Mata Kuliah : Penyehatan Udara- B
Dosen : Hamsir Ahmad,
SKM.,M.Kes
“Makalah Pencemaran
Udara Akibat Gas Emisi Kendaraan Bermotor”
Disusun Oleh :
NURUL FAHMI
PO.71.4.221.13.2.038
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MAKASSAR
KESEHATAN LINGKUNGAN
PRODI D-IV
2016
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan
Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat, Inayah, Taufik dan Hinayahnya
sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat
sederhana.
Semoga makalah ini dapat
dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman dan Harapan saya
semoga makalaah ini membantu menambah
pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca tentang “pencemaran udara akibat
gas emisi kendaraan bermotor”, sehingga penulis dapat memperbaiki bentuk maupun
isi makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.
Penulis akui masih banyak
kekurangan karena pengalaman yang penulis miliki sangat kurang. Oleh karena itu
penulis harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang
bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.
Makassar, April 2016
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .................................................................................. .... i
DAFTAR ISI ................................................................................................. .... ii
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang .................................................................................... .... 1
B.
Tujuan ....................................................................................................... 4
C.
Manfaat .................................................................................................... 4
BAB II PEMBAHASAN
A.
Pengertian pencemaran udara ................................................................... 5
B.
Klasisfikasi pencemaran udara.................................................................. 8
C.
Komposisi dan prilaku gas emisi............................................................... 8
D.
Bahaya asap kendaraan
bermotor.............................................................. 10
E.
Dampak
pencemaran udara..................................................................
12
F.
Dampak pencemar udara terhadap mahluk hidup..................................... 13
G.
Pengendalian pencemaran
udara............................................................... 17
BAB III PENUTUP
A.
Kesimpulan ............................................................................................... 19
B.
Saran ......................................................................................................... 20
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Kendaraan
bermotor di indonesia sangat lah cepat pertumbuhannya . Hal ini dibuktikan oleh
meningkatnya kemacetan di setiap daerahnya. Akibat dari banyaknya Kendaraan
bemotor, maka emisi gas buangnya berpotensi untuk menurunkan kualitas udara.
Dari berbagai kendaraan bergerak seperti mobil penumpang, truk, bus, lokomotif
kereta api, kapal terbang, dan kapal laut, kendaraan bermotor saat ini maupun
dikemudian hari akan terus menjadi sumber yang dominan dari pencemaran udara di
perkotaan. Resiko kesehatan yang dikaitkan dengan pencemaran udara di perkotaan
secara umum, banyak menarik perhatian dalam beberapa dekade belakangan ini. Di
banyak kota besar, gas buang kendaraan bermotor menyebabkan ketidaknyamanan
pada orang yang berada di tepi jalan dan menyebabkan masalah pencemaran udara
pula. Beberapa studi epidemiologi dapat menyimpulkan adanya hubungan yang erat
antara tingkat pencemaran udara perkotaan dengan angka kejadian (prevalensi)
penyakit pernapasan. Pengaruh dari pencemaran khususnya akibat kendaraan
bermotor tidak sepenuhnya dapat dibuktikan karena sulit dipahami dan bersifat
kumulatif. Kendaraan bermotor akan mengeluarkan berbagai gas jenis maupun
partikulat yang terdiri dari berbagai senyawa anorganik dan organik dengan
berat molekul yang besar yang dapat langsung terhirup melalui hidung dan
mempengaruhi masyarakat di jalan raya dan sekitarnya. Makalah ini akan mengulas
dampak pencemaran udara yang diakibatkan oleh emisi gas buang kendaraan
bermotor terhadap kesehatan maupun lingkungan khususnya kendaraan bermotor
dengan bahan bakar fosil-bensin dan solar.
Dampak
Terhadap Kesehatan Senyawa-senyawa di dalam gas buang terbentuk selama energi
diproduksi untuk mejalankan kendaraan bermotor. Beberapa senyawa yang dinyatakan
dapat membahayakan kesehatan akibat dari emisi gas buang kendaraan adalah
berbagai oksida sulfur, oksida nitrogen, dan oksida karbon, hidrokarbon, logam
berat tertentu dan partikulat. Pembentukan gas buang tersebut terjadi selama
pembakaran bahan bakar fosil-bensin dan solar didalam mesin. Dibandingkan
dengan sumber stasioner seperti industri dan pusat tenaga listrik, jenis proses
pembakaran yang terjadi pada mesin kendaraan bermotor tidak sesempurna di dalam
industri dan menghasilkan bahan pencemar pada kadar yang lebih tinggi, terutama
berbagai senyawa organik dan oksida nitrogen, sulfur dan karbon. Selain itu gas
buang kendaraan bermotor juga langsung masuk ke dalam lingkungan jalan raya
yang sering dekat dengan masyarakat, dibandingkan dengan gas buang dari
cerobong industri yang tinggi. Dengan demikian maka masyarakat yang tinggal
atau melakukan kegiatan lainnya di sekitar jalan yang padat lalu lintas
kendaraan bermotor dan mereka yang berada di jalan raya seperti para pengendara
bermotor, pejalan kaki, dan polisi lalu lintas, penjaja makanan sering kali
terpajan oleh bahan pencemar yang kadarnya cukup tinggi.
Estimasi
dosis pemajanan sangat tergantung kepada tinggi rendahnya pencemar yang
dikaitkan dengan kondisi lalu lintas pada saat tertentu. Keterkaitan antara
pencemaran udara di perkotaan dan kemungkinan adanya resiko terhadap kesehatan,
baru dibahas pada beberapa dekade belakangan ini. Pengaruh yang merugikan mulai
dari meningkatnya kematian akibat adanya episod smog sampai pada gangguan estetika
dan kenyamanan. Gangguan kesehatan lain diantara kedua pengaruh yang ekstrim
ini, misalnya kanker pada paru-paru atau organ tubuh lainnya, penyakit pada
saluran tenggorokan yang bersifat akut maupun khronis, dan kondisi yang
diakibatkan karena pengaruh bahan pencemar terhadap organ lain sperti paru,
misalnya sistem syaraf. Karena setiap individu akan terpajan oleh banyak
senyawa secara bersamaan, sering kali sangat sulit untuk menentukan senyawa
mana atau kombinasi senyawa yang mana yang paling berperan memberikan pengaruh
membahayakan terhadap kesehatan.
Bahaya gas
buang kendaraan bermotor terhadap kesehatan tergantung dari toksiats (daya
racun) masing-masing senyawa dan seberapa luas masyarakat terpajan olehnya.
Beberapa faktor yang berperan di dalam ketidakpastian setiap analisis resiko
yang dikaitkan dengan gas buang kendaraan bermotor antara lain adalah Definisi
tentang bahaya terhadap kesehatan yang digunakan ,Relevansi dan interpretasi
hasil studi epidemiologi dan eksperimental Realibilitas dari data pajanan Jumlah
manusia yang terpajan Keputusan untuk menentukan kelompok resiko yang mana yang
akan dilindungi h Interaksi antara berbagai senayawa di dalam gas buang, baik
yang sejenis maupun antara yang tidak sejenis
Lamanya terpajan (jangka panjang atau pendek) Pada umumnya istilah dari
bahaya terhadap kesehatan yang digunakan adalah pengaruh bahan pencemar yang
dapat menyebabkan meningkatnya resiko atau penyakit atau kondisi medik lainnya
pada seseorang ataupun kelompok orang.
Pengaruh ini
tidak dibatasi hanya pada pengaruhnya terhadap penyakit yang dapat dibuktikan
secara klinik saja, tetapi juga pada pengaruh yang pada suatu mungkin juga
dipengaruhi faktor lainnya seperti umur misalnya. Telah banyak bukti bahwa
anak-anak dan para lanjut usia merupakan kelompok yang mempunyai resiko tinggi
di dalam peristiwa pencemaran udara. Anak-anak lebih peka terhadap infeksi
saluran pernafasan dibandingkan dengan orang dewasa, dan fungsi paru-paru nya
juga berbeda. Para usia lanjut masuk di dalam kategori kelompok resiko tinggi
karena penyesuaian kapasitas dan fungsi paru-paru menurun, dan pertahanan
imunitasnya melemah. Karena kapasitas paru-paru dari penderita penyakit jantung
dan paru-paru juga rendah, kelompok ini juga sangat peka terhadap pencemaran
udara. Berdasarkan sifat kimia dan perilakunya di lingkungan, dampak bahan
pencemar yang terkandung di dalam gas buang kendaraan bermotor digolongkan
sebagai berikut :
1.
Bahan-bahan pencemar yang terutama
mengganggu saluran pernafasan. Yang termasuk dalam golongan ini adalah
oksida sulfur, partikulat, oksida nitrogen, ozon dan oksida lainnya.
2.
Bahan-bahan pencemar yang
menimbulkan pengaruh racun sistemik, seperti hidrokarbon monoksida
dan timbel/timah hitam.
3.
Bahan-bahan pencemar yang dicurigai
menimbulkan kanker seperti hidrokarbon.
Kondisi yang
mengganggu kenyamanan seperti kebisingan, debu jalanan, dll.
Pengaruh besar terhadap lingkungan.
Terutama asap kendaraan tersebut dapat mengakibatkan pencemaran udara di
lingkungan sekitar kita. Disamping itu, asap kendaraan bermotor juga membawa
dampak yang membahayakan bagi kita, terutama pada proses pernapasan manusia.
Karena asap tersebut mengandung CO yaitu hasil pembakaran yang tidak sempurna,
sehingga dapat mengganggu proses pernapasan bagi manusia.
B.
Tujuan
1.
Tujuan umum
Untuk
mengetahui tentang pencemaran udara akibat kendaraan bermotor.
2.
Tujuan khusus
a.
Untuk mengetahui pengertian
pencemaran udara.
b.
Untuk mengetahui klasisfikasi pencemaran
udara.
c.
Untuk mengetahui Komposisi Dan
Perilaku Gas Buang Kendaraan Bermotor.
d.
Untuk mengetahui tentang bahaya
asap kendaraan bermotor .
e.
Untuk mengetahui dampak pencemaran udara.
f.
Untuk mengetahui pengertian
pencemaran udara dampak pencemaran
udara terhadap mahkluk hidup.
g.
Untuk mengetahui
pengendalian pencemaran udara akibat kendaraan bermotor.
C.
Manfaat
Manfaat dari
makalah ini, baik bagi penyusun maupun pembaca dapat menjadi sarana penambah
wawasan serta pengetahuan tentang pencemaran udara akibat kendaraan bermotor
beserta hal – hal yang terkait dengan pencemaran udara lainnya.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Pencemaran Udara
Pencemaran udara adalah
kehadiran satu atau lebih substansi fisik, kimia, atau biologi di atmosfer
dalam jumlah yang dapat membahayakan kesehatan mahkluk hidup, mengganggu
estetika dan kenyamanan, atau merusak properti.
Pencemaran udara dapat
diartikan sebagai hadirnya satu atau beberapa kontaminan di dalam udara
atmosfir, seperti antara lain oleh debu, busa, gas, kabut, bau-bauan, asap atau
uap dalam kuantitas yang banyak, dengan berbagai sifat maupun lama berlangsungnya
di udara tersebut, hingga dapat menimbulkan gangguan-gangguan tehadap kehidupan
manusia , tumbuhan, atau hewan maupun benda, atau tanpa alasan jelas sudah
dapat memepengaruhi kelestarian kehidupan organisme.
Menurut UU No. 32 tahun 2009,
pencemaran lingkungan hidup adalah masuk atau dimasukkannya makhluk hidup, zat,
energi, atau komponen lain ke dalam lingkungan hidup oleh kegiatan manusia
sehingga melampaui baku mutu lingkungan hidup yang telah ditetapkan.
Menurut Salim yang dikutip oleh
Utami (2005) pencemaran udara diartikan sebagai keadaan atmosfir, dimana satu
atau lebih bahan-bahan polusi yang jumlah dan konsentrasinya dapat membahayakan
kesehatan mahluk hidup, merusak properti, mengurangi kenyamanan di udara.
Berdasarkan definisi ini maka segala bahan padat, gas dan cair yang ada di
udara yang dapat menimbulkan rasa tidak nyaman disebut polutan udara.
Sedangkan menurut Mukono (2006),
yang dimaksud pencemaran udara adalah bertambahnya bahan atau substrat fisik
atau kimia ke dalam lingkungan udara normal yang mencapai sejumlah tertentu,
sehingga dapat dideteksi oleh manusia (atau yang dapat dihitung dan diukur)
serta dapat memberikan efek pada manusia, binatang, vegetasi dan material
karena ulah manusia (man made).
Pencemaran udara diartikan sebagai
adanya bahan-bahan atau zat-zat asing di dalam udara yang menyebabkan perubahan
susunan (komposisi) udara dari keadaan normalnya (Wisnu, Dampak pencemaran
lingkungan : 27).
Jadi, Pencemaran udara adalah
masuknya, atau tercampurnya unsur-unsur berbahaya ke dalam atmosfir yang dapat
mengakibatkan terjadinya kerusakan lingkungan, gangguan pada kesehatan manusia
secara umum serta menurunkan kualitas lingkungan.Pencemaran dapat terjadi
dimana-mana. Bila pencemaran tersebut terjadi di dalam rumah, di ruang-ruang
sekolah ataupun di ruang-ruang perkantoran maka disebut sebagai pencemaran
dalam ruang (indoor pollution). Sedangkan bila pencemarannya terjadi di
lingkungan rumah, perkotaan, bahkan regional maka disebut sebagai pencemaran di
luar ruang (outdoor pollution).
Umumnya, polutan yang mencemari
udara berupa gas dan asap. Gas dan asap tersebut berasal dari hasil proses
pembakaran bahan bakar yang tidak sempurna, yang dihasilkan oleh mesin-mesin
pabrik, pembangkit listrik dan kendaraan bermotor. Selain itu, gas dan asap
tersebut merupakan hasil oksidasi dari berbagai unsur penyusun bahan bakar,
yaitu: CO2 (karbondioksida), CO (karbonmonoksida), SOx (belerang oksida) dan
NOx (nitrogen oksida).
Manusia bukan hanya
menderita sakit karena pencemaran udara, tetapi juga akibat mengasup makanan
yang tercemar logam berat. Sumbernya sayur-sayuran dan buah-buahan yang ditanam
di lingkungan yang tercemar atau daging dari ternak yang makan rumput yang
sudah mengandung logam berat yang sangat berbahaya bagi kesehatan manusia.
Beberapa faktor
penyebab pencemaran udara telah banyak diteliti oleh para ahli dalam upaya
mereduksi dampak yang dapat ditimbulkannya. Penelitian yang dilakukan terhadap
pengaruh timbal yang masuk ke tubuh manusia atau hewan ternyata membuktikan
bahwa bahan tersebut tidak bisa diurai oleh tubuh, maka timbal dapat merusak
jaringan tubuh siapa pun yang diendapinya. Proses masuknya Pb ke dalam tubuh
dapat melalui beberapa jalur, yaitu melalui makanan dan minuman, udara dan
perembasan atau penetrasi pada selaput atau lapisan kulit.
Timbal secara umum
dikenal dengan sebutan timah hitam, biasa digunakan sebagai campuran bahan
bakar bensin. Fungsinya, selain meningkatkan daya pelumasan, juga meningkatkan
efisiensi pembakaran. Sehingga kinerja kendaraan bermotor meningkat. Bahan
kimia ini bersama bensin dibakar dalam mesin. Sisanya ± 70% keluar bersama
emisi gas buang hasil pembakaran. Dan timbal yang terbuang lewat knalpot itu
adalah satu diantara zat pencemar udara.
Timbal banyak digunakan
oleh industri otomotif, karena setiap tambahan 0,1 gram timbal/liter mampu
meningkatkan oktan sebesar 1,5 hingga 2 satuan. Timbal dan persenyawaannya
dapat berda di dalam badan perairan secara alamiah dan sebagai dampak dari
aktifitas manusia. Secara alamiah, Pb dapat masuk kedalam badan perairan
melalui pengkristalan Pb di udara dengan bantuan air hujan. Disamping itu,
proses korofikasi dari batuan mineral akibat hempasan gelombang dan angin, juga
merupakan salah satu sumber Pb yang akan masuk kedalam perairan.
Untuk menentukan kadar
atau jumlah logam Pb yang masuk kedalam badan perairan tersebut dapat digunakan
metoda AAS (Atomic Absorption Spectrophotometer) yaitu salah satu cara analisa
unsur-unsur kimia berdasarkan pengukuran absorbsi oleh suatu larutan yang
mengandung unsur yang akan ditetapkan terhadap cahaya yang dihasilkan pada
panjang gelombang tertentu.
Prinsip kerja peralatan
AAS : larutan sampel dikabutkan dan terbawa oleh gas bahan bakar dan oksidan
menuju nyala. Di dalam nyala sampel terionkan dalam bentuk atom dasar, dikenai
sinar monokromatis dari HCL (Hallow Catoda Lamp), maka terjadi penyerapan sinar
oleh atom sampel, kemudian terdapat sinar yang diteruskan , sinar yang
diteruskan ini akan terdeteksi oleh detektor, sedangkan sinar emisi atau dari
nyala akan dihambat oleh monokromator. Detektor akan mengubah signal yang
tertangkap menjadi arus listrik bolak balik (AC) dan dilanjutkan ke alat baca.
Pada alat baca tertera nilai % Transmittan dan Absorban. Hasil dari pengukuran
sampel ini dialurkan pada Kurva kalibrasi larutan standar sehingga akan
didapatkan konsentrasi dari logam Pb (timbal).
B.
Klasifikasi Pencemaran Udara
Banyak faktor yang dapat menyebabkan
pencemaran udara, diantaranya pencemaran
yang ditimbulkan oleh sumber-sumber alami maupun kegiatan manusia atau
kombinasi keduanya. Pencemaran udara dapat mengakibatkan dampak pencemaran
udara bersifat langsung dan lokal, regional, maupun global atau tidak langsung
dalam kurun waktu lama. Pencemar udara dibedakan menjadi pencemar primer dan
pencemar sekunder :
1. Polutan
primer
Polutan
primer adalah substansi pencemar yang ditimbulkan langsung dari sumber
pencemaran udara atau polutan yang dikeluarkan langsung dari sumber tertentu,
dan dapat berupa:
Polutan Gas
terdiri dari:
a. Senyawa
karbon, yaitu hidrokarbon, hidrokarbon teroksigenasi, dan karbon oksida (CO
atau CO2) karena ia merupakan hasil dari pembakaran
b. Senyawa
sulfur, yaitu oksida.
c. Senyawa
halogen, yaitu flour, klorin, hydrogen klorida, hidrokarbon terklorinasi, dan
bromin.
d. Partikel
yang di atmosfer mempunyai karakteristik yang spesifik, dapat berupa zat padat
maupun suspense aerosol cair sulfur di atmosfer. Bahan partikel tersebut dapat
berasal dari proses kondensasi, proses (misalnya proses menyemprot/
spraying) maupun proses erosi bahan tertentu.
2. Polutan
Sekunder
Polutan
sekunder adalah substansi pencemar yang terbentuk dari reaksi pencemar-pencemar
primer di atmosfersekunder
biasanya terjadi karena reaksi dari dua atau lebih bahan kimia di udara,
misalnya reaksi foto kimia. Sebagai contoh adalah disosiasi NO2 yang
menghasilkan NO dan O radikal.
C. Komposisi Dan Perilaku Gas Buang
Kendaraan Bermotor
Emisi
kendaraan bermotor mengandung berbagai senyawa kimia. Komposisi dari
kandungan senyawa kimianya tergantung dari kondisi mengemudi, jenis mesin, alat
pengendali emisi bahan bakar, suhu operasi dan faktor lain yang semuanya ini
membuat pola emisi menjadi rumit.
Jenis bahan bakar pencemar yang dikeluarkan oleh mesin dengan bahan bakar bensin maupun bahan bakar solar sebenarnya sama saja, hanya berbeda proporsinya karena perbedaan cara operasi mesin. Secara visual selalu terlihat asap dari knalpot kendaraan bermotor dengan bahan bakar solar, yang umumnya tidak terlihat pada kendaraan bermotor dengan bahan bakar bensin.
Walaupun gas buang kendaraan bermotor terutama terdiri dari senyawa yang tidak berbahaya seperti nitrogen, karbon dioksida dan upa air, tetapi didalamnya terkandung juga senyawa lain dengan jumlah yang cukup besar yang dapat membahayakan gas buang membahayakan kesehatan maupun lingkungan. Bahan pencemar yang terutama terdapat didalam gas buang buang kendaraan bermotor adalah karbon monoksida (CO), berbagai senyawa hindrokarbon, berbagai oksida nitrogen (NOx) dan sulfur (SOx), dan partikulat debu termasuk timbel (PB). Bahan bakar tertentu seperti hidrokarbon dan timbel organik, dilepaskan keudara karena adanya penguapan dari sistem bahan bakar. Lalu lintas kendaraan bermotor, juga dapat meningkatkan kadar partikular debu yang berasal dari permukaan jalan, komponen ban dan rem.
Jenis bahan bakar pencemar yang dikeluarkan oleh mesin dengan bahan bakar bensin maupun bahan bakar solar sebenarnya sama saja, hanya berbeda proporsinya karena perbedaan cara operasi mesin. Secara visual selalu terlihat asap dari knalpot kendaraan bermotor dengan bahan bakar solar, yang umumnya tidak terlihat pada kendaraan bermotor dengan bahan bakar bensin.
Walaupun gas buang kendaraan bermotor terutama terdiri dari senyawa yang tidak berbahaya seperti nitrogen, karbon dioksida dan upa air, tetapi didalamnya terkandung juga senyawa lain dengan jumlah yang cukup besar yang dapat membahayakan gas buang membahayakan kesehatan maupun lingkungan. Bahan pencemar yang terutama terdapat didalam gas buang buang kendaraan bermotor adalah karbon monoksida (CO), berbagai senyawa hindrokarbon, berbagai oksida nitrogen (NOx) dan sulfur (SOx), dan partikulat debu termasuk timbel (PB). Bahan bakar tertentu seperti hidrokarbon dan timbel organik, dilepaskan keudara karena adanya penguapan dari sistem bahan bakar. Lalu lintas kendaraan bermotor, juga dapat meningkatkan kadar partikular debu yang berasal dari permukaan jalan, komponen ban dan rem.
Setelah
berada di udara, beberapa senyawa yang terkandung dalam gas buang kendaraan
bermotor dapat berubah karena terjadinya suatu reaksi, misalnya dengan sinar
matahari dan uap air, atau juga antara senyawa-senyawa tersebut satu sama
lain. Proses reaksi tersebut ada yang berlangsung cepat dan terjadi saat itu
juga di lingkungan jalan raya, dan adapula yang berlangsung dengan lambat.
Reaksi kimia di atmosfer kadangkala berlangsung dalam suatu rantai reaksi yang
panjang dan rumit, dan menghasilkan produk akhir yang dapat lebih aktif atau
lebih lemah dibandingkan senyawa aslinya. Sebagai contoh, adanya reaksi di
udara yang mengubah nitrogen monoksida (NO) yang terkandung di dalam gas buang
kendaraan bermotor menjadi nitrogen dioksida (NO2 ) yang lebih reaktif, dan
reaksi kimia antara berbagai oksida nitrogen dengan senyawa hidrokarbon yang
menghasilkan ozon dan oksida lain, yang dapat menyebabkan asap awan fotokimi
(photochemical smog). Pembentukan smog ini kadang tidak terjadi di tempat asal
sumber (kota), tetapi dapat terbentuk di pinggiran kota. Jarak
pembentukan smog ini tergantung pada kondisi reaksi dan kecepatan angin.
Untuk bahan pencemar yang sifatnya lebih stabil sperti limbah (Pb), beberapa hidrokarbon-halogen dan hidrokarbon poliaromatik, dapat jatuh ke tanah bersama air hujan atau mengendap bersama debu, dan mengkontaminasi tanah dan air. Senyawa tersebut selanjutnya juga dapat masuk ke dalam rantai makanan yang pada akhirnya masuk ke dalam tubuh manusia melalui sayuran, susu ternak, dan produk lainnya dari ternak hewan. Karena banyak industri makanan saat ini akan dapat memberikan dampak yang tidak diinginkan pada masyarakat kota maupun desa.
Untuk bahan pencemar yang sifatnya lebih stabil sperti limbah (Pb), beberapa hidrokarbon-halogen dan hidrokarbon poliaromatik, dapat jatuh ke tanah bersama air hujan atau mengendap bersama debu, dan mengkontaminasi tanah dan air. Senyawa tersebut selanjutnya juga dapat masuk ke dalam rantai makanan yang pada akhirnya masuk ke dalam tubuh manusia melalui sayuran, susu ternak, dan produk lainnya dari ternak hewan. Karena banyak industri makanan saat ini akan dapat memberikan dampak yang tidak diinginkan pada masyarakat kota maupun desa.
Emisi gas
buang kendaraan bermotor juga cenderung membuat kondisi tanah dan air menjadi
asam. Pengalaman di negara maju membuktikan bahwa kondisi seperti ini dapat
menyebabkan terlepasnya ikatan tanah atau sedimen dengan beberapa
mineral/logam, sehingga logam tersebut dapat mencemari lingkungan.
D. Bahaya Asap Kendaraan
Bermotor
Pencemaran
udara terutama di kota-kota besar telah menyebabkan turunnya kualitas udara
sehingga mengganggu kenyamanan lingkungan bahkan telah menyebabkan terjadinya
gangguan kesehatan. Menurunnya kualitas udara tersebut terutama disebabkan oleh
penggunaan bahan bakar fosil yang tidak terkendali dan tidak efisien pada
sarana transportasi dan industri yang umumnya terpusat di kota-kota besar,
disamping kegiatan rumah tangga dan kebakaran hutan.
Hasil
penelitian di beberapa kota besar (Jakarta, Bandung, Semarang dan Surabaya)
menunjukan bahwa kendaraan bermotor merupakan sumber utama pencemaran udara.
Hasil penelitian di Jakarta menunjukan bahwa kendaraan bermotor memberikan
kontribusi pencemaran CO sebesar 98,80%, NOx sebesar 73,40% dan HC sebesar
88,90% (Bapedal, 1992).
Gas-gas
yang terdapat dalam asap kendaraan bermotor banyak yang dapat menimbulkan
kerugian, diantaranya adalah karbon dioksida, karbon monoksida, oksida nitrogen
dan oksida belerang. Berikut ini kerugian yang ditimbulkan gas-gas tersebut:
1.
Karbon dioksida
Karbon dioksida tergolong
gas rumah kaca, sehingga peningkatan kadar karbon dioksida di udara dapat
mengakibatkan peningkatan suhu permukaan bumi.
2.
Karbon monoksida
Gas ini bersifat racun,
dapat menyebabkan rasa sakit pada mata,
saluran pernafasan dan paru-paru. Jika masuk ke dalam darah melalui pernafasan,
karbon monoksida bereaksi dengan hemoglobin dalam darah membentuk COHb
(karboksihemoglobin).
3.
Oksida Belerang
Belerang oksida,
apabila terisap oleh pernapasan, akan berekasi dengan air dalam sluran
pernapasan dan membentuk asam sulfat yang akan merusak jaringan dan menimbulkan
rasa sakit. Oksidasi belerang juga dapat larut dalam air hujan dan menyebabkan
hujan asam.
4.
Oksida nitrogen
NOx bereaksi dengan
bahan-bahan pencemar lain dan menimbulkan fenomena asap-kabut atau smog. Smog
menyebabkan berkurangnya daya pandang, iritasi pada mata dan saluran
pernapasan, membuat tanaman layu, serta menurunkan kualitas materi.
Penyakit-penyakit
yang dapat disebabkan oleh pencemaran udara adalah:
a. Bronchitis
kronika. Pengaruh pada wanita maupun pria kurang lebih sama. Hal ini
membuktikan prevalensinya tak dipengaruhi oleh macam pekerjaan sehari-hari.
Dengan membersihkan udara dapat terjadi penurunan 40% dari angka mortalitas.
b. Emphysema
pulmonum
c. Bronchopneumonia
d. Asthma
bronchiale
e. Cor
pulmonale kronikum
f. Kanker
paru. Stocks & Campbell menemukan mortalitas pada non-smokers di daerah
kota 10 kali lebih besar daripada daerah rural.
g. Penyakit
jantung, juga ditemukan dua kali lebih besar morbiditasnya di daerah dengan
polusi udara tinggi. Karbon-monoksida ternyata dapat menyebabkan bahaya pada
jantung, apalagi bila telah ada tanda-tanda penyakit jantung ischemik
sebelumnya. Afinitas CO terhadap hemoglobin adalah 210 kali lebih besar
daripada O2 sehingga bila kadar CO Hb sama atau lebih besar dari 50%, akan
dapat terjadi nekrosis otot jantung. Kadar lebih rendah dari itu pun telah
dapat mengganggu faal jantung.
h. Kanker
lambung, ditemukan dua kali lebih banyak pada daerah dengan polusi tinggi.
i. Penyakit-penyakit
lain, umpamanya iritasi mata, kulit dan sebagainya banyak juga dihubungkan
dengan polusi udara. Juga gangguan pertumbuhan anak dan kelainan hematologik
pernah diumumkan. Di Rusia pernah ditemukan hambatan pembentukan antibodi
terhadap influenza vaccin di daerah kota dengan tingkat polusi tinggi, sedangkan
di daerah lain pembentukannya normal.
E.
Dampak Pencemaran Udara Terhadap
Lingkungan Alam
Terhadap Lingkungan Alam Pencemaran
udara dapat menimbulkan dampak terhadap lingkungan alam, antara lain: hujan
asam, penipisan lapisan ozon dan pemanasan global.
1. Hujan Asam
a. Mempengaruhi
kualitas air permukaan
b. Merusak
tanaman
c. Melarutkan
logam-logam berat yang terdapat dalam tanah sehingga mempengaruhi kualitas air
tanah dan air permukaan
d. Bersifat
korosif sehingga merusak material dan bangunan.
2. Penipisan
Lapisan Ozon
Ozon (O3)
adalah senyawa kimia yang memiliki 3 ikatan yang tidak stabil. Di atmosfer,
ozon terbentuk secara alami dan terletak di lapisan stratosfer pada ketinggian
15-60 km di atas permukaan bumi. Fungsi dari lapisan ini adalah untuk
melindungi bumi dari radiasi sinar ultraviolet yang dipancarkan sinar matahari
dan berbahaya bagi kehidupan.
Namun, zat
kimia buatan manusia yang disebut sebagai ODS (Ozone Depleting Substances)
atau BPO (Bahan Perusak Ozon) ternyata mampu merusak lapisan ozon sehingga
akhirnya lapisan ozon menipis. Hal ini dapat terjadi karena zat kimia buatan tersebut
dapat membebaskan atom klorida (Cl) yang akan mempercepat lepasnya ikatan O3 menjadi
O2.
3.
Pemanasan Global
Kadar CO2
yang tinggi di lapisan atmosfer dapat menghalangi pantulan panas dari bumi ke
atmosfer sehingga permukaan bumi menjadi lebih panas. Peristiwa ini disebut
dengan efek rumah kaca (green house effect). Efek rumah kaca ini
mempengaruhi terjadinya kenaikan suhu udara di bumi (pemanasan global). Pemanasan
global adalah kenaikan suhu rata-rata di seluruh dunia dan menimbulkan dampak
berupa berubahnya pola iklim.
F. Dampak
Pencemaran Udara Terhadap Mahkluk Hidup
Ada beberapa dampak dari pencemaran udara terhadap
mahkluk hidup:
1. Dampak kesehatan
Substansi pencemar
yang terdapat di udara dapat masuk ke dalam tubuh melalui sistem pernapasan. Jauhnya
penetrasi zat pencemar ke dalam tubuh bergantung kepada jenis pencemar.
Partikulat berukuran besar dapat tertahan di saluran pernapasan bagian atas,
sedangkan partikulat berukuran kecil dan gas dapat mencapai paru-paru. Dari
paru-paru, zat pencemar diserap oleh sistem peredaran darah dan menyebar
ke seluruh tubuh. Dampak kesehatan yang paling umum dijumpai adalah ISPA (infeksi saluran pernapasan
akut), termasuk di antaranya, asma, bronkitis, dan
gangguan pernapasan lainnya.
Partikel
yang mencemari udara dapat merusak lingkungan, manusia, tanaman, dan hewan.
Udara yang telah tercemar oleh partikel dapat menimbulkan berbagai penyakit
saluran pernapasan atau pneumokoniosis yang merupakan penyakit saluran
pernapasan yang disebabkan oleh adanya partikel yang masuk atau mengendap di
dalam paru-paru akan menentukan letak penempelan atau pengendapannya.
(Wardhana, Wisnu Arya 1999).
Penyakit
pneumoconiosis banyak jenisnya, tergantung dari jenis partikel yang masuk atau
terhisap ke dalam paru-paru. Adapun jenis-jenis penyakit pneumoniosis seperti :
a. Penyakit
Antrakosis
Merupakan
penyakit saluran pernapasan yang disebabkan oleh pencemaran debu batubara. Penyakit
ini biasanya dijumpai pada pekerja tambang batubara atau pekerja yang banyak
mlibatkan penggunaan batubara seperti power plant (pembangkit listrik tenaga
uap. Masa inkubasi penyakit ini antara 2-4 tahun yang ditandai dengan sesak
napas
b. Penyakit Silikosis
Penyakit
yang disebabkan oleh pencemaran debu silica bebas, berupa SiO2, yang terhisap
masuk ke dalam paru-paru dan kemudian mengendap. Debu silica ini banyak
terdapat di industry besi baja, keramik, pengecoran beton, proses permesinan
seperti mengikir, menggerinda. Di samping itu debu silica juga terdapat di
penambangan bijih besi, timah putih, dan tambang batu bara.
Penyakit
silikosis akan lebih buruk lagi, kalau penderita sebelumnya sudah menderita
penyakit TBC paru-paru, bronchitis kronis, astma broonchiale dan penyakit
pernapasan lainnya. Pada awalnya, penyakit silikosis ditandai dengan sesak
napas yang disertai dengan batuk-batuk tanpa dahak.
c. Penyakit
Asbestosis
Merupakan
penyakit akibat kerja yang disebabkan oleh debu atau serat asbes yang mencemari
udara. Asbes merupakan campuran berbagai macam silikat.
Selain
mempengaruhi keadaan lingkungan alam, pencemaran udara juga membawa dampak
negatif bagi kehidupan makhluk hidup (organisme), baik hewan, tumbuhan dan
manusia
2. Dampak pencemaran udara bagi manusia, antara lain:
a. Karbon monoksida (CO)
Mampu mengikat Hb (hemoglobin)
sehingga pasokan O2 ke jaringan tubuh terhambat. Hal tersebut menimbulkan
gangguan kesehatan berupa; rasa sakit pada dada, nafas pendek, sakit kepala,
mual, menurunnya pendengaran dan penglihatan menjadi kabur. Selain itu, fungsi
dan koordinasi motorik menjadi lemah. Bila keracunan berat (70 – 80 % Hb dalam
darah telah mengikat CO), dapat menyebabkan pingsan dan diikuti dengan
kematian.
b. Nitrogen
dioksida (SO2)
Dapat menyebabkan
timbulnya serangan asma.
c. Hidrokarbon
(HC)
Menyebabkan kerusakan otak, otot dan
jantung.
d. Chlorofluorocarbon
(CFC)
Menyebabkan melanoma (kanker kulit)
khususnya bagi orang-orang berkulit terang, katarak dan melemahnya sistem daya
tahan tubuh.
e. Timbal (Pb)
Menyebabkan
gangguan pada tahap awal pertumbuhan fisik dan mental serta mempengaruhi
kecerdasan otak.
f. Ozon (O3)
Menyebabkan
iritasi pada hidung, tenggorokan terasa terbakar dan memperkecil paru-paru.
g. Nox
Menyebabkan
iritasi pada paru-paru, mata dan hidung.
3. Dampak
pencemaran udara bagi kehidupan hewan
a. Penipisan
lapisan ozon
Menimbulkan
kanker mata pada sapi, terganggunya atau bahkan putusnya rantai makanan pada
tingkat konsumen di ekosistem perairan karena penurunan jumlah fitoplankton.
b. Hujan asam
Menyebabkan
pH air turun di bawah normal sehingga ekosistem air terganggu.
c. Pemanasan
global
Penurunan
hasil panen perikanan. Selain membawa dampak negatif pada kehidupan hewan,
pencemaran udara juga mampu merusakkan bangunan dan candi-candi. Iklim dunia
yang berubah polanya mengakibatkan timbulnya kemarau panjang, bencana alam dan
naiknya permukaan laut. Kemarau panjang memicu terjadinya kebakaran hutan dan
menurunnya produksi panen, bencana alam (banjir, gempa, tsunami) banyak terjadi
dan permukaan laut yang meninggi akan mengakibatkan tenggelamnya pulau-pulau
kecil dan daerah-daerah pesisir pantai.
4. Dampak Pencemaran Udara Bagi Tumbuhan
Dampak pencemaran udara terhadap
kehidupan tumbuhan, antara lain:
a. Hujan Asam
1) Merusak
kehidupan ekosistem perairan, menghancurkan jaringan tumbuhan (karena
memindahkan zat hara di daun dan menghalangi pengambilan Nitrogen) dan
mengganggu pertumbuhan tanaman.
2) Melarutkan
kalsium, potasium dan nutrient lain yang berada dalam tanah sehingga tanah akan
berkurang kesuburannya dan akibatnya pohon akan mati.
3) Penipisan
Lapisan Ozon
4) Merusak
tanaman, mengurangi hasil panen (produksi bahan makanan, seperti beras, jagung
dan kedelai), penurunan jumlah fitoplankton yang merupakan produsen bagi rantai
makanan di laut.
5) Pemanasan
global
6) Penurunan
hasil panen pertanian dan perubahan keanekaragaman hayati. Keanekaragaman
hayati dapat berubah karena kemampuan setiap jenis tumbuhan untuk bertahan
hidup berbeda-beda sesuai dengan kebutuhannya.
7) Gas CFC
8) Mengakibatkan
tumbuhan menjadi kerdil, ganggang di laut punah, terjadi mutasi genetik
(perubahan sifat organisme).
G.
Pengendalian
Pencemaran Udara Akibat Kendaraan Bermotor
Mengingat
kendaraan bermotor mempunyai andil terbesar dalam polusi udara, maka
pengendalian polusi udara juga berarti pengendalian emisi kendaraan bermotor.
Pengendalian tingkat ini adalah pengendalian terhadap simpul A dalam “teori
simpul”.
Apabila
memungkinkan, selain peraturan perundangan yang berlaku umum, dapat pula dibuat
peraturan yang khusus untuk mengelola sumber-sumber pengotor udara. Peraturan
seperti ini dikenal sebagai standar emisi, khususnya emisi kendaraan bermotor.
Di
samping itu ada pula standar yang diberlakukan bagi kualitas bahan bakar,
karena sebagian besar polusi udara disebabkan oleh pembakaran. Kualitas hasil
atau sisa pembakaran tergantung antara lain dari kualitas bahan bakar yang
digunakan. Di DKI Jakarta telah diujicoba penggunaan bahan bakar yang berasal
dari gas alam yang sangat ramah lingkungan.
Namun,
kualitas pembakaran oleh kendaraan bermotor tidak kalah pentingnya. Karena itu,
perawatan kendaraan dan jika perlu pembatasan usia kendaraan mutlak dilakukan.
Hal ini memungkinkan dilakukan jika secara berkala dilakukan uji emisi
kendaraan. Kendaraan bermotor yang beroperasi di kota harus telah lulus uji
emisi.
Peran
serta masyarakat dalam mengurangi polusi pada udara ambient, dalam hal ini
intervensi terhadap simpul B, sangat diperlukan. Gerakan penghijauan seyogianya
terus ditingkatkan, terutama dimulai dari tempat tinggal masing-masing. Sangat
dianjurkan menggunakan pohon yang berdaun lebar atau yang berpotensi mengurangi
polusi udara. Misalnya setiap keluarga, terutama di kota, menanam sebuah bibit
pohon angsana. Niscaya lima tahun ke depan, telah tercipta lingkungan yang asri
dan terhindar dari polusi udara. Demikian pula taman-taman kota perlu
digalakkan untuk mengimbangi polusi udara kota dan agar “langit biru” tidak
sekedar menjadi isapan jempol.
Untuk dapat menanggulangi terjadinya
pencemaran udara dapat dilakukan
beberapa usaha antara lain: mengganti bahan bakar kendaraan bermotor dengan
bahan bakar yang tidak menghasilkan gas karbon monoksida dan diusahakan pula
agar pembakaran yang terjadi berlangsung secara sempurna, selain itu
pengolahan/daur ulang atau penyaringan limbah asap industri, penghijauan untuk
melangsungkan proses fotosintesis (taman bertindak sebagai paru-paru kota), dan
tidak melakukan pembakaran hutan secara sembarangan, serta melakukan
reboisasi/penanaman kembali pohonpohon pengganti yang penting adalah untuk
membuka lahan tidak dilakukan pembakaran hutan, melainkan dengan cara mekanik.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
1.
Pencemaran udara adalah masuknya,
atau tercampurnya unsur-unsur berbahaya ke dalam atmosfir yang dapat
mengakibatkan terjadinya kerusakan lingkungan, gangguan pada kesehatan manusia
secara umum serta menurunkan kualitas lingkungan.Pencemaran dapat terjadi
dimana-mana.
2.
Klasisfikasi pencemaran udaraBanyak
faktor yang dapat menyebabkan pencemaran
udara, diantaranya pencemaran yang ditimbulkan oleh sumber-sumber alami maupun
kegiatan manusia atau kombinasi keduanya. Pencemaran udara dapat mengakibatkan
dampak pencemaran udara bersifat langsung dan lokal, regional, maupun global
atau tidak langsung dalam kurun waktu lama.
3.
Komposisi Dan Perilaku Gas Buang
Kendaraan Bermotor Emisi kendaraan bermotor mengandung berbagai senyawa
kimia. Komposisi dari kandungan senyawa kimianya tergantung dari kondisi
mengemudi, jenis mesin, alat pengendali emisi bahan bakar, suhu operasi dan
faktor lain yang semuanya ini membuat pola emisi menjadi rumit
4.
Bahaya
asap kendaraan bermotor Pencemaran udara terutama di kota-kota besar telah
menyebabkan turunnya kualitas udara sehingga mengganggu kenyamanan lingkungan
bahkan telah menyebabkan terjadinya gangguan kesehatan. Menurunnya kualitas
udara tersebut terutama disebabkan oleh penggunaan bahan bakar fosil yang tidak
terkendali dan tidak efisien pada sarana transportasi
5.
Dampak pencemaran udara yaitu terhadap lingkungan alam pencemaran
udara dapat menimbulkan dampak terhadap lingkungan alam, antara lain: hujan
asam, penipisan lapisan ozon dan pemanasan global.
6.
Untuk dapat menanggulangi terjadinya pencemaran udara dapat dilakukan beberapa usaha antara
lain: mengganti bahan bakar kendaraan bermotor dengan bahan bakar yang tidak
menghasilkan gas karbon monoksida dan diusahakan pula agar pembakaran yang
terjadi berlangsung secara sempurna, selain itu pengolahan/daur ulang atau
penyaringan limbah asap industri, penghijauan untuk melangsungkan proses
fotosintesis (taman bertindak sebagai paru-paru kota), dan tidak melakukan
pembakaran hutan secara sembarangan, serta melakukan reboisasi/penanaman
kembali pohon pohon pengganti yang penting adalah untuk membuka lahan
tidak dilakukan pembakaran hutan, melainkan dengan cara mekanik. .
B.
Saran
1.
Pemakaian bahan bakar yang ramah
lingkungan harus lebih digalakkan ditengah -tengah masyarakat.
2.
Masyarakat harus ikut berpartisipasi
aktif untuk menurunkan emisi gas buang kendaraan dengan penghematan pemakaian
kendaraan atau memperbaiki mesin kendaraannya agar dapat terjadi pembakaran
bahan bakar lebih sempurna.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, http://aniromaningsih.blogspot.co.id/2015/05/makalah-pencemaran-udara.html
(di akses pada 26 Maret 2016 pukul 13:00 WITA)
Anonim, http://ariefboting.blogspot.co.id/2013/10/pencemaran-udara-akibat-emisi-gas-buang.html
(di akses pada 26 Maret 2016 pukul 13:00 WITA)