Mata Kuliah :
Penyakit Berbasis Lingkungan(PBL)
Dosen : Djoko purwoko, SKM.,M.kes
Makalah
“PATOGENESIS PENYAKIT
BERBASIS LINGKUNGAN “
NURUL FAHMI
PO.71.4.221.13.2.038
KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN MAKASSAR
KESEHATAN LINGKUNGAN
PRODI D.IV
2014
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim.
Puji syukur atas kehadirat Allah swt. Yang telah melimpahkan Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga Makalah penyakit berbasisis lingkungan dengan judul “patogenesis penyakit berbasis lingkungan” ini dapat selesai dengan tepat waktu. Terwujudnya makalah ini, tidak terlepas dari bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu saya selaku penulis mengucapkan terima kasih kepada:
Puji syukur atas kehadirat Allah swt. Yang telah melimpahkan Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga Makalah penyakit berbasisis lingkungan dengan judul “patogenesis penyakit berbasis lingkungan” ini dapat selesai dengan tepat waktu. Terwujudnya makalah ini, tidak terlepas dari bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu saya selaku penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Djoko
purwoko, SKM.,M.Kes selaku dosen pengampu pada mata kuliah ilmu budaya sehat
yang telah memberikan ilmu dan
sumbangsinya dalam menyusun makalah ini.
2. Bapak
dan Ibu tercinta yang telah memberikan motivasi dan dukungan baik moral maupun
spiritual.
3. Teman-teman
yang tercinta yang telah sabar untuk meluangkan waktunya untuk berdiskusi dalam
menyusun makalah ini.
4. Dan
semua pihak yang telah membantu dalam
menyusun makalah ini.
Dalam makalah ini terdapat beberapa
pembahasan materi mengenai “patogenesis penyakit berbasis lingkungan”. Namun
dalam penyusunannya masih terdapat banyak kekurangan oleh karena itu kritik dan
saran yang membangun diharapkan penulis dari semua pihak, agar kedepannya lebih
baik lagi dalam menyusun makalah.
Akhir kata semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi semua pihak, baik itu
penulis terlebih kepada pembacanya.
Wasallam.
Makassar, november
2014
penulis
DAFTAR
ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................... i
DAFTAR ISI...................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.......................................................................................... 1
B. Tujuan........................................................................................................ 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. pengertian patogenesis............................................................................... 3
B. proses patogenesis
menimbulkan penyakit................................................ 4
C. paradigma patogenesis
kesehatan lingkungan........................................... 7
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan.............................................................................................. 11
B. Saran........................................................................................................ 11
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bakteri
merupakan salah satu makhluk hidup yang jumlahnya banyak disekitar kita.
Bakteri pun berada di mana-mana. Di tempat yang paling dekat dengan kita pun
juga terdapat bakteri contohnya saja tas, buku, pakaian, dan banyak hal
lainnya. Maka dari itu bakteri merupakan penyebab penyakit yang cukup sering
terjadi. Karena banyaknya manusia yang mengabaikan penyakit tersebut karena
terkadang gejala awal yang diberikan ada gelaja awal yang biasa saja. Maka dari
itu alangkah baiknya jika kita masyarakat dapat mengetahui bagaimana cara
bakteri itu menginfeksi dan gejala-gejala apa yang akan dberikannya.
Banyaknya
manusia yang mulai tidak begitu peduli dengan gejala awal terjangkitnya bakteri
salah satunya adalah pada saluran pencernaan. Saluran pencernaan adalah saluran
yang sangat berperan dalam tubuh. Jika saluran pencernaan terganggu akan cukup
mengganggu aktivitas tubuh saat itu. Tapi banyak masyarakat yang tidak peduli
dengan penyakit yang ditimbulkan. Misalnya saja penyakit yang dapat ditimbulkan
oleh bakteri ada diare, gejala awalnya ada kondisi perut yang tidak enak gejala
awalnya cukup biasa tetapi jika terlalu didiamkan akan membuat kondisi itu
menjadi akut dan fatal. Maka dari itu, bakteri merupakan penyebab penyakit yang
cukup banyak pada saat ini.
Pada
dasarnya dari seluruh mikroorganisme yang ada di alam, hanya sebagian kecil
saja yang merupakan patogen. Patogen adalah organism atau mikroorganisme yang
menyebabkan penyakit pada organism lain. Kemampuan pathogen untuk menyebabkan
penyakit disebut dengan patogenisitas. Dan patogenesis disini adalah mekanisme
infeksi dan mekanisme perkembangan penyakit. Infeksi adalah invasi inang oleh
mikroba yang memperbanyak dan berasosiasi dengan jaringan inang. Infeksi
berbeda dengan penyakit. Sebagaimana kita ketahui sebelumnya mikroorganisme
adalah organisme hidup yang berukuran mikroskopis sehingga tidak dapat dilihat
dengan mata telanjang. Mikroorganisme dapat ditemukan disemua tempat yang
memungkinkan terjadinya kehidupan, disegala lingkungan hidup manusia. Mereka
ada di dalam tanah, di lingkungan akuatik, dan atmosfer ( udara ) serta
makanan, dan karena beberapa hal mikroorganisme tersebut dapat masuk secara
alami ke dalam tubuh manusia, tinggal menetap dalam tubuh manusia atau hanya
bertempat tinggal sementara. Mikroorganisme ini dapat menguntungkan inangnya
tetapi dalam kondisi tertentu dapat juga menimbulkan penyakit.
B. Tujuan
a. Tujuan umum
Untuk
mengetahui bagaimana patogenesis penyakit berbasis lingkungan.
b. Tujuan khusus
1. Untuk mengetahui pengertian patogenesis
2. Untuk mengetahui proses patogen dalam menimbulkan
penyakit
3. Untuk mengetahui paradigma patogenesis kesehatan
lingkungan
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian patogenesis
Patogen
adalah materi atau organisme yang dapat menyebabkan penyakit pada inang
misalnya bakteri. Bakteri dapat merusak sistem pertahanan inang dimulai dari
permukaan kulit, saluran pencernaan, saluran respirasi, saluran urogenitalia.
Sedangkan Patogenesis sendiri adalah mekanisme infeksi dan mekanisme
perkembangan penyakit. Infeksi merupakan invasi inang oleh mikroba yang
memperbanyak dan berasosiasi dengan jaringan inang. Infeksi berbeda dengan
penyakit.
Kapasitas
bakteri menyebabkan penyakit tergantung pada patogenitasnya. Dengan kriteria
ini, bakteri dikelompokan menjadi 3, yaitu agen penyebab penyakit, patogen
oportunistik, nonpatogen. Agen penyebab penyakit adalah bakteri patogen yang
menyebabkan suatu penyakit (Salmonella spp.).
Patogen oportunistik adalah bakteri yang berkemampuan sebagai patogen ketika
mekanisme pertahanan inang diperlemah (contoh E. coli menginfeksi saluran urin
ketika sistem pertahanan inang dikompromikan (diperlemah). Nonpatogen adalah
bakteri yang tidak pernah menjadi patogen. Namun bakteri nonpatogen dapat
menjadi patogen karena kemampuan adaptasi terhadap efek mematikan terapi modern
seperti kemoterapi, imunoterapi, dan mekanisme resistensi. Bakteri tanah
Serratia marcescens yang semula nonpatogen, berubah menjadi patogen yang
menyebabkan pneumonia, infeksi saluran urin, dan bakteremia pada inang
terkompromi.
Virulensi
adalah ukuran patogenitas organisme. Tingkat virulensi berbanding lurus dengan
kemampuan organisme menyebabkan penyakit. Tingkat virulensi dipengaruhi oleh
jumlah bakteri, jalur masuk ke tubuh inang, mekanisme pertahanan inang, dan
faktor virulensi bakteri. Secara eksperimental virulensi diukur dengan
menentukan jumlah bakteri yang menyebabkan kematian, sakit, atau lesi dalam
waktu yang ditentukan setelah introduksi.
Mikroba
patogen diketahui memasuki inang melalui organ-organ tubuh antara lain :
- Saluran
pernapasan, melalui hidung dan mulut yang dapat menyebabkan penyakit
saluran pernapasan seperti salesma, pneumonia, tuberculosis.
- Saluran pencernaan melalui mulut yang dapat menyebabkan penyakit
tifus, para tifus,
disesntri, dll.
- Kulit
dan selaput lendir. Adanya luka mesekipun kecil dapat memungkinkan
mikroba seperti staphylicoccus yang menyebabkan bisul.
- Saluran
urogenital
- Darah
B. Proses Patogenesis Bakteri
patogen dalam Menimbulkan Penyakit
Jalan
masuk mikroorganisme ke tubuh inang,mikroorganisme patogen dapat
memasuki tubuh inang melalui berbagai macam jalan, misalnya melalui membran
mukosa, kulit ataupun rute parental. Banyak bakteri dan virus memiliki akses
memasuki tubuh inang melalui membran mukosa saluran pernapasan,
gastrointestinal, saluran genitourinari, konjungtiva, serta membran penting
yang menutupi bola mata dan kelopak mata.
1. Saluran pernapasan
Saluran pernapasan merupakan jalan termudah
bagi mikroorganisme infeksius. Mikroorganisme terhirup melalui hidung atau
mulut dalam bentuk partikel debu. Penyakit yang muncul umumnya adalah
pneumonia, campak, tuberculosis, dan cacar air.
2. Saluran pencernaan
Mikroorganisme dapat memasuki
saluran pencernaan melalui bahan makanan atau minuman dan melalui jari – jari
tangan yang terkontaminasi mikroorganisme pathogen. Mayoritas mikroorganisme
tersebut akan dihancurkan oleh asam klorida( HCL ) dan enzim – enzim di
lambung, atau oleh empedu dan enzim di usus halus. Mikroorganisme yang bertahan
dapat menimbulkan penyakit. Misalnya, demam tifoid, disentri amoeba, hepatitis
A, dan kolera. Patogen ini selanjutnya dikeluarkan malalui feses dan dapat
ditransmisikan ke inang lainnya melalui air, makanan, atau jari – jari tangan
yang terkontaminasi.
3. Kulit
Kulit sangat penting sebagai
pertahanan terhadap penyakit. Kulit yang tidak mengalami perlukaan tidak dapat
dipenetrasi oleh mayoritas mikroorganisme. Beberapa mikroorganisme memasuki
tubuh melalui daerah terbuka pada kulit, folikel rambut, maupun kantung
kelenjar keringat. Mikroorganisme lain memasuki tubuh inang pada saat berada di
jaringan bawah kulit atau melalui penetrasi atau perlukaan membran mukosa. Rute
ini disebut rute parenteral. Suntikan, gigitan, potongan, luka, atau pembedahan
dapat membuka rute infeksi parenteral.
4. Rongga mulut
Pada permukaan rongga mulut
terdapat banyak koloni mikroorganisme. Salah satu penyakit yang umum pada
rongga mulut akibat kolonisasi mikroorganisme adalah karies gigi. Karies gigi
diawali akibat pertumbuhan Streptococcus mutans dan spesies Streptococcus
lainnya pada permukaan gigi. Hasil fermentasi metabolisme, menghidrolisis
sukrosa menjadi komponen monosakarida, fruktosa, dan glukosa. Enzim
glukosiltransferasi selanjutnya merakit glukosa menjadi dekstran. Residu
fruktosa adalah gula utama yang difermentasi menjadi asam laktat. Akumulasi
bakteri dan dekstran menempel pada permukaan gigi dan membentuk plak gigi.
Populasi bakteri plak didominasi oleh Streptococcus dan anggota Actinomyces.
Karena plak sangat tidak permeable terhadap saliva, maka asam laktat yang
diproduksi oleh bakteri tidak dilarutkan atau dinetralisasi dan secara perlahan
akan melunakkan enamel gigi tepat plak tersebut melekat.
Faktor yang
mendasari Mekanisme Patogenisitas Bakteri adalah sebagai berikut :
- Invasiveness
adalah kemampuan untuk menyerang jaringan. Ini meliputi mekanisme untuk
kolonisasi (kepatuhan dan multiplikasi awal), produksi zat ekstraselular
yang memfasilitasi invasi (invasins) dan kemampuan untuk memotong atau
mengatasi mekanisme pertahanan inang.
- Toxigenesis
adalah kemampuan bakteri untuk menghasilkan racun. Bakteri dapat
menghasilkan dua jenis racun disebut exotoxins dan endotoksin.
- Exotoxins
adalah racun yang dilepaskan dari sel bakteri dan dapat bertindak di
bagian jaringan yang menghapus situs pertumbuhan bakteri.
- Endotoksin
dapat dilepaskan dari pertumbuhan sel-sel bakteri hasil dari pertahanan
inang efektif (misalnya lisozim) atau kegiatan antibiotik tertentu.
C. Paradigma patogenesis kesehatan
lingkungan
Dalam upaya
pengendalian penyakit berbasis lingkungan, maka perlu diketahui perjalanan
penyakit atau patogenesis penyakit tersebut, sehingga kita dapat melakukan
intervensi secara cepat dan tepat.
Patogenesis penyakit dapat digambarkan seperti dibawah
ini:
Dengan melihat
skema diatas, maka patogenesis penyakit dapat diuraikan menjadi 4 (empat)
simpul, yakni :
1.
Simpul 1 :
Sumber Penyakit
Sumber penyakit
adalah sesuatu yang secara konstan mengeluarkan agent penyakit. Agent penyakit
merupakan komponen lingkungan yang dapat menimbulkan gangguan penyakit baik
melalui kontak secara langsung maupun melalui perantara.
Beberapa contoh
agent penyakit:
Agent Biologis:
Bakteri, Virus, Jamur, Protozoa, Amoeba, dll
Agent Kimia : Logam berat (Pb, Hg), air pollutants (Irritant: O3, N2O, SO2, Asphyxiant: CH4,
CO), Debu dan seratt (Asbestos, silicon), Pestisida, dll
Agent Fisika :
Radiasi, Suhu, Kebisingan, Pencahayaan, dll.
Manajemen Simpul 1 (Pengendalian pada
sumber penyakit)
Pengendalian
penyakit atau manajemen penyakit secara terpadu berbasis wilayah, dimulai dari
pengendalian sumber penyakit. Pengendalian pada sumber penyakit merupakan upaya
preventif promotif. Sumber penyakit menular dan penyakit tidak menular pada
dasarnya dapat dibedakan.
Sumber
penyakit menular yaitu penderita penyakit itu sendiri. Dengan melakukan
pencarian kasus secara aktif dan menetapkan kasus (melakukan diagnosis secara
cepat dan tepat terhadap kasus) serta pengobatan hingga sembuh, maka sumber
penularan dapat dieliminasi bahkan dihilangkan. Manajemen kasus penyakit
menular merupakan upaya promotif sekaligus preventif, karena mencegah agar
tidak timbul penularan lebih lanjut dalam masyarakat. Untuk itu diperlukan
petugas lapangan untuk membantu mencari dan mengobati kasus dengan baik secara
proaktif, misalnya juru malaria desa dan juru kusta.
Sumber
penyakit tidak menular yaitu sumber agent penyakit berupa bahan toksik, fisik
seperti radiasi atau kebisingan. Misalnya, knalpot kendaraan bermotor secara
terus-menerus mengeluarkan gas-gas toksik seperti Karbonmonoksida, SO2, NOx.
Contoh lain yaitu cerobong asap, titik buangan limbah industry, titik buangan
limbah rumah tangga, asap rokok dan lain-lain. Untuk menghilangkan potensi
bahaya dari sumber tersebut maka beberapa teknik dapat ditempuh, misalnya
dengan mengganti bahan bakar bensin menjadi bahan bakar gas. Memperbaiki proses
mesin menjadi lebih efisien dan efektif, atau diberi alat penyaring bahan
pencemar.
2.
Simpul
2 : Komponen Lingkungan Sebagai Media Transmisi
Komponen
lingkungan berperan dalam patogenesis penyakit, karna dapat memindahkan agent
penyakit. Komponen lingkungan yang lazim dikena sebagai media transmisi adalah:
- Udara
- Air
- Makanan
- Binatang
- Manusia
/ secara langsung
Manajemen
Simpul 2 (Pengendalian pada media penularan/ wahana transmisi)
Manajemen
Simpul 2 dilakukan jika manajemen Simpul 1 mengalami kegagalan. Manajemen
simpul 2 dilakukan dengan mengendalikan agent penyakit melalui media transmisi,
misalnya saja:
a.
Pengendalian
vektor
Pengendalian
vektor merupakan salah satu cara mengendalikan penyakit yang ditularkan vektor
penyakit, seperti nyamuk penular malaria, penular demam berdarah dan
sebagainya.
b.
Penyehatan
makanan
Penyehatan
pangan merupakan upaya untuk melakukan pencegahan penularan penyakit melalui
pangan, misalnya sanitasi makanan, proses pengolahan yang memenuhi standar
kesehatan, penggunaan bahan-bahan yang tidak berpotensi bahaya penyakit
(misalnya daging yang mengandung Bacillus anthracis).
c.
Penyehatan
air
Penyehatan
air identik dengan penyediaan air bersih bagi seluruh penduduk. Misalnya, air
yang tercemar bakteri harus dimasak.
d.
Pembersihan
udara dalam ruang
Penyehatan
udara dapat dilakukan denganc ara penyediaan air filter di ruangan yang penuh
dengan asap rokok. Untuk membersihkan polusi udara di perkotaan dengan cara
menanam pephonan, memperbanyak air mancur, telaga dan lain sebagainya.
e.
Pada
manusia pembawa penyakit (misalnya pengobatan, atau containment penderita)
Sedangkan
penularan penyakit melalui manusia selain pengobatan pada manusia itu sendiri,
juga diminta menggunakan alat pelindung diri, seperti masker pada penderita
penyakit TBC agar tidak menularkan pada orang lain.
3.
Simpul 3 :
Penduduk
Komponen
penduduk yang berperan dalam patogenesis penyakit antara lain:
- Perilaku
- Status
gizi
- Pengetahuan
- dll
Manajemen
Simpul 3 (Pengendalian proses pajanan/ kontak pada masyarakat)
Emisi
sumber agent penyakit yang telah berada pada media transmisi (lingkungan)
kemudian berinteraksi dengan penduduk atau masyarakat setempat. Intensitas
hubungan interaktif antara media transmisi (lingkungan) dengan masyarakat
tergantung pola perilaku individu atau kelompoknya, misalnya perilaku
menghindar, perilaku sselalu mengkonsumsi air yang telah dimasak, hobi,
pekerjaan, dan sebagainya.
4.
Simpul
4 : (pengobatan penderita sakit/menejemen kasus)
Pengobatan
terhadap penderita kasus tersebut dikenal sebagai manajemen kasus atau
penderita penyakit. Agent penyakit yanng masuk ke tubuh seseorang akan
menngalami proses yang amat kompleks di dalam tubuh manusia tersebut. Tentu
saja tubuh manusia dengan sistem pertahanannya tidak serta-merta menyerah
begitu saja. Hal ini dikenal sebagai sistem pertahanan seluler maupun humoral.
Untuk kasus penyakit lingkungan yang menular, mikroba yang masuk ke dalam tubuh
manusia melalui berbagai media transmisi tentu akan dicoba di-contain, ditahan
dan dibunuh oleh sel-sel pertahanan tubuh manusia.
Sakit
merupakan keadaan patologis pada individu maupun sekelompok orang berupa
kelainan fungsi maupun morfologi. Untuk memastikan kondisi seseorang dinyatakan
sakit, bis melalui pemeriksaan secara sederhana hingga pemeriksaan dengan alat
teknologi tinggi. Kondisi gangguan penyakit merupakan kegagalan pengendalian
faktor risiko pada simpul 1, 2, dan 3. Saat itulah diperlukan manajemen kasus
penderita dengan baik dan tuntas, terutama untuk kasus penyakit menular. Kasus
penyakit menular memerlukan pengobatan yang baik untuk mencegah timbulnya
penularan. Sedangkan untuk penyakit yang tidak menular, upaya yang dilakukan
adalah dengan menggunakan dukungan teknik diagnostik dan penentuan faktor
risiko agar orang lain tidak menderita penyakit serupa.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Patogenenesis adalah materi atau organisme yang dapat
menyebabkan penyakit pada inang misalnya bakteri.
2. Proses Patogenesis Bakteri
patogen dalam Menimbulkan Penyakit yaitu Bakteri
dapat merusak sistem pertahanan inang dimulai dari permukaan kulit, saluran
pencernaan, saluran respirasi, saluran urogenitalia. Mikroorganisme
patogen dapat memasuki tubuh inang melalui berbagai macam jalan, misalnya
melalui membran mukosa, kulit ataupun rute parental. Banyak bakteri dan virus
memiliki akses memasuki tubuh inang melalui membran mukosa saluran pernapasan,
gastrointestinal, saluran genitourinari, konjungtiva, serta membran penting
yang menutupi bola mata dan kelopak mata.
3. paradigma patogenesis kesehatan lingkungan terdiri
dari 4 simpul yaitu sumber penyakit,komponen lingkungan,penduduk dan sehat atau
mati.
B. Saran
Bakteri makhluk kecil yang jarang kita
sadari keberadaanya. Maka jika terjangkit salah satu penyakit dari bakteri kita
jangan meremehkan gejala awal yang dialami karena umumnya gejala awalnya sangat
biasa. Karena jika diremehkan bisa saja menjadi akut. Harus mengikuti
tahap-tahap pencegahan yaitu dengan menjaga kebersihan diri.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim.
2009. Jenis dan patogenesis Mikroorganisme penyebab diare.
http://www.scribd.com. (diakses tangga18
desember 2014, Pkl. 11.30)
Pelczar Jr, Michael J. 1988. Dasar-dasar mikrobiologi
jilid 2 terjemahan. Jakarta : Universitas Indonesia.