Mata Kuliah : Analisis
Dampak Kesehatan Lingkungan
Dosen : Hidayat,SKM.,M.Kes
MAKALAH LETHAL
CONCENTRATION 50 (LC50)
Disusun
Oleh:
NURUL
FAHMI
PO714221132038
TINGKAT
III/VI
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN MAKASSAR
KESEHATAN LINGKUNGAN
PRODI D.IV
2016
KATA
PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim.
Puji syukur atas kehadirat Allah swt. Yang telah melimpahkan Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga Makalah analisis dampak kesehatan lingkungan dengan judul “Makalah Lethal Concentration 50 (LC50)” ini dapat selesai dengan tepat waktu. Terwujudnya makalah ini, tidak terlepas dari bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu saya selaku penulis mengucapkan terima kasih kepada:
Puji syukur atas kehadirat Allah swt. Yang telah melimpahkan Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga Makalah analisis dampak kesehatan lingkungan dengan judul “Makalah Lethal Concentration 50 (LC50)” ini dapat selesai dengan tepat waktu. Terwujudnya makalah ini, tidak terlepas dari bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu saya selaku penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1.
Bapak
Hidayat, SKM.,M.Kes selaku dosen pengampu pada mata kuliah analisis dampak kesehatan lingkungan
yang telah memberikan ilmu dan sumbangsinya
dalam menyusun makalah ini.
2.
Bapak
dan Ibu tercinta yang telah memberikan motivasi dan dukungan baik moral maupun
spiritual.
3.
Teman-teman
yang tercinta yang telah sabar untuk meluangkan waktunya untuk berdiskusi dalam
menyusun makalah ini.
4.
Dan
semua pihak yang telah membantu dalam
menyusun makalah ini.
Dalam
makalah ini terdapat beberapa pembahasan materi mengenai ‘Makalah Lethal
Concentration 50 (LC50)”. Namun dalam penyusunannya masih
terdapat banyak kekurangan oleh karena itu kritik dan saran yang
membangun diharapkan penulis dari semua pihak, agar kedepannya lebih baik lagi
dalam menyusun makalah.
Akhir
kata semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak, baik itu penulis terlebih kepada pembacanya.
Wasallam
Makassar, April 2016
Penyusun
DAFTAR
ISI
KATA PENGANTAR............................................................ i
DAFTAR ISI
....................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang .................................................................... 1
B.
Tujuan .................................................................................. 2
C.
Manfaat ................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN
A.
Pengertian Lethal Concentration 50 .................................... 3
B.
Klasifikasi dari Lethal
Concentration 50............................... 4
C.
Uji lethal concentration-50 ................................................... 4
D.
Analisis probit metode Bosvine-Nash .................................. 5
E.
Cara perhitungan
LC 50 dari BSLT ..................................... 6
BAB
III PENUTUP
A. Kesimpulan.......................................................................... 8
B. Saran
................................................................................... 9
DAFTAR
PUSTAKA
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sebagai negara
kepulauan yang besar di dunia yang memiliki wilayah laut sangat luas, dua
pertiganya merupakan wilayah laut, indonesia memiliki sumber daya alam hayati
laut yang besar. Salah satu sumber daya alam tersebut adalah ekosistem terumbu
karang. Ekosistem terumbu karang merupakan bagian dari ekosistem laut yang
menjadi sumber kehidupan bagi beraneka ragam biota laut. Di dalam ekosistem
terumbu karang bisa hidup lebih dari 300 jenis karang, lebih dari 200 jenis ikan
dan berpuluh-puluh jenis moluska, krustasea, sponge, algae, lamundan biota
lainnya .
Brine shrimp
lethality test adalah uji pendahuluan suatu senyawa yang memiliki keuntungan
dimana hasil yang diperoleh lebih cepat
(24 jam), tidak mahal, mudah pengerjaannya dari pengujian lanilla. Merupakan
Salah satu metode yang murah, mudah dan sederhana untuk skrining Bioaktivitas.
Yang sering diasosiasikan sebagai uji aktivitas anti tumor dan anti kanker.
Metode BST juga digunakan untuk mendeteksi keberadaan senyawa toksik dalam
proses isolasi senyawa dari bahan alam yang berefek sitotoksik dengan
menentukan harga LC50 senyawa aktif. Metode BST dapat digunakan untuk berbagai
sistem uji seperti uji pestisida, mitotoksin, polutan, anastesik,komponen
seperti morfin, karsinogenik dan ketoksikan dari hewan dan tumbuhan laut serta
senyawa beracun dari tumbuhan darat. Efek toksik dapat diketahui atau diukur dari kematian larva karena
pengaruh bahan uji
Senyawa antitumor adalah sitotoksik hal ini berdasarkan pemikiran bahwa efek farmakologi
adalah toksikologi sederhana pada dosis yang rendah dan besar, untuk itu Brine shrimp lethaly test dapat digunakan sebagai uji pendahuluan
senyawa anti tumor.
Sifat
spesifik dan efek suatu paparan secara bersama-sama akan membentuk suatu hubungan
yang lazim disebut sebagai hubungan dosis-respon. Hubungan dosis-respon
tersebut merupakan konsep dasar dari toksikologi untuk mempelajari bahan
toksik.
B. Tujuan
1. Tujuan
umum
Untuk
mengetahui tentang uji toksitas Lethal Concentration 50 (LC50).
2. Tujuan
khusus
a.
Untuk mengetahui pengertian Lethal
Concentration 50 (LC50).
b.
Untuk mengetahui klasifikasi dari
Lethal Concentration 50 (LC50).
c.
Untuk mengetahui cara tentang uji lethal concentration-50 (lc50)
d.
Untuk mengetahui analisis Probit
Metode Bosvine-Nash.
e.
Untuk mengetahui Cara Perhitungan LC 50 dari BSLT
C. Manfaat
Manfaat dari makalah ini, baik bagi
penyusun maupun pembaca dapat menjadi sarana penambah wawasan serta pengetahuan
tentang uji toksitas Lethal Concentration 50 (LC50) beserta hal – hal yang terkait dengan Lethal
Concentration 50 lainnya.
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Lethal Concentration 50
Lethal
Concentration 50 (LC50) yaitu konsentrasi yang menyebabkan kematian
sebanyak 50% dari organisme uji ayang dapat diestimasi dengan grafik dan
perhitungan, pada suatu waktu pengamatan tertentu, misalnya LC50 48 jam, LC50
96 jam (Dhahiyat dan Djuangsih 1997 diacu dalam Rossiana 2006) sampai
waktu hidup hewan uji.
Lethal
Concentration 50 atau biasa disingkat LC 50 adalah suatu perhitungan untuk
menentukan keaktifan dari suatu ekstrak atau senyawa. Makna LC 50 adalah pada
konsentrasi berapa ekstrak dapat mematikan 50 % dari organisme uji, misalnya
larva Artemia salina (brine shrimp).
Uji toksisitas merupakan uji
hayati yang berguna untuk menentukan tingkat toksisitas dari suatu zat
atau bahan pencemar dan digunakan juga untuk pemantauan rutin
suatu limbah. Suatu senyawa kimia dikatakan bersifat “racun akut”
jika senyawa tersebut dapat menimbulkan efek racun dalam jangka waktu singkat.
Suatu senyawa kimia disebut bersifat “racun kronis” jika senyawa tersebut dapat
menimbulkan efek racun dalam jangka waktu panjang (karena kontak yang
berulang-ulang walaupun dalam jumlah yang sedikit) (Pradipta 2007).
Ada tiga cara utama bagi senyawa
kimia untuk dapat memasuki tubuh, yaitu : Melalui paru-paru (pernafasan), Mulut,
dan Kulit. Melalui ketiga rute tersebut, senyawa yang bersifat racun dapat
masuk ke aliran darah, dan kemudian terbawa ke jaringan tubuh lainnya. Yang
menjadi perhatian utama dalam toksisitas adalah kuantitas/dosis senyawa
tersebut. Sebagian besar senyawa yang berada dalam bentuk murninya memiliki
sifat racun (toksik). Sebagai contohnya adalah senyawa oksigen yang berada pada
tekanan parsial 2 atm adalah bersifat toksik. Konsentrasi oksigen yang terlalu
tinggi dapat merusak sel (Pradipta 2007).
Suatu konsentrasi mematikan (Lethal
Concentration) adalah analisa secara statistik yang menggunakan uji Whole
Effluent Toxicity (WET) untuk menaksir lethalitas sampel effluen. Test akut
digunakan di Wisconsin untuk menaksir kondisi "akhir dari pipa"
(yaitu, effluent yang tidak dilemahkan, sebagai adanya dibebaskan pada
lingkungan). Konsentrasi effluen dimana 50% dari organisme mati selama test
(LC50) digunakan sebagai pemenuhan titik akhir (endpoint) untuk Test Whole
Effluent Toxicity (WET) akut.
Menurut Meyer dkk. (1982) tingkat toksisitas
dari ekstrak tanaman dapat ditentukan dengan melihat harga LC50-nya. Apabila
harga LC50 lebih kecil dari 1000 μg/ml dikatakan toksik, sebaliknya apabila
harga LC50 lebih besar dari 1000 μg/ml dikatakan tidak toksik. Tingkat
toksisitas tersebut akan memberi makna terhadap potensi aktivitasnya sebagai
antitumor. Semakin kecil harga LC50 semakin toksik suatu senyawa.
B. Klasifikasi Lethal Concentration 50
Berdasarkan kepada
lamanya, metode penambahan larutan uji dan
maksud serta tujuannya maka uji toksisitas diklasifikasikan sebagai
berikut (Rosianna 2006) :
1. Klasifikasi
menurut waktu, yaitu uji hayati jangka pendek (short term bioassay), jangka
menengah (intermediate bioassay) dan uji hayati jangka panjang (long term
bioassay).
2. Klasifikasi
menurut metode penambahan larutan atau cara aliran larutan, yaitu
uji hayati statik (static bioassay), pergantian larutan (renewal
biossay), mengalir (flow trough bioassay).
3. Klasifikasi
menurut maksud dan tujuan penelitian adalah pemantauan kualitas air
limbah, uji bahan atau satu jenis senyawa kimia, penentuan toksisitas serta
daya tahan dan pertumbuhan organisme uji.
C. Uji Lethal Concentration-50
(Lc50)
Uji toksisitas
merupakan uji hayati yang berguna untuk menentukan tingkat toksisitas dari suatu zat atau bahan
pencemar dan digunakan juga untuk
pemantauan rutin suatu limbah.
Suatu senyawa kimia dikatakan bersifat racun akut jika senyawa tersebut
dapat menimbulkan efek racun dalam jangka waktu singkat. Suatu senyawa kimia
disebut bersifat racun kronis jika senyawa tersebut dapat menimbulkan efek
racun dalam jangka waktu panjang (karena kontak yang berulang-ulang walaupun
dalam jumlah yang sedikit) (Pradipta 2007).
Toksisitas adalah kuantitas/dosis senyawa tersebut. Sebagian
besar senyawa yang berada dalam bentuk murninya memiliki sifat racun (toksik).
Sebagai contohnya adalah senyawa oksigen yang berada pada tekanan parsial 2 atm
adalah bersifat toksik. Konsentrasi oksigen yang terlalu tinggi dapat merusak
sel (Pradipta 2007).
Untuk mengetahui nilai LC-50 digunakan uji static. Ada dua
tahapan dalam penelitian (Rossiana 2006), yaitu:
1. Uji
pendahuluan yaitu untuk menentukan batas kritis konsentrasi yaitu konsentrasi
yang dapat menyebabkan kematian terbesar mendekati 50% dan kematian
terkecil mendekati 50%.
2. Uji
lanjutan yaitu setelah diketahui batas
kritis, selanjutnya ditentukan konsentrasi akut berdasarkan seri logaritma konsentrasi
yang dimodifikasi oleh Rochini dkk (1982) diacu dalam Rossiana (2006). Adapun
kriteria toksisitas suatu perairan adalah sebagai berikut:
Tabel 1. Kriteria tingkatan nilai toksisitas akut LC50-48
jam pada lingkungan perairan :
Tingkat
Racun
|
Nilai
(LC50) (ppm)
|
Racun
Tinggi
|
<
1
|
Racun
Sedang
|
>1
dan <100
|
Racun
Rendah
|
>100
|
Sumber: Wagner dkk (1993) dalam Rossiana (2006).
D. Analisis Probit Metode Bosvine-Nash
Analisis Probit Metode Bosvine-Nash
yaitu nilai toksitas (LC 50) dihitung dengan menggunakan metode analisa Probit
Metode Bosvine-Nash (Koestani, 1985).Langkah perhitungan pendugaan nilai LC50
ini dilakukan dengan menghitung :
1. Probit Empirit
2. Probit yang
diharapkan
3. Probit yang
dikerjakan dan
4. Probit sementara.
E. Cara Perhitungan LC 50 dari BSLT
Lethal Concentration 50 atau biasa
disingkat LC 50 adalah suatu perhitungan untuk menentukan keaktifan dari suatu
ekstrak atau senyawa. Makna LC 50 adalah pada konsentrasi berapa ekstrak dapat
mematikan 50 % dari organisme uji, misalnya larva Artemia salina (brine
shrimp).
Penentuan
LC 50 biasanya banyak digunakan dalam uji toksisitas pada farmakologi. Perhitungan
LC 50 yang sederhana belum banyak, Perhitungan LC 50 pada Uji BSLT (Brine
Shrimp Lethality Test) ekstrak Bakteri asal Spons. Berikut
Langkah-langkahnya :
1.
Buatlah table kemudian masukkan nilai
konsentrasi yang dilakukan, Log10 konsentrasi dan Jumlah larva yang
digunakan.
2.
Jika sudah melakukan BSLT, tuliskan jumlah
larva yang mati pada setiap kolom Jumlah larva mati sesuai dengan
konsentrasinya.
3.
Hitung % mortalitasnya dengan cara = ((Jumlah
yang mati / Jumlah total Larva) × 100 %)
4.
Perhatikan jumlah larva yang mati pada
konsentrasi 0 atau kontrol. Jika terdapat yang mati maka hitung mortalitas
terkoreksi, sesuai ulangan.
5.
Setelah % mortalitas terkoreksi didapatkan
untuk setiap ulangan maka rata-ratakan dengan membagi total mortalitas
terkoreksi dengan jumlah ulangan yang dilakukan. Masukkan hasil rata-rata
tersebut ke kolom rata-rata % mortalitas terkoreksi.
6.
Cari nilai probit (probability unit) untuk
mortalitas terkoreksi yang didapatkan dan masukkan ke kolom probit. Mencari
nilai probit tinggal mencocokkan dengan tabel probit di bawah ini, misalnya
mortalitas terkoreksi 5,26 jika dicari nilai probitnya menjadi 5 = 3,36. Dalam
tabel probit tidak ada koma-komaan jadi harus dibulatkan, kalo saya dibulatkan
ke bawah, tapi belum pernah yang mengatakan ketemu apakah harus dibulatkan ke
bawah atau ke atas. (Kalo tahu tolong kasih tahu saya ya, hehe).
7.
Jika nilai probit sudah ada, sekarang saatnya
untuk membuat grafik hubungan antara nilai probit mortalitas (sb.y) dan Log10Konsentrasi
(sb.x). Langsung buat dari Ms. Word/Excel aja, lebih simpel. Bisa kan ? Tinggal
insert kemudian pilih chart dan pilih
model XY scatter yang
pertama. Masukkan nilai probit di sumbu Y dan nilai log konsentrasi di sumbu X.
Hasilnya setelah dirapihkan dan dikasih nama seperti di bawah ini. (kalo
trendline (garis) belum muncul cuma titik-titik birunya aja, cara
memunculkannya klik kanan pada titik birunya (koordinat) dan add trendline. Jangan lupa untuk memunculkan
persamaan centang Display Equation
on Chart.
8.
Jika persamaannya sudah ada, tinggal
dimasukkan nilai keramat untuk LC 50 adalah nilai 5. Kenapa ? karena nilai lima
mewakili 50% nilai probit atau 50% kematian larva. Carilah nilai X dengan
memasukkan nilai 5 ke persamaan yang didapatkan. Kemudian tentukan LC50 dengan
antilog(x) atau 10x. Sebenarnya menentukan LC50 yang mudah dengan
menggunakan perangkat lunak seperti R, SAS, SPSS.
BAB
III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari makalah ini
yaitu :
1. Lethal
Concentration 50 (LC50) adalah konsentrasi yang menyebabkan kematian
sebanyak 50% dari organisme uji ayang dapat diestimasi dengan grafik dan
perhitungan, pada suatu waktu pengamatan tertentu.
2. Uji
toksisitas diklasifikasikan sebagai berikut (Rosianna 2006) :
a.
Klasifikasi menurut waktu.
b.
Klasifikasi menurut metode.
c.
Klasifikasi menurut
maksud dan tujuan penelitian.
3. Untuk
mengetahui nilai LC-50 digunakan uji static. Ada dua tahapan dalam penelitian
(Rossiana 2006), yaitu:
a.
Uji pendahuluan yaitu untuk
menentukan batas kritis konsentrasi yaitu konsentrasi yang dapat menyebabkan
kematian terbesar mendekati 50% dan kematian terkecil mendekati 50%.
b.
Uji lanjutan yaitu setelah diketahui
batas kritis, selanjutnya ditentukan
konsentrasi akut berdasarkan seri
logaritma konsentrasi yang dimodifikasi oleh Rochini dkk (1982) diacu dalam
Rossiana (2006).
4. Langkah
perhitungan Analisis Probit Metode Bosvine pendugaan nilai LC50 ini dilakukan
dengan menghitung :
a. Probit
Empirit
b. Probit
yang diharapkan
c. Probit
yang dikerjakan dan
b. Probit
sementara.
5.
Suatu perhitungan untuk menentukan keaktifan
dari suatu ekstrak atau senyawa. Makna LC 50 adalah pada konsentrasi berapa
ekstrak dapat mematikan 50 % dari organisme uji, misalnya larva Artemia
salina (brine shrimp).
B.
Saran
Diharapkan
agar mahasiswa dapat menambah wawasan mengenai LC50 dan dapat dijadikan
referensi untuk selanjutnya serta mampu memahami tentang uji Lethal
Concentration 50.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim.2012.http://tantri-sugianto.blogspot.com/2012/07/toksikologi.html
(Di akses tanggal 20 April 2016 pukul 13.00 WITA).
Anonim,https://www.academia.edu/8740642/farmakologiPenentuanLC50EkstrakPekatUjiToksisitasBrineShrimpLethalityTest
(Di akses tanggal 20 April 2016 pukul 13.00 WITA).
Anonim.2013.http://imehyuu.blogspot.co.id/2013/06/laporan-bst.html (Di akses tanggal 20 April 2016
pukul 13.00 WITA).
Anonim.2010.http://elfahrybima.blogspot.co.id/2010/10/uji-toksisitas-ekstrak-polar-semipolar.html
(Di akses tanggal 20 April 2016 pukul 13.00 WITA).
Anonim.2013.http://www.mfadhillah.com/2013/03/22/perhitungan-lc-50-dari-bslt/
(Di akses tanggal 20 April 2016 pukul 13.00 WITA).
Anonim.2010.http://yuniethafafa.blogspot.co.id/2012/04/uji-bslt.html
(Di akses tanggal 20 April 2016 pukul 13.00 WITA).