriteria Lubang asap dapur
|
Jumlah
|
Persen
|
1
|
a.
Tidak
ada
|
201 kk
|
47 %
|
2
|
b.
Ada,
luas ventilasi permanen< 10% dari luas lantai dapur
|
213 kk
|
49 %
|
3
|
c.
Ada,
luas ventilasi permanen> 10% dari luas lantai dapur (asap keluar dengan
sempurna) atau ada exhausifan ada peralatan lain yang sejenis
|
16 kk
|
4 %
|
Total
|
430 kk
|
100 %
|
Sumber:
data primer
Tabel
8. Pencahayaan Di Pulau
Balang Lompo Kelurahan Mattiro Sompe Kecamatan Liukang Tuppabiring Kabupaten
Pangkep.
No
|
Kriteria Pencahayaan
|
Jumlah
|
Persen
|
1
|
a.
Tidak
terang, tidak dapat dipergunakan untuk membaca
|
53 kk
|
12 %
|
2
|
b.
Kurang
terang, sehingga kurang jelas untuk membaca dengan normal
|
226 kk
|
53 %
|
3
|
c.
Terang
dan tidak silau sehingga dapat digunakan untuk membaca dengan normal.
|
151 kk
|
35 %
|
Total
|
430 kk
|
100 %
|
Sumber:
data primer
B. Pembahasan
1. Umum
Berdasarkan hasil survei formulir penilaian rumah sehat dari 130 jumlah kk
tidak ada yang memenuhi kriteria standar rumah sehat dengan komponen rumah yang
dinilai terdiri dari komponen rumah, sarana sanitasi dan prilaku penghuni.
Untuk penilaian komponen rumah dan sarana sanitasi masih banyak di lokasi
tersebut memiliki rumah yang tidak memenuhi kriteria hal ini disebabkan karena secara
umum masyarakat terkendala masalah faktor ekonomi selain itu kurangnya
pemahaman tentang rumah sehat, dan terkait dengan sarana sanitasi juga
dipengaruhi oleh faktor kebiasaan yang di anggap hal yang mudah atau sepele
utamanya dari segi sarana kepemilikan jamban dan sarana tempat sampah, dari survei
kebanyakan masyarakat menjadikan laut sebagai tempat pembuangan dengan area
yang luas.
Dan untuk prilaku penghuni
kebanyakan dalam kriteria ini masih belum rutin tiap hari atau kadang-kadang
misalnya membuka jendela kamar tidur, dari survei yang dilakukan ada mengatakan
bahwa kebanyakan aktivitas khususnya ibu rumah tangga hanya dirumah saja
sehingga untuk membersihkan ada banyak waktu sehingga terkadang kebiasaan
membuka jendela kamar tersebut di lakukan jika di inginkan atau ada kemauan.
Untuk mengatasi hal tersebut perlu adanya penyuluhan di lokasi tersebut
untuk menambah pengetahuan masyarakat yang selama ini tidak memperhatikan
kesehatan masyarakat dan lingkungan.
2. Khusus
a. Langit-langit Rumah
Berdasarkan
survei yang dilakukan di pulau balang lompo kelurahan mattirosompe,Kecematan Liukang topabbiring,Kabupaten
Pangkep yang disurvei dari segi langit-langit rumah tidak memiliki
langit-langit 95 kk dengan persentasi 22 %, Ada,kotor,sulit dibersihkan dan rawan kecelakaaan 190 kk
dengan persentasi 44 %, dan Ada,basah,bersih
dan tidak rawan kecelakaaan 145 kk dengan persentasi 34 % dari 430 kk yang telah di
survei.
Berdasarkan yang tercantum dalam Kepmenkes Nomor 829/Menkes/SK/VII/1999 tentang
Persyaratan Kesehatan Perumahan. Langit-langit harus mudah dibersihkan dan tidak
rawan kecelakaan. Sehingga perumahan di pulau balang lompo tekait dengan langit-langit masih
kebanyakan yang tidak memenuhi kriteria. Dari hasil survei bahwa kebanyakan di
sebabkan karena faktor ekonomi kurang dan pengetahuan tentang bahaya akibat
langit-langit rumah yang tidak memenuhi kriteria rumah sehat masih kurang serta
menyepelekan hal-hal kecil yang terkait dengan langit-langit rumah karena masih
merasa aman dengan kondisi tersebut.
Akibat dari rumah yang tidak
memiliki langit-langit dan menggunakan atap seng dan ukuran atap rumah < 2,5
meter dari lantai akan menyebabkan suhu panas meningkat yang disebabkan oleh
panas dari matahari kontak langsung dengan seng sehingga panas yang diterima
sama dengan panas yang dikeluarkan panas. Maka dari itu perlu adanya
peredam panas (dalam hal ini langit-langit = mampu meredam panas).
Jarak
langit-langit rumah dengan lantai harus memenuhi syarat (< 2,5 meter dari
lantai). Karena dinding yang terlalu rendah mempermudah proses penyebaran suhu
panas didalam ruangan.
b.
Dinding Rumah
Berdasarkan
survei yang dilakukan di pulau balang lompo kelurahan mattirosompe,Kecematan Liukang topabbiring,Kabupaten
Pangkep yang disurvei dinding rumah kebanyakan bukan
tembok(terbuat dari anyaman bambu/ilalang) 195 kk dengan persentasi 45 %, Semi permanen/setengah tembok/pasangan
bata atau batu yang tidak diplaster/papan yang tidak kedap air 157
kk dengan persentasi 37 %, dan Permanen
(tembok/ pasang batu bata yang tidak diplaster)papan kedap air 98 kk dengan persentasi 18 % dari 430 kk yang
telah di survei.
Dengan kondisi perumahan warga tersebut maka dapat
menyebabkan udara kotor dan vektor langsung masuk ke dalam rumah sehingga
penghuni rentan terhadap penyakit. Selain itu kondisi dinding yang terbuat dari
bambu dapat menyebabkan sinar matahari dapat langung menembus kedalam rumah
sehingga suhu udara di dalam ruangan menjadi tinggi dan menimbulkan
ketidaknyaman.
Kondisi perumahan warga tersebut disebabkan oleh faktor ekonomi dan kebanyakan tersedia kayu atau bambu karena aksesnya mudah yang di
peroleh dari pulau tetangga, sebenarnya rumah kayu dapat memenuhi kriteria
apabila dinding dari kayu masih kuat dan kokoh tidak di makan oleh hewan(aneh) karena pesyaratan
rumah sehat seharusnya memiliki konstruksi rumah yang kuat, dapat menghindarkan
dari bahaya kecelekaan dan memberi perlindungan terhadap penghuni rumah.
c.
Lantai Rumah
Berdasarkan
survei yang dilakukan di pulau balang lompo kelurahan mattirosompe,Kecematan Liukang topabbiring,Kabupaten
Pangkep yang disurvei lantai rumah masih ada yang beralaskan tanah 24 kk
dengan persentasi 6 %, Papan/anyaman
bambu dekat dengan tanah/plasteran yang retrak dan berdebu 237 kk dengan
persentasi 55 %, dan Diplaster/ubin/keramik/papan
(rumah panggung) 169 kk dengan persentasi 39 % dari 430 kk yang telah di
survei.
Dari kondisi perumahan tersebut
sebenarnya telah memenuhi syarat dari segi lantai namun
masih ada beberapa rumah yang lantainya belum diplaster, sedang berdasarkan
persyaratan rumah sehat yaitu memiliki lantai yang kedap air dan bersih
sehingga tidak terjadi penularan penyakit dari lantai rumah. Apabila lantai
rumah tidak kedap air dan tidak bersih sangat mudah terjadi penularan penyakit
dan kumanpun dapat berkembangbiak dengan cepat apabila kita duduk dilantai
kuman-kuman penyakit yang ada dilantai dapat menginfeksi manusia.
Adapun faktor yang menjadi
penyebab lantai perumhan warga di wilayah tersebut masih sebagian besar tidak
memenuhi syarat adalah karena kondisi ekonomi yang masih minim.
d.
Jendela
Berdasarkan
survei yang dilakukan di pulau balang lompo kelurahan mattirosompe,Kecematan Liukang topabbiring,Kabupaten
Pangkep yang disurvei yang tidak memiliki jendela 22 kk dengan persentasi 5
% dan yang memiliki 408 kk dengan persentasi 95 % dari 430 kk yang
telah di survei.
Dari data hasil perentase tersebut diatas dimana
jumlah rumah yang tidak memiliki jendela dikategorikan tidak memenuhi syarat
karena dapat memberi dampak negatif bagi para penghuninya, baik itu
dampak fisiologi, psikis dan fisiknya. Jendela mempunyai peranan yang sangat
penting karena mampu mempengaruhi suhu dan kelembaban rumah dan tingkat
kenyamanan penghuni di dalam rumah. Namun secara umum masyarakat sudah memiliki jendela.
e.
Jendela Ruang
Keluarga
Berdasarkan
survei yang dilakukan di pulau balang lompo kelurahan mattirosompe,Kecematan Liukang topabbiring,Kabupaten
Pangkep yang disurvei yang tidak memiliki jendela ruang keluarga 65 kk
dengan persentasi 15 % dan yang memiliki 365 kk dengan persentasi 85 % dari 430
kk yang telah di survei.
Dari data tersebujt sebagian
besar warga telah memiliki jendela ruang kjeluarga, meskjipujn sebagian besar
perilakjuj penghujni masyarakjat masih banyak yang jarang membuka jendela ruang
keluarga. Jendela ruang keluarga juga
mempunyai peranan yang penting, di karenakan ruang keluarga merupakan
ruang yang sering ditempati berkumpul bersama-sama dengan keluarga sehingga
menuntut kondisi yang nyaman dan santai, jika jendela ruang kelurga tidak ada,
maka akan tercipta kondisi pengap di dalam ruangan tersebut sehingga kenyamanan
dapat terganggu.
f. Ventilasi
Berdasarkan
survei yang dilakukan di pulau balang lompo kelurahan mattirosompe,Kecematan Liukang topabbiring,Kabupaten
Pangkep yang disurvei yang tidak memiliki ventilasi 134 kk dengan persentasi 31 % , Ada, luas ventilasi permanen< 10%
dari luas lantai 256 kk dengan persentasi 60 % dan Ada,
luas ventilasi permanen> 10% dari luas lantai 40 kk dengan persentasi 9 % dari 430
kk yang telah di survei.
Dari data tersebut masih banyak
rumah masyarakat yang tidak memiliki ventilasi , dari wawancara yang telah
dilakukan pada saat pengambilan data masyarakat tidak memiliki ventilasi karena
dianggap tidak terlalu penting . Ventilasi
yang baik adalah ventilasi yang berukuran > 10% dari luas lantai, ventilasi
bertujuan memberikan memperlancar sirkulasi udara dalam ruangan dengan
memberikan udara segar dari luar, sehingga suhu dalam ruangan dapat memenuhi
syarat 22-24 ⁰C dan kelembaban 60 %. Apabila suhu dalam rumah >24 ⁰C dapat
mengganggu kenyaman penghuni dan apabila ventilasi tidak memenuhi syarat dapat
menyebabkan kelembaban dalam ruangan meningkat tinggi yang dapat mengakibatkan
pertumbuhan mikroorganisme dan bakteri pathogen sangat baik.
Hawa segar diperlukan dalam rumah untuk mengganti
udara ruangan yang sudah terpakai. Udara segar diperlukan untuk menjaga
temperatur dan kelembaban udara dalam ruangan. Sebaiknya temperature udara
dalam ruangan harus lebih rendah paling sedikit 4ºC dari temperature udara luar
untuk daerah tropis. Umumnya temperature kamar 22ºC-30ºC sudah cukup
segar, pergantian udara bersih untuk orang dewasa adalah 33 m³/orang/jam.
Ventilasi yang baik
dalam ruangan harus memenuhi sayarat lain diataranya yaitu :
1) Luas lubang ventilasi tetap, minimum 5 % dari luas
lantai ruangan, sedangkan luas lubang ventilasi insendentil (dapat dibuka dan
ditutup) 5 %. Jumlah keduanya 10 % kali luas lantai ruangan, ukuran luas ini
diatur sedemikian rupa sehingga udara yang masuk tidak terlalu sedikit
2) Udara yang masuk harus udara bersih, tidak dicemari
oleh asap dari sampah atau dari pabrik, dari knalpot kendaraan, debu dan
lain-lain.
3) Aliran udara jangan menyebabkan orang masuk angin.
Untuk ini jangan menempatkan tempat tidur atau tempat duduk persisi pada aliran
udara.
4) Aliran udara diusahakan cross ventilation dengan
menempatkan lubang hawa berhadapan antara dua dinding ruangan.
5) Kelembaban udara dijaga jangan sampai terlalu tinggi
menyebabkan orang berkeringat dan jangan terlalu rendah menyebabkan kulit
kering.
g.
Lubang Asap
Dapur
Berdasarkan
survei yang dilakukan di pulau balang lompo kelurahan mattirosompe,Kecematan Liukang topabbiring,Kabupaten
Pangkep yang disurvei yang tidak memiliki lubang asap dapur 201 kk dengan
persentasi 47 % , Ada,
luas ventilasi permanen< 10% dari luas lantai dapur 213 kk dengan persentasi 49 %
dan Ada, luas ventilasi
permanen> 10% dari luas lantai dapur (asap keluar dengan sempurna) atau ada
exhausifan ada peralatan lain yang sejenis 16 kk dengan persentasi 4 % dari 430
kk yang telah di survei.
Dari hasil wawancara yang telah dilakukan, masyarakat
tidak memiliki lubang asap dapur karena sudah banyak warga yang menggunakan
kompor gas dan masyarakat menganggap hal itu tidak perlu. Rumah yang tidak memiliki lubang asap dapur dapat menimbulkan
resiko kesehatan terutama pada saat memasak ketika berada di dapur (proses
masak memasak terjadi) asap hasil pembakaran yang menggumpal di dalam ruangan
akan menyebabkan sesak napas karena rumah tersebut tidak memilki lubang asap
dapur. Adapun dampak yang ditimbulkan selain sesak napas yaitu iritasi pada
mata yang disebabkan oleh asap hasil pembakaran yang mengenai mata akan terasa
perih.
h.
Pencahayaan Ruangan Rumah
Berdasarkan
survei yang dilakukan di pulau balang lompo kelurahan mattirosompe,Kecematan Liukang topabbiring,Kabupaten
Pangkep yang disurvei pencahayaan rumah tidak terang, tidak dapat dipergunakan
untuk membaca 53 kk dengan persentasi 12 % Kurang
terang, sehingga kurang jelas untuk membaca dengan normal 226 kk dengan persentasi 53 %
dan terang dan tidak
silau sehingga dapat digunakan untuk membaca dengan normal 151 kk dengan persentasi 35 % dari 430
kk yang telah di survei.
Pencahayaan disetiap rumah warga yang telah di survei
masih banyak yang tidak memenuhi syarat, hal tersebut disebabkan karena
kurangnya pengetahuan warga tentang dampak buruk dari kondisi perumahan yang
tidak memiliki pencahayaan yang tidak baik.
Cahaya yang
cukup untuk penerangan ruang di dalam rumah merupakan kebutuhan kesehatan
manusia. Penerangan itu dapat diperoleh dengan pengaturan cahaya buatan dan
cahaya alam. Pencahayaan dapat dibagi menjadi dua sumber yaitu alami dan
buatan. Agar ruangan dalam rumah mendapatkan cahaya yang cukup, maka letak
jendela dan lebarnya harus diperhatikan.luas jendela untuk penerangan ini
sedikitnya 20 % luas lantai ruangan. Untuk pencahayaan buatan biasanya
setiap rumah memerlukan 50-100 lux.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1.
Kondisi
langit-langit rumah penduduk di
pulau balanglompo kecematan liukang topabbiring,kabupaten pangkep masih
belum memenuhi kriteria dari segi
langit-langit rumah tidak memiliki
langit-langit 95 kk dengan persentasi 22 %, Ada,kotor,sulit dibersihkan dan rawan kecelakaaan 190 kk
dengan persentasi 44 %, dan Ada,basah,bersih
dan tidak rawan kecelakaaan 145 kk dengan persentasi 34 % dari 430 kk yang telah di
survei.
2.
Kondisi
dinding rumah penduduk
di pulau balanglompo kecematan liukang topabbiring,kabupaten pangkep kebanyakan bukan
tembok(terbuat dari anyaman bambu/ilalang) 195 kk dengan
persentasi 45 %, Semi
permanen/setengah tembok/pasangan bata atau batu yang tidak diplaster/papan
yang tidak kedap air 157 kk dengan persentasi 37 %, dan Permanen (tembok/ pasang batu bata
yang tidak diplaster)papan kedap air
98 kk dengan persentasi 18 % dari 430 kk yang telah di survei.
3.
Kondisi
lantai rumah penduduk
di pulau balanglompo kecematan liukang topabbiring,kabupaten pangkep kebanyakan bukan
tembok(terbuat dari anyaman bambu/ilalang) 195 kk dengan
persentasi 45 %, Semi
permanen/setengah tembok/pasangan bata atau batu yang tidak diplaster/papan
yang tidak kedap air 157 kk dengan persentasi 37 %, dan Permanen (tembok/ pasang batu bata
yang tidak diplaster)papan kedap air
98 kk dengan persentasi 18 % dari 430 kk yang telah di survei.
4.
Kondisi
jendela rumah penduduk
di pulau balanglompo kecematan liukang topabbiring,kabupaten pangkep masih ada yang beralaskan tanah 24 kk
dengan persentasi 6 %, Papan/anyaman
bambu dekat dengan tanah/plasteran yang retrak dan berdebu 237 kk dengan
persentasi 55 %, dan Diplaster/ubin/keramik/papan
(rumah panggung) 169 kk dengan persentasi 39 % dari 430 kk yang telah di
survei.
5.
Kondisi
jendela ruang keluarga rumah penduduk
di pulau balanglompo kecematan liukang topabbiring,kabupaten pangkep yang tidak memiliki jendela 22 kk
dengan persentasi 5 % dan yang memiliki 408 kk dengan persentasi 95 % dari 430
kk yang telah di survei.
6.
Kondisi
ventilasi rumah penduduk
di pulau balanglompo kecematan liukang topabbiring,kabupaten pangkep tidak memiliki ventilasi 134 kk dengan persentasi 31 % , Ada, luas ventilasi permanen< 10%
dari luas lantai 256 kk dengan persentasi 60 % dan Ada,
luas ventilasi permanen> 10% dari luas lantai 40 kk dengan persentasi 9 % dari 430
kk yang telah di survei.
7.
Kondisi
lubang asap dapur rumah penduduk
di pulau balanglompo kecematan liukang topabbiring,kabupaten pangkep yang tidak memiliki lubang asap
dapur 201 kk dengan persentasi 47 % , Ada,
luas ventilasi permanen< 10% dari luas lantai dapur 213 kk dengan persentasi 49 %
dan Ada, luas ventilasi
permanen> 10% dari luas lantai dapur (asap keluar dengan sempurna) atau ada
exhausifan ada peralatan lain yang sejenis 16 kk dengan persentasi 4 % dari 430
kk yang telah di survei.
8.
Kondisi
pencahayaan rumah penduduk
di pulau balanglompo kecematan liukang topabbiring,kabupaten pangkep pencahayaan rumah tidak
terang, tidak dapat dipergunakan untuk membaca 53 kk dengan persentasi 12 % Kurang terang, sehingga kurang jelas
untuk membaca dengan normal 226 kk dengan persentasi 53 % dan terang dan tidak silau sehingga dapat
digunakan untuk membaca dengan normal 151 kk dengan persentasi 35 % dari 430
kk yang telah di survei.
B. Saran
1. Untuk mahasiswa agar dapat melakukan penyuluhan yang
komprehensif di lokasi tersebut untuk menambah pengetahuan masyarakat dan dapat
menerapkan inovasi baru terkait dengan masalah yang ada di kawasan pesisir.
2. Untuk masyarakat agar dapat mengubah kondisi rumah
untuk memenuhi kriteria rumah sehat agar dapat meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat kawasan pesisir.
3. Untuk pemerintah diharapkan perhatian lebih untuk
penduduk kawasan pesisir terkait dengan sanitasi rumah sehat agar rumah di permukiman tersebut tergolong dalam
rumah sehat sehingga angka penyakit dapat diturunkan untuk mencapai derajat
kesehatan yang sejahtera.
LAMPIRAN FOTO